jfid – Pakta Pertahanan Atlantik Utara, yang lebih dikenal sebagai NATO, merupakan sebuah organisasi militer internasional yang terdiri dari 29 negara anggota yang tersebar di Eropa dan Amerika Utara. Organisasi ini berdiri pada tahun 1949 dengan tujuan utama menjaga perdamaian dan stabilitas di wilayah-wilayah yang menjadi anggotanya. Meskipun demikian, dalam beberapa tahun terakhir, telah muncul prediksi-prediksi yang mengindikasikan kemungkinan keruntuhan NATO pada tahun 2025.
Salah satu prediksi tersebut berasal dari seorang akademisi bernama Profesor Philips Payson O’Brien. Menurut pandangannya, perubahan dalam pemerintahan Amerika Serikat (AS) dapat menjadi pemicu potensial keruntuhan blok militer ini. Hal ini terkait dengan perubahan dalam kebijakan luar negeri AS yang berpotensi mempengaruhi dinamika hubungan antara negara-negara anggota NATO.
Profesor O’Brien menjelaskan bahwa pergantian pemerintahan di AS dapat berdampak pada perubahan kebijakan luar negeri negara tersebut. Dampak ini dapat merambat ke hubungan AS dengan negara-negara anggota NATO lainnya. Jika hubungan tersebut memburuk, maka keruntuhan NATO menjadi lebih mungkin.
Selain itu, ada juga prediksi yang mengatakan bahwa potensi kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih dapat berujung pada pengurangan bantuan militer dari AS kepada Ukraina. Dampak dari situasi ini bisa menyebabkan Eropa yang terpecah harus menanggung beban keuangan Ukraina dan mungkin mengakibatkan keruntuhan pakta NATO. Namun, perlu diingat bahwa semua prediksi ini masih bersifat spekulatif dan belum pasti.
Kesimpulannya, meskipun ada beberapa prediksi yang mengarah kepada kemungkinan keruntuhan NATO pada tahun 2025, kenyataannya masih harus ditentukan oleh peristiwa-peristiwa di masa depan. Hanya waktu yang akan membuktikan apakah prediksi-prediksi ini benar atau tidak.
