Swiftie Politik: Taylor Swift dan Peran Aktifnya dalam Pemilu AS 2024

ZAJ
By ZAJ
6 Min Read
Swiftie Politik: Taylor Swift dan Peran Aktifnya dalam Pemilu AS 2024
Swiftie Politik: Taylor Swift dan Peran Aktifnya dalam Pemilu AS 2024

jfid – Taylor Swift, penyanyi pop yang terkenal dengan lagu-lagu tentang cinta, patah hati, dan persahabatan, ternyata juga memiliki peran politik yang cukup signifikan dalam kancah politik Amerika Serikat (AS).

Swift, yang memiliki lebih dari 200 juta pengikut di media sosial, telah menggunakan pengaruh dan popularitasnya untuk mendukung kandidat dan isu-isu yang ia yakini, terutama dalam pemilihan presiden AS tahun 2020 dan 2024.

Tuduhan Trump: Swift Agen Pentagon

Salah satu kontroversi yang melibatkan Swift dalam arena politik AS adalah tuduhan yang dilontarkan oleh mantan presiden AS, Donald Trump, yang berusaha untuk membatalkan hasil pemilihan demokratis rakyat AS pada 2020.

Trump, yang kalah dari Joe Biden dalam pemilu tersebut, pada Minggu (11/2/2024) menuduh Swift sebagai sosok yang tidak setia jika mendukung Biden sebagai presiden.

Trump khawatir bahwa Swift adalah agen Pentagon yang memiliki hubungan dekat dengan gelandang bertahan Kansas City Chiefs, Travis Kelce.

Kemenangan timnya di Super Bowl, menurut kerangka berpikir konspirasi Trump, dirancang untuk memberikan Swift platform untuk mempengaruhi pemilihan Biden.

Trump juga mengatakan bahwa Swift dan artis-artis lainnya diuntungkan oleh Undang-Undang Modernisasi Musik, yang membantu para artis untuk mendapatkan royalti dan biaya lisensi dengan lebih mudah melalui layanan streaming musik, yang disahkan pada masa kepresidenannya. Trump mengatakan bahwa Biden tidak melakukan apa pun untuk Taylor.

Dukungan Swift: Biden dan Demokrat

Tuduhan Trump tersebut tentu saja tidak berdasar dan tidak memiliki bukti. Swift sendiri telah menunjukkan dukungannya terhadap Biden dan Partai Demokrat dalam pemilihan presiden 2020, meskipun ia belum mendukung siapa pun secara terbuka dalam kampanye terbaru.

Swift juga telah menyuarakan pendapatnya tentang isu-isu seperti hak asasi manusia, kesetaraan gender, reformasi peradilan pidana, dan perubahan iklim.

Swift pertama kali menyatakan sikap politiknya pada 2018, ketika ia mendukung dua kandidat Partai Demokrat di Tennessee, negara bagian asalnya.

Hal ini terjadi setelah Swift menghadapi kritik karena dianggap tidak cukup lantang dalam menentang kepemimpinan Trump pada Pilpres AS 2016.

Pada 2020, Swift membagikan pesan video yang menunjukkan dukungannya terhadap Biden dan Kamala Harris, wakil presiden AS saat ini, pada malam pemilihan presiden.

Swift juga mendorong para penggemarnya untuk memberikan suara melalui unggahan di Instagram, yang dilaporkan menghasilkan lebih dari 35.000 pendaftaran pemilih.

Reaksi Politisi: Swiftie dan Anti-Swiftie

Peran politik Swift dalam pemilu AS tidak luput dari perhatian para politisi lain, baik yang mendukung maupun yang menentangnya.

Beberapa politisi Partai Demokrat telah berebut menyamakan diri dengan Swift, dengan mengaku sebagai penggemar atau Swiftie, dan menyebutkan lagu-lagu favorit mereka dari Swift.

Salah satunya adalah Chuck Schumer, pemimpin mayoritas Senat, yang menyatakan di media sosial bahwa dia adalah seorang Swiftie dan lagu favoritnya adalah “White Horse” dari album Fearless, album Swift di 2008.

Schumer juga mengirimkan kue berbentuk hati dengan tulisan “You Belong With Us” kepada Swift, sebagai ucapan terima kasih atas dukungannya.

Sementara itu, beberapa anggota Partai Republik telah memperingatkan para politisi akan bahaya mengejar dukungan Swift, yang sangat populer dan berpengaruh.

Mereka menganggap Swift sebagai ancaman bagi agenda politik mereka, terutama dalam hal hak-hak perempuan, LGBTQ+, dan minoritas.

Salah satu contohnya adalah Marsha Blackburn, senator Partai Republik dari Tennessee, yang menjadi sasaran kritik Swift dalam lagunya yang berjudul “Only The Young”.

Swift mengecam Blackburn sebagai “someone who will smile and say I’m on your side” tapi “in the dead of night, she’s got her hands up in the air saying it’s time to fight”.

Swift juga pernah menyebut Blackburn sebagai “Trump in a wig” dalam dokumenternya yang berjudul Miss Americana, yang menyoroti perjalanan karier dan politik Swift.

Blackburn, yang menang atas kandidat yang didukung Swift pada 2018, mengatakan bahwa ia menghormati Swift sebagai artis, tapi tidak setuju dengan pandangannya tentang isu-isu tertentu.

Kesimpulan: Swift, Politik, dan Pengaruh

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Taylor Swift adalah salah satu artis yang memiliki peran politik yang cukup signifikan dalam kancah politik AS.

Swift telah menggunakan pengaruh dan popularitasnya untuk mendukung kandidat dan isu-isu yang ia yakini, terutama dalam pemilihan presiden AS tahun 2020 dan 2024.

Swift juga telah menjadi sumber kontroversi dan perhatian dari para politisi lain, baik yang mendukung maupun yang menentangnya. Swift telah menunjukkan bahwa ia tidak takut untuk menyuarakan pendapatnya dan berkontribusi dalam proses demokrasi di AS.

Swift, yang dikenal sebagai penyanyi yang cerdas, jenaka, dan lugas, juga telah menunjukkan bahwa ia mampu menggabungkan unsur-unsur politik dalam karya-karyanya, baik dalam bentuk lagu, video, atau dokumenter.

Swift telah membuktikan bahwa ia bukan hanya seorang bintang pop, tapi juga seorang tokoh politik yang berpengaruh.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article