Ad image

Panglima Santri jadi Bacawapres

Deni Puja Pranata By Deni Puja Pranata
6 Min Read
- Advertisement -

jfid – Muhaimin Iskandar, atau yang akrab disapa Cak Imin, adalah salah seorang politisi dan aktivis yang menjabat sebagai Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Wakil Ketua DPR RI. Ia juga dikenal sebagai Panglima Santri, sebuah gelar yang diberikan oleh sejumlah kiai dan nyai dari Jawa Timur karena jasanya dalam memperjuangkan kepentingan pesantren dan santri di Indonesia.

Cak Imin lahir pada 24 September 1966 di Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Ia merupakan keturunan dari pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Bisri Syansuri, yang juga merupakan guru dari Presiden pertama RI Soekarno. Cak Imin mengenyam pendidikan di pesantren sejak usia dini, antara lain di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Pondok Pesantren Al-Mashduqiyah Probolinggo, dan Pondok Pesantren Al-Islahiyah Pasuruan.

Cak Imin melanjutkan studinya di Universitas Indonesia (UI), jurusan Ilmu Politik. Di kampus, ia aktif berorganisasi dan menjadi salah satu pendiri Ikatan Mahasiswa Nahdlatul Ulama (IMNU). Ia juga terlibat dalam gerakan reformasi 1998 yang menuntut reformasi politik dan demokrasi di Indonesia.

Cak Imin memulai karir politiknya dengan bergabung dengan PKB pada tahun 1999. Ia menjadi anggota DPR RI sejak tahun 2004 hingga sekarang. Ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada tahun 2009-2014. Pada tahun 2015, ia terpilih sebagai Ketua Umum PKB menggantikan Muhaimin Iskandar.

Perjuangan untuk Pesantren

Sebagai Panglima Santri, Cak Imin memiliki komitmen kuat untuk memperjuangkan kepentingan pesantren dan santri di Indonesia. Salah satu perjuangannya adalah menginisiasi penetapan Hari Santri Nasional yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober. Tanggal ini dipilih karena merupakan hari bersejarah ketika KH Hasyim Asyari, pendiri NU, mengeluarkan Resolusi Jihad pada tahun 1945 untuk melawan penjajah Belanda.

Cak Imin mengatakan bahwa penetapan Hari Santri Nasional adalah bentuk pengakuan negara terhadap peran santri dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. “Santri adalah bagian dari bangsa Indonesia yang tidak bisa dipisahkan. Santri adalah pejuang kemerdekaan, pejuang pembangunan, dan pejuang keadilan,” ujarnya.

Selain itu, Cak Imin juga berperan dalam mendorong lahirnya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren. UU ini bertujuan untuk memberikan perlindungan hukum, pengembangan, dan pemberdayaan pesantren sebagai lembaga pendidikan agama Islam yang memiliki karakteristik khas. UU ini juga mengatur tentang hak dan kewajiban pesantren, dukungan pemerintah, serta pengawasan dan pengendalian pesantren.

Cak Imin mengapresiasi UU Pesantren sebagai sebuah terobosan yang memberikan ruang bagi pesantren untuk berkembang sesuai dengan kebutuhan zaman. “UU Pesantren ini adalah sebuah keniscayaan karena pesantren adalah lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang telah melahirkan banyak tokoh-tokoh nasional,” katanya.

Tidak hanya itu, Cak Imin juga berhasil mengupayakan Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2020 tentang Dana Abadi Pesantren. Perpres ini mengatur tentang alokasi dana abadi sebesar Rp 1 triliun dari APBN untuk mendukung pengembangan pesantren di Indonesia. Dana abadi ini dapat digunakan untuk membiayai kegiatan operasional, pembangunan infrastruktur, pengadaan sarana dan prasarana, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia pesantren.

Cak Imin menilai bahwa Perpres Dana Abadi Pesantren adalah sebuah langkah strategis untuk memberdayakan ekonomi pesantren dan meningkatkan kesejahteraan para kiai, nyai, ustadz, ustadzah, dan santri. “Ini adalah bentuk kepedulian pemerintah terhadap pesantren yang selama ini menjadi garda terdepan dalam menjaga keutuhan NKRI dan menyebarluaskan nilai-nilai Islam moderat,” ungkapnya.

Visi untuk Masa Depan

Cak Imin tidak hanya berjuang untuk pesantren di masa kini, tetapi juga memiliki visi untuk masa depan. Ia bercita-cita untuk menjadi calon presiden yang mengemban amanah pesantren di pemerintahan. Ia mengaku telah mendapatkan dukungan dari sejumlah kiai dan nyai dari berbagai daerah untuk maju dalam Pilpres 2024.

“Bu nyai, para kiai, para santri, insya Allah saya siap mensukseskan seluruh amanah yang diberikan,” kata Cak Imin saat bertemu dengan perwakilan para istri kiai NU se-Jawa Timur di Ponpes Terpadu Al Yasini Pasuruan.

Cak Imin menegaskan bahwa jika terpilih menjadi wakil presiden, ia akan melanjutkan program-program yang telah dilakukan oleh Presiden Joko Widodo, terutama yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur, pemberantasan korupsi, dan penanganan dampak pandemi Covid-19. Ia juga akan mengedepankan nilai-nilai kebangsaan, kebhinekaan, dan kerukunan antarumat beragama.

“Indonesia adalah negara besar yang memiliki potensi luar biasa. Kita harus bersatu dan bekerja sama untuk mewujudkan Indonesia maju, adil, dan sejahtera. Saya yakin dengan semangat santri yang pantang menyerah, kita bisa mencapai cita-cita tersebut,” ucap Cak Imin.

- Advertisement -
Share This Article