Perang Israel-Hamas Hari ke-10: Ribuan Tewas, Bantuan Kemanusiaan Terhambat, Diplomasi Gagal

Rasyiqi By Rasyiqi - Writer, Saintific Enthusiast
6 Min Read
Perang Israel Hamas Hari Ke 10: Ribuan Tewas, Bantuan Kemanusiaan Terhambat, Diplomasi Gagal
Perang Israel Hamas Hari Ke 10: Ribuan Tewas, Bantuan Kemanusiaan Terhambat, Diplomasi Gagal (Washingtonpost)
- Advertisement -

Suara ledakan menggema di langit Gaza. Asap hitam membumbung tinggi, menutupi sinar matahari. Sebuah bola api raksasa terlihat di tengah kota, menandakan serangan udara beruntun oleh militer Israel. Di bawahnya, orang-orang berlarian mencari tempat perlindungan. Beberapa jatuh tertimpa reruntuhan bangunan. Beberapa lainnya terkapar bersimbah darah.

Ini adalah pemandangan yang sudah biasa di Jalur Gaza, wilayah sempit dan miskin yang menjadi saksi bisu konflik antara Israel dan Hamas. Perang yang sudah memasuki hari ke-10 ini telah menelan ribuan korban jiwa, baik dari pihak Palestina maupun Israel. Namun, belum ada tanda-tanda akan berakhir.

Pertempuran

Perang antara Israel dan Hamas bermula dari ketegangan di Yerusalem Timur, kota suci bagi tiga agama besar dunia: Islam, Kristen, dan Yahudi. Di sana, terjadi bentrokan antara polisi Israel dan warga Palestina yang menentang penggusuran paksa dari rumah-rumah mereka oleh pemukim Yahudi.

Pada 10 Oktober 2023, Hamas, kelompok militan Islam yang menguasai Gaza, memberi ultimatum kepada Israel untuk menghentikan kekerasan di Yerusalem Timur. Jika tidak, mereka akan melancarkan roket ke wilayah Israel. Israel tidak menggubris ancaman itu. Akibatnya, Hamas memenuhi janjinya.

Ad image

Sejak itu, Hamas telah menembakkan lebih dari 3.000 roket ke arah Israel, menargetkan kota-kota besar seperti Tel Aviv dan Yerusalem. Israel pun membalas dengan serangan udara dan darat yang menghancurkan infrastruktur dan fasilitas sipil di Gaza.

Iran, sekutu Hamas, memperingatkan Israel akan eskalasi jika tidak menghentikan agresi terhadap Palestina. Menteri luar negerinya mengatakan pihak lain di kawasan siap bertindak, menurut laporan agensi semi-resmi Fars.

Sementara itu, Israel mengumumkan bahwa ia “menghentikan ekspor keamanan” ke Kolombia menyusul komentar Presiden Gustavo Petro tentang perang dengan Hamas. Menanggapi pengumuman Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant tentang “pengepungan total” Gaza dalam pertempuran melawan “binatang”, Petro mengatakan: “Inilah yang dikatakan Nazi tentang Yahudi.”

Dampak Kemanusiaan

Dampak kemanusiaan dari perang ini sangat mengerikan. Setidaknya 2.670 orang Palestina, seperempatnya anak-anak, tewas dalam serangan udara Israel[^3^][3]. Jumlah orang Israel yang tewas dalam operasi militer Hamas mencapai 1.400, termasuk 286 tentara.

Pejabat kesehatan Gaza menyimpan jenazah orang Palestina yang tewas akibat serangan udara Israel di truk pendingin es krim karena membawanya ke rumah sakit terlalu berisiko dan pemakaman kekurangan tempat.

Tim forensik militer Israel memeriksa jenazah korban serangan Hamas pekan lalu di komunitas sekitar Jalur Gaza dan menemukan banyak tanda penyiksaan, pemerkosaan, dan kekejaman lainnya, kata para perwira.

Cadangan bahan bakar di semua rumah sakit di seluruh Jalur Gaza diperkirakan hanya akan bertahan sekitar 24 jam lagi, kata kantor kemanusiaan PBB (OCHA) pada hari Senin.

Penyeberangan Rafah di selatan Gaza hanya akan dibuka selama “beberapa jam” pada hari Senin pukul (06:00 GMT) dan kemudian ditutup lagi pada sore hari, melansir saluran televisi AS ABC.

Orang Palestina putus asa mencari tempat persembunyian yang aman, tetapi perjalanan ke selatan juga penuh risiko. Hamas telah menyuruh orang-orang untuk tidak pergi dan mengatakan jalan keluar tidak aman.

Diplomasi

Di tengah pertumpahan darah yang terus berlangsung, upaya diplomasi untuk mengakhiri perang ini masih belum membuahkan hasil. Presiden AS Joe Biden memperingatkan Israel bahwa pendudukan Gaza akan menjadi “kesalahan besar”.

Mesir mengatakan telah meningkatkan upaya diplomatik untuk mendapatkan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Presiden Abdel Fattah el-Sisi mengatakan kepada Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken yang berkunjung bahwa pemboman Israel tidak sebanding.

Blinken akan kembali ke Israel pada hari Senin, kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS, memperpanjang diplomasi antarwilayahnya selama sehari. Dia tiba di Israel pada Kamis dan sejak itu telah mengunjungi enam negara Arab.

Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan ia berbicara melalui telepon dengan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas tentang situasi di Gaza dan mendesak pembentukan koridor bantuan kemanusiaan untuk membantu penduduk setempat.

Bisnis dan Ekonomi

Perang ini juga berdampak pada perekonomian kedua belah pihak. Perang akan berdampak pada anggaran Israel, tetapi dapat dikelola karena masuk ke konflik dengan posisi fiskal yang solid, kata Gubernur Bank of Israel Amir Yaron. Sulit untuk menentukan angka pasti tentang bagaimana anggaran dapat terpengaruh, katanya kepada panel G30 – sekelompok ekonom dan pembuat kebijakan ternama.

Risiko geopolitik bagi pasar keuangan meningkat sementara investor menunggu untuk melihat apakah konflik menarik negara lain, dengan potensi untuk meningkatkan harga minyak dan memberikan pukulan baru bagi ekonomi dunia. Antrian kapal bertambah di pelabuhan Israel di tengah persiapan serangan darat Israel.

Penutup

Perang Israel-Hamas hari ke-10 ini menunjukkan betapa sulitnya mencari solusi damai bagi konflik yang sudah berlangsung selama puluhan tahun ini. Di balik api dan darah yang terus berkobar, ada jutaan nyawa yang terancam dan menderita. Apakah ada harapan bagi mereka? Apakah ada akhir bagi perang ini?

- Advertisement -
Share This Article