Prabowo-Ganjar: Duet Impian yang Sulit Ditolak

Rasyiqi
By Rasyiqi
12 Min Read
Prabowo - Ganjar (Kolase. Sindonews)

jfid Pilpres 2024 masih jauh, tapi sudah banyak spekulasi tentang siapa yang akan bertarung di arena politik tertinggi negeri ini. Salah satu nama yang kerap disebut-sebut adalah Prabowo Subianto, mantan rival Joko Widodo yang kini menjadi Menteri Pertahanan di kabinetnya. Prabowo dianggap sebagai tokoh yang memiliki basis massa yang loyal dan pengalaman politik yang mumpuni.

Namun, Prabowo tidak bisa maju sendiri. Ia membutuhkan pasangan yang bisa melengkapi kekurangannya dan menarik suara dari kelompok pemilih yang berbeda. Salah satu kandidat yang dianggap cocok adalah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah yang populer dan dekat dengan rakyat. Ganjar dianggap sebagai sosok yang bisa menyeimbangkan citra Prabowo yang keras dan tegas dengan gaya komunikasi yang santai dan humoris.

Apakah Prabowo-Ganjar adalah duet impian yang sulit ditolak? Bagaimana peluang mereka jika berhadapan dengan pasangan lain di Pilpres 2024? Apa tantangan dan hambatan yang mungkin mereka hadapi? Artikel ini akan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan mengacu pada hasil simulasi yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA.

Simulasi LSI Denny JA: Prabowo-Ganjar Unggul Telak

LSI Denny JA adalah lembaga survei yang didirikan oleh Denny JA, seorang pengamat politik dan penulis buku-buku tentang politik dan demokrasi. Lembaga ini sering melakukan survei tentang isu-isu politik dan sosial yang berkaitan dengan Pilpres 2024. Salah satu survei terbaru yang dilakukan oleh LSI Denny JA adalah tentang simulasi jika Pilpres 2024 dilaksanakan satu putaran yang diikuti dua pasangan calon (paslon).

Survei ini dilakukan pada tanggal 15-18 September 2023 dengan melibatkan 1.200 responden yang dipilih secara acak dan proporsional dari seluruh provinsi di Indonesia. Survei ini menggunakan metode wawancara tatap muka dengan margin of error sebesar 2,9 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.

Hasil survei ini menunjukkan bahwa Prabowo Subianto-Ganjar Pranowo unggul telak dari pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. “Hasilnya Prabowo dan Ganjar memperoleh dukungan 64,9 persen. Sementara Anies dan Muhaimin mendapat suara 16,6 persen,” kata Denny JA di Jakarta, Kamis, 21 September 20231.

Denny JA mengatakan bahwa jika simulasi tersebut terwujud, kemenangan Prabowo dan Ganjar dengan selisih di atas 40 persen, akan menjadi kemenangan terbesar dalam sejarah Pemilu langsung di Indonesia. Dia juga mengatakan bahwa SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) pernah menang besar di Pilpres 2004 dan 2009, tapi kemenangannya di bawah 61 persen. Sementara Prabowo yang berpasangan dengan Ganjar, kemenangannya bisa menembus angka 62 persen.

Denny JA juga menyimulasikan jika Ganjar Pranowo yang menjadi capres dan Prabowo Subianto yang menjadi cawapres. Hasilnya, mereka juga tetap menang, tapi kemenangannya di angka 60 persen, sementara Anies dan Muhaimin memperoleh 20,6 persen. Namun, menurut Denny JA, selisih kemenangannya di bawah 40 persen. Sementara jika Prabowo yang menjadi capres, selisih kemenangannya melampaui 40 persen.

Apa yang Membuat Prabowo-Ganjar Menarik?

Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo adalah dua tokoh politik yang memiliki latar belakang, karakter, dan gaya yang berbeda. Prabowo adalah seorang mantan jenderal yang pernah menjadi komandan Kopassus dan Panglima Kostrad. Ia juga adalah ketua umum Partai Gerindra, salah satu partai besar di Indonesia. Prabowo dikenal sebagai sosok yang berwibawa, berani, dan berpengaruh.

Ganjar Pranowo adalah seorang politisi muda yang pernah menjadi anggota DPR RI dari fraksi PDI Perjuangan. Ia juga adalah Gubernur Jawa Tengah yang terpilih dua periode. Ganjar dikenal sebagai sosok yang ramah, cerdas, dan inovatif. Ia juga sering tampil di media sosial dengan berbagai konten yang menarik dan menghibur.

Meski berbeda, Prabowo dan Ganjar memiliki beberapa kesamaan yang bisa menjadi modal bagi mereka untuk berpasangan. Pertama, keduanya adalah tokoh nasional yang memiliki popularitas dan elektabilitas yang tinggi. Berdasarkan survei LSI Denny JA, Prabowo dan Ganjar masuk dalam lima besar capres potensial untuk Pilpres 2024.

Kedua, keduanya adalah tokoh yang memiliki rekam jejak yang baik dalam bidang pertahanan dan pembangunan. Prabowo memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas tentang masalah keamanan, pertahanan, dan geopolitik. Ia juga memiliki visi yang jelas tentang kedaulatan dan kemandirian Indonesia. Ganjar memiliki prestasi yang membanggakan dalam memimpin Jawa Tengah, salah satu provinsi terbesar dan terpadat di Indonesia. Ia juga memiliki program-program yang inovatif dan progresif dalam bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan pemberdayaan masyarakat.

Ketiga, keduanya adalah tokoh yang memiliki kemampuan komunikasi dan diplomasi yang baik. Prabowo mampu berbicara dengan tegas dan lugas tentang berbagai isu strategis yang menyangkut kepentingan nasional. Ia juga mampu menjalin hubungan baik dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun di luar negeri. Ganjar mampu berbicara dengan santai dan humoris tentang berbagai hal yang menyangkut kehidupan sehari-hari. Ia juga mampu menjalin kedekatan dengan rakyat, baik secara langsung maupun melalui media sosial.

Keempat, keduanya adalah tokoh yang memiliki sikap yang inklusif dan toleran. Prabowo dan Ganjar sama-sama menghormati keberagaman dan kebhinekaan yang ada di Indonesia. Mereka juga sama-sama menolak segala bentuk radikalisme dan intoleransi yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Mereka juga sama-sama mengedepankan dialog dan musyawarah dalam menyelesaikan berbagai permasalahan.

Siapa yang Akan Menantang Prabowo-Ganjar?

Jika Prabowo dan Ganjar memutuskan untuk berpasangan di Pilpres 2024, siapa yang akan menjadi lawan mereka? Berdasarkan survei LSI Denny JA, ada beberapa pasangan calon yang mungkin akan muncul di Pilpres 2024. Salah satunya adalah Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, yang merupakan pasangan yang disimulasikan melawan Prabowo-Ganjar.

Anies Baswedan adalah Gubernur DKI Jakarta yang terpilih pada tahun 2017. Ia adalah mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di era Jokowi. Ia juga adalah mantan Rektor Universitas Paramadina. Anies dikenal sebagai sosok yang cerdas, visioner, dan berwawasan luas. Ia juga memiliki basis massa yang kuat, terutama dari kelompok Islam konservatif.

Muhaimin Iskandar adalah Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), salah satu partai pendukung pemerintahan Jokowi. Ia juga adalah mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi di era SBY. Ia dikenal sebagai sosok yang moderat, pragmatis, dan berpengaruh. Ia juga memiliki jaringan yang luas di kalangan ulama dan ormas Islam.

Anies dan Muhaimin adalah pasangan yang dianggap mampu menyaingi Prabowo-Ganjar dari segi popularitas dan elektabilitas. Berdasarkan survei LSI Denny JA, Anies dan Muhaimin masuk dalam lima besar capres potensial untuk Pilpres 2024. Mereka juga memiliki dukungan dari partai-partai besar, seperti PKS, PAN, dan Demokrat.

Namun, Anies dan Muhaimin juga memiliki beberapa kelemahan yang bisa menjadi kendala bagi mereka. Pertama, mereka berdua adalah tokoh yang berasal dari Jawa, sehingga bisa menimbulkan kritik tentang ketimpangan representasi daerah. Kedua, mereka berdua adalah tokoh yang dianggap kurang berpengalaman dalam bidang pertahanan dan keamanan, yang merupakan isu penting di tengah situasi global yang tidak menentu. Ketiga, mereka berdua adalah tokoh yang dianggap kontroversial oleh sebagian kalangan, terutama yang berkaitan dengan isu-isu agama dan identitas.

Selain Anies-Muhaimin, ada beberapa pasangan calon lain yang mungkin akan muncul di Pilpres 2024, seperti Sandiaga Uno-Agus Harimurti Yudhoyono, Ridwan Kamil-Ahyar Abduh, Puan Maharani-Airlangga Hartarto, dan Mahfud MD-KH Ma’ruf Amin. Namun, menurut Denny JA, pasangan-pasangan ini belum bisa menandingi Prabowo-Ganjar dari segi popularitas dan elektabilitas.

Apa Tantangan dan Hambatan yang Mungkin Dihadapi Prabowo-Ganjar?

Meski memiliki peluang yang besar untuk menang, Prabowo-Ganjar juga tidak bisa menganggap remeh tantangan dan hambatan yang mungkin mereka hadapi. Pertama, mereka harus bisa meyakinkan partai-partai politik yang menjadi basis mereka untuk mendukung pasangan ini. Prabowo harus bisa mengatasi perbedaan pandangan dan kepentingan dengan PDI Perjuangan, partai terbesar di Indonesia yang selama ini menjadi rivalnya. Ganjar harus bisa menghadapi persaingan internal di PDI Perjuangan, yang memiliki banyak kader potensial lain yang juga ingin maju sebagai capres atau cawapres.

Kedua, mereka harus bisa menjaga harmonisasi dan sinergi antara keduanya, baik selama masa kampanye maupun jika terpilih nanti. Prabowo dan Ganjar harus bisa menyesuaikan diri dengan gaya kepemimpinan dan kerja sama yang berbeda. Mereka juga harus bisa mengatasi perbedaan pendapat dan sikap yang mungkin muncul terkait dengan berbagai isu strategis, seperti hubungan dengan China, penanganan pandemi Covid-19, reformasi hukum dan birokrasi, dan lain-lain.

Ketiga, mereka harus bisa menghadapi serangan dan fitnah dari lawan-lawan politik mereka, baik dari pasangan calon lain maupun dari kelompok-kelompok yang tidak puas dengan mereka. Prabowo dan Ganjar harus bisa membuktikan bahwa mereka adalah pasangan yang bersih, jujur, dan berintegritas. Mereka juga harus bisa menjelaskan visi, misi, dan program-program mereka secara jelas dan meyakinkan kepada rakyat.

Kesimpulan

Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo adalah pasangan calon presiden dan wakil presiden yang dianggap memiliki peluang besar untuk menang di Pilpres 2024, jika simulasi LSI Denny JA terwujud. Mereka adalah duet impian yang sulit ditolak, karena memiliki popularitas, elektabilitas, rekam jejak, kemampuan komunikasi, dan sikap yang baik. Mereka juga memiliki keunggulan dari segi pertahanan dan pembangunan, yang merupakan isu-isu penting bagi Indonesia.

Namun, Prabowo-Ganjar juga tidak bisa mengabaikan tantangan dan hambatan yang mungkin mereka hadapi, baik dari internal maupun eksternal. Mereka harus bisa mendapatkan dukungan dari partai-partai politik, menjaga harmonisasi dan sinergi antara keduanya, dan menghadapi serangan dan fitnah dari lawan-lawan politik mereka. Mereka juga harus bisa memenangkan hati dan pikiran rakyat Indonesia, dengan menawarkan solusi dan harapan yang nyata dan konkret.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article