jfid – Berdasarkan hasil survei elektabilitas yang dirilis oleh Lembaga Survei Indonesia Denny JA (LSI Denny JA), panorama politik menjelang Pemilu 2024 semakin terang benderang.
Hasil survei yang dilakukan dari 6 hingga 13 November 2023 melibatkan 1.200 responden dengan margin of error 2,9% dan tingkat kepercayaan 95% memberikan gambaran tentang posisi para capres dan cawapres.
Pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mengemuka sebagai pemimpin elektabilitas, khususnya di kalangan generasi milenial dengan perolehan 41,6%.
Hal ini menjadi sorotan karena menunjukkan tren kenaikan dari bulan sebelumnya yang hanya mencapai 36,9%. Faktor ini penting mengingat generasi milenial diprediksi akan menjadi mayoritas pemilih pada Pemilu mendatang.
Namun, dinamika politik tidak menutup kemungkinan perubahan. Meskipun pasangan Ganjar-Mahfud telah ditetapkan sebagai peserta Pilpres oleh KPU, elektabilitas mereka justru merosot dari 35,3% menjadi 28,6%.
Pergeseran pemilih pro-Jokowi ke pasangan Prabowo-Gibran menjadi salah satu faktor utama penurunan ini, yang menunjukkan bahwa pemilih memiliki kecenderungan mobilitas politik yang dinamis.
Kritik terhadap pencalonan Gibran Rakabuming yang dilakukan oleh koalisi pendukung Ganjar-Mahfud disebut sebagai faktor lain yang turut menurunkan elektabilitas pasangan tersebut.
Ini menyoroti bahwa dalam dinamika politik Indonesia, keputusan-keputusan internal partai atau koalisi dapat memberikan dampak signifikan terhadap persepsi dan dukungan publik terhadap seorang calon.
Menariknya, pasangan Anies-Muhaimin, meskipun berada di posisi terakhir dalam survei tersebut, secara konsisten mengalami kenaikan elektabilitas.
“Anies-Cak Imin kita lihat sekarang trennya mengalami kenaikan dari 15 persen pada September 2023, kemudian Oktober naik 17,2 persen, lalu naik lagi November 20,3 persen,” kata Adjie, Selaku Peneliti LSI Denny JA.
Meski masih menempati urutan ketiga dalam setiap survei elektabilitas yang dilakukan sepanjang tahun ini, konsistensi dalam kenaikan elektabilitas menunjukkan bahwa ada potensi pertumbuhan dukungan bagi pasangan ini.
Namun, hasil survei adalah gambaran pada periode tertentu, dan dinamika politik dapat berubah sewaktu-waktu.
Survei ini juga memberikan indikasi penting bagi para pemangku kepentingan politik untuk memahami pergerakan opini publik serta mengevaluasi strategi kampanye dan pencitraan calon.
Kesimpulannya, survei elektabilitas Pemilu 2024 menegaskan posisi dominan pasangan Prabowo-Gibran, sementara menunjukkan penurunan bagi pasangan Ganjar-Mahfud.
Dinamika politik yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal partai serta pergeseran pemilih menandai pentingnya adaptabilitas dan responsivitas pasangan calon dalam menghadapi tuntutan perubahan dan dinamika politik yang terus berubah.