Sampah Plastik di Laut: Kelomang Terpaksa Beralih ke Cangkang Plastik

ZAJ
By ZAJ
3 Min Read
Sampah Plastik di Laut: Kelomang Terpaksa Beralih ke Cangkang Plastik
Sampah Plastik di Laut: Kelomang Terpaksa Beralih ke Cangkang Plastik

jfid – Anda mungkin pernah melihat kelomang, hewan kecil yang suka bersembunyi di dalam cangkang siput.

Tapi tahukah Anda bahwa kelomang kini mulai beralih ke sampah plastik sebagai cangkang pengganti? Ya, ini bukan lelucon, tapi hasil dari sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Science of the Total Environment.

Studi ini, yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Universitas Warsawa di Polandia, didasarkan pada analisis foto-foto yang diambil oleh penggemar satwa liar dan dipublikasikan secara daring.

Dari hampir 29.000 foto kelomang yang dianalisis, mereka menemukan 386 individu dari 10 dari 16 spesies kelomang darat yang menggunakan cangkang buatan, terutama tutup botol plastik.

Fenomena ini menunjukkan bahwa kelomang dan kepiting pertapa di seluruh dunia mulai beralih menggunakan sampah plastik sebagai alternatif cangkang karena kekurangan cangkang alami. Hal ini tentu saja sangat mengkhawatirkan, karena menyoroti dampak polusi plastik terhadap kehidupan laut.

Sampah plastik, yang merupakan produk turunan bahan bakar fosil, telah mencemari setiap bagian lautan, dari permukaan hingga dasar, dari kutub hingga pulau-pulau terpencil.

Sampah plastik tidak hanya mengganggu pemandangan, tapi juga membahayakan kesehatan dan keselamatan hewan laut, termasuk yang biasa dikonsumsi manusia.

Banyak hewan laut yang mati karena tersangkut atau menelan sampah plastik, yang dapat menyebabkan penyumbatan, komplikasi, hingga keracunan.

Bahkan, menurut sebuah laporan dari WWF, 88% spesies laut telah terpengaruh oleh kontaminasi plastik yang parah di lautan.

Sampah plastik juga dapat merusak ekosistem laut, seperti terumbu karang, mangrove, dan padang lamun, yang merupakan habitat dan sumber makanan bagi banyak spesies.

Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasi masalah ini? Tentu saja, kita harus mengurangi penggunaan plastik, terutama plastik sekali pakai, yang merupakan penyumbang terbesar sampah plastik di lautan.

Ada beberapa cara mudah yang bisa kita lakukan, seperti membawa botol minum isi ulang, tas belanja sendiri, tempat makan sendiri, dan menghindari penggunaan sedotan plastik dan alat makan sekali pakai.

Selain itu, kita juga harus mendukung upaya daur ulang dan pengelolaan sampah plastik yang baik, baik di darat maupun di laut. Kita bisa berpartisipasi dalam kegiatan bersih-bersih pantai, sungai, dan laut, atau mendonasikan dana untuk organisasi lingkungan yang peduli dengan isu ini.

Kita juga harus mendesak pemerintah dan perusahaan untuk membuat kebijakan dan regulasi yang lebih ketat untuk mengurangi produksi dan konsumsi plastik.

Dengan cara-cara ini, kita bisa berkontribusi untuk menyelamatkan bumi dan kehidupan laut dari ancaman sampah plastik. Ingat, kelomang bukanlah satu-satunya korban dari polusi plastik, tapi juga kita dan generasi mendatang.

Jadi, mari kita bertindak sekarang, sebelum terlambat. Seperti kata pepatah, lebih baik mencegah daripada mengobati. Atau dalam hal ini, lebih baik mengurangi daripada menyesal.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article