Ad image

‘Pemerintah’ Termasuk Prabowo Munafik?, di Depan Pro Palestine di Belakang Selingkuh dengan Israel

Rasyiqi By Rasyiqi - Writer, Saintific Enthusiast
5 Min Read
‘Pemerintah’ Termasuk Prabowo Munafik?, di Depan Pro Palestine di Belakang Selingkuh dengan Israel
‘Pemerintah’ Termasuk Prabowo Munafik?, di Depan Pro Palestine di Belakang Selingkuh dengan Israel
- Advertisement -

jfid – Indonesia dikenal sebagai negara yang vokal mendukung perjuangan Palestina melawan penjajahan Israel.

Namun, di balik layar, ada upaya-upaya untuk menjalin hubungan dengan negara Yahudi tersebut. Apa motif dan dampaknya?

Indonesia dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik resmi. Indonesia bahkan menolak mengakui kedaulatan Israel sejak negara itu didirikan pada 1948. Alasannya, secara teritorial, tanah yang diduduki Israel adalah milik Palestina.

Indonesia juga selalu mengutuk kebijakan-kebijakan Israel yang dianggap melanggar hak asasi manusia dan hukum internasional, seperti pembangunan permukiman ilegal, penyerangan ke Jalur Gaza, dan pengklaiman Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Namun, di sisi lain, Indonesia juga melakukan kerja sama dengan Israel di bidang perdagangan, pariwisata, dan pertahanan. Meski tidak terbuka, kontak-kontak antara pejabat kedua negara juga terjadi di berbagai forum internasional.

Salah satu tokoh Indonesia yang aktif berkomunikasi dengan Israel adalah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Menurut laporan The Jerusalem Post, Prabowo telah bertemu dengan Penasihat Keamanan Nasional Israel Eyal Hulata di Bahrain pada November 2021. Prabowo juga dikabarkan berbicara dengan pejabat Israel lainnya di Paris.

Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa Kerja sama pertanian telah memainkan peran besar dalam pemanasan hubungan baru-baru ini antara Israel dan Indonesia, dengan Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto memimpin tugas dari Jakarta.

Serangkaian pertemuan, pernyataan, dan laporan baru-baru ini dalam beberapa bulan terakhir tahun 2021 menunjukkan bahwa Israel dan Indonesia, negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, telah semakin dekat.

Yerussalem Post juga menyebutkan latarbelakang sejarahnya, Pada 1970-an dan 80-an, Indonesia membeli senjata dari Israel, dan tentara Indonesia telah dilatih di negara Yahudi.

Pada tahun 1993, perdana menteri saat itu Yitzhak Rabin bertemu dengan presiden Indonesia saat itu Suharto di Jakarta.

Pada 2016, wakil menteri luar negeri saat itu Tzipi Hotovely – sekarang duta besar untuk Inggris – mengatakan Israel terus berhubungan dengan negara multi-pulau Oseania dan berharap untuk menjalin hubungan resmi.

Begitu kabar itu diketahui publik, Subianto mengatakan tidak dilarang baginya untuk berbicara dengan pejabat Israel ketika itu untuk kepentingan nasional.

Latar belakang pertemuan-pertemuan itu adalah kerja sama di bidang pertanian. Prabowo, yang berencana maju sebagai calon presiden pada 2024, ingin memanfaatkan keahlian Israel dalam bidang pertanian dan ketahanan pangan.

Salah satu mitra Prabowo dalam proyek pertanian adalah Shmuel Friedman, seorang konsultan dan pengusaha pertanian asal Israel. Friedman mengatakan bahwa Prabowo sepakat dengan pendapatnya bahwa ketahanan pangan adalah hal yang sangat penting bagi suatu negara.

“Kami membawa hasil dan melihat petani yang puas, jadi tidak masalah dari mana asalnya,” kata Friedman.

Friedman dibantu oleh Joey Allaham, seorang pengusaha asal Suriah yang berbasis di New York.

Allaham pernah menjadi lobiis untuk pemerintah Qatar di komunitas Yahudi Amerika pada 2017-2018. Allaham juga berusaha menghubungkan pengusaha Israel dengan pasar baru di Indonesia dan Timur Tengah.

Allaham mengaku terlibat dalam mengatur pertemuan antara asisten pribadi Prabowo, Sudaryono B. Eng, dengan seorang agen intelijen Israel di Budapest pada Mei 2021. Dari situ, hubungan antara Indonesia dan Israel semakin meningkat.

Selain itu, Israel juga menawarkan untuk mengirimkan vaksin COVID-19 ke Indonesia.

Namun, Jakarta ragu-ragu untuk menerima tawaran itu setelah perang Gaza pada Mei 2021. Meski begitu, Jakarta tetap bersedia melanjutkan pembicaraan normalisasi secara diam-diam.

Menurut sumber yang mengetahui pembicaraan itu, pemerintahan Biden sangat mendukung normalisasi antara Israel dan Indonesia, dan sangat optimis bahwa hal itu akan terwujud.

“Saya percaya ini adalah masa depan,” kata sumber itu.

Namun, upaya normalisasi ini tentu tidak mudah. Indonesia harus menghadapi tekanan dari publik dan organisasi Islam yang sangat pro-Palestina.

Indonesia juga harus menjaga hubungan baik dengan negara-negara Arab dan Muslim lainnya yang mungkin tidak setuju dengan langkah Indonesia.

Di sisi lain, normalisasi dengan Israel juga bisa membawa manfaat bagi Indonesia, seperti akses ke teknologi, investasi, dan pasar Israel. Indonesia juga bisa memperkuat posisinya sebagai pemain global dan mediator perdamaian di Timur Tengah.

Apapun pilihannya, Indonesia harus mempertimbangkan semua aspek dan dampaknya. Indonesia tidak bisa bermain dua kaki antara Palestina dan Israel. Indonesia harus menentukan sikapnya yang jelas dan konsisten.

- Advertisement -
TAGGED:
Share This Article