Sadis! Ayah Kandung Banting Bayi 1,5 Tahun Hingga Tewas

fathorriadi
5 Min Read
Sadis! Ayah Kandung Banting Bayi 1,5 Tahun Hingga Tewas
Sadis! Ayah Kandung Banting Bayi 1,5 Tahun Hingga Tewas

jfid – Sebuah tragedi memilukan terjadi di Empat Lawang, Sumatera Selatan, mengguncang hati masyarakat setempat dan menyita perhatian publik.

Seorang ayah muda, Firdaus, berusia 18 tahun, tega menganiaya bayi kandungnya sendiri yang baru berusia 1,5 bulan hingga tewas.

Peristiwa mengerikan ini terjadi pada Kamis, 16 Mei 2024, dan mengundang rasa prihatin yang mendalam dari berbagai kalangan.

Kronologi Kejadian

Kisah tragis ini bermula ketika Firdaus dan istrinya, Septi, mengambil bayi mereka, N, yang dititipkan di rumah neneknya. Bayi N terus menangis dalam gendongan Firdaus, membuatnya kesal dan marah.

Saat Septi mencoba mengambil bayi N dari pelukan Firdaus, ia malah mendapat tamparan dari suaminya. Terpaksa, Septi keluar meminta tolong kepada warga untuk diantar ke rumah saudara.

Tak lama setelah itu, ketika Septi dan saudara-saudaranya kembali ke tempat kejadian, mereka menemukan bayi N dalam kondisi mengenaskan dengan lebam di sekujur tubuhnya.

Bayi malang tersebut segera dilarikan ke Puskesmas terdekat, namun nyawanya tak tertolong lagi. “Pelaku mengaku kesal karena bayi tersebut terus menangis dan tidak mau diam,” ujar AKBP Alpian, Kapolres Empat Lawang, di kutip dalam news.indozone.id.

Motif Penganiayaan

Motif di balik tindakan kejam ini sangat sederhana namun tragis. Menurut keterangan AKBP Alpian, Firdaus merasa kesal dan frustrasi karena bayi N terus menangis tanpa henti.

Ketidaksanggupan Firdaus dalam mengelola emosinya berujung pada tindakan brutal yang tidak hanya melukai fisik bayi N, tetapi juga merenggut nyawanya yang masih begitu muda dan tidak berdosa.

Penangkapan Pelaku

Setelah melakukan penganiayaan, Firdaus sempat melarikan diri ke kebun kopi, berharap bisa lolos dari tanggung jawab atas perbuatannya. Namun, upaya tersebut sia-sia.

Berkat kerjasama warga sekitar dan kecepatan pihak kepolisian, Firdaus berhasil ditangkap tak lama kemudian. Kini, ia telah ditahan di Polres Empat Lawang dan dijerat dengan pasal 80 ayat 3 dan 4 juncto pasal 351 ayat 3 KUHP tentang penganiayaan terhadap anak yang mengakibatkan kematian korban.

Implikasi Sosial

Kasus ini tidak hanya menggugah emosi dan simpati masyarakat, tetapi juga menyoroti isu-isu penting terkait kesehatan mental dan pengelolaan emosi, khususnya di kalangan orang tua muda.

Peristiwa ini membuka mata banyak pihak tentang perlunya pendidikan emosional dan dukungan psikologis bagi para orang tua, agar tragedi serupa tidak terulang di masa depan.

Selain itu, kejadian ini mengundang kecaman luas dari berbagai kalangan yang prihatin dengan kondisi anak-anak yang seharusnya berada dalam orang tua yang tidak siap secara mental dan emosional dalam menjalankan peran mereka.

Peristiwa tragis di Empat Lawang ini memberikan pelajaran berharga bagi kita semua tentang pentingnya pendidikan emosi dan kesehatan mental.

Firdaus adalah contoh nyata bagaimana ketidaksiapan emosional dan ketidakmampuan mengelola stres dapat berujung pada tindakan destruktif yang merugikan orang-orang yang paling lemah dan tidak berdaya, yaitu anak-anak.

Sebagai masyarakat, kita harus lebih peduli terhadap isu-isu ini dan mencari cara untuk memberikan dukungan yang diperlukan bagi para orang tua muda.

Ini bisa dilakukan melalui program-program pendidikan dan konseling yang dapat membantu mereka mengelola stres dan emosi dengan lebih baik. Selain itu, penting untuk memastikan bahwa hukum ditegakkan dengan tegas dan keadilan diberikan kepada para korban yang tidak bersalah.

Kasus ini juga menekankan pentingnya peran komunitas dalam mendukung dan memantau kesejahteraan keluarga. Dengan komunitas yang peduli dan tanggap, diharapkan kejadian-kejadian tragis seperti ini bisa diantisipasi dan dicegah lebih awal.

Semoga arwah bayi malang ini mendapatkan tempat yang layak di sisi Tuhan, dan keluarganya diberikan kekuatan untuk melewati masa-masa sulit ini.

Tragedi ini harus menjadi titik balik bagi kita semua untuk lebih peka dan bertindak dalam mencegah kekerasan dalam rumah tangga, khususnya yang melibatkan anak-anak.

Dengan demikian, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih aman dan penuh kasih sayang bagi generasi masa depan.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email faktual2015@gmail.com

Share This Article