Sakral ! Upacara Rangkaian Penjamasan Berlangsung di Taman Sare Pendopo Sumenep

Rasyiqi
By Rasyiqi
3 Min Read
Ritual Jamasan Pengambilan air di Taman Sare Sumenep (foto: redaksi)
Ritual Jamasan Pengambilan air di Taman Sare Sumenep (foto: redaksi)

Sumenep – Upacara rangkaian proses  Penjamasan pusaka Keraton Sumenep, berlangsung di Taman Sare Sumenep. Proses rangkaian Penjamasan tersebut melakukan ritual pengambilan air dari tujuh sumber mata air, yang salah satunya diambil dari sumber mata air Taman Sare. Senin (2/9/2019).

Upacara rangkaian proses Penjamasan pusaka Keraton Sumenep, yang berlangsung di Taman Sare Sumenep. Adalah rangkaian Visit Sumenep 2019. Rangkaian Penjamasan akan berlangsung selama tujuh hari, berpuncak pada tujuh Syuro.

Rangkaian Prosesi Penjamasan kali ini, mengambil air di tujuh penjuru mata air. Yang salah satunya diambil dari sumber air Taman Sare (Taman pemandian para keluarga raja Sumenep).

Dari hari Penjamasan pada tujuh Syuro nanti, sejak zaman leluhur dahulu, ritual dimulai selama 7 hari. Para Empu melakukan prosesi pengambilan Air, di tujuh sumber air yang diambil, diantaranya:

1. Air Taman Sare, 2. Sumber air di desa Lembung, 3. Sumber air di desa Tanah Merah, 4. Sumber air di desa Langsar, 5. Sumber air di desa Talang, 6. Sumber air di desa Sera, dan ke-7. Sumber air di Desa Aeng Tongtong.

Ritual adat proses pengambilan air ditujuh sumber air atau di tujuh tempat sumber mata air. Empu Sanamo, seorang Empu keturunan ke tujuh dari Empu Kacang. Menjelaskan, pada jurnalfaktual.id tentang filosofi pengambilan air ditujuh sumber mata air.

“Kenapa 7 air? Kenapa 7 hari? Air yang dipakai untuk Penjamasan keris Keraton Sumenep tersebut. Diambil dari tujuh sumber mata air. Itu angka tujuh bermakna filosofis, jika bumi dan langit berlapis tujuh dan jumlah hari ada tujuh,” terang Empu Sanamo.

Dilain hal, Empu Hasyim, salah satu Empu tertua di Desa Aeng Tong-Tong yang melakukan ritual pengambilan air di Taman Sare. Ditanya soal bacaan ritual saat mengambil air. Empu Hasyim menjelaskan:

“Ritual pengambilan air yang kami ambil, dengan melakukan bacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Diantaranya bacaan Tahlil. Ini sudah warisan dari leluhur kami,” jelasnya.

Para Empu keturunan Empu kacang tersebut, hingga saat ini masih produktif menciptakan pusaka. Pusaka yang dibuatnya dikenal dengan era Kamardikan atau pusaka Kamardikan.

Mengenai prosesi Jamasan keris. Empu Sanamo menjelaskan, jika keris yang nanti akan di Jamas, ada 8 pusaka keris.

“Ada 8 pusaka keris Keraton Sumenep yang akan Dijamas atau ‘e-loco’ (Dibersihkan). 8 Keris Keraton Sumenep tersebut, salah satunya berjuluk Nogo Besuki,” terang Empu Sanamo.

Sang Empu menambahkan, jika Puncak Upacara Penjamasan akan berlangsung pada tujuh syuro nanti, atau tepatnya pada hari Minggu tanggal 8 September di Desa Aeng Tong-Tong.

Laporan: DPP

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article