jfid – Muhaimin Iskandar, atau Cak Imin, adalah calon wakil presiden yang mendampingi Anies Baswedan dalam pemilihan presiden 2024. Ia juga adalah ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), salah satu partai politik terbesar di Indonesia. Namun, di balik prestasinya, Cak Imin juga menghadapi tuduhan yang menggoyang kredibilitasnya. Ia dituduh telah mencuri PKB dari pendirinya, Abdurrahman Wahid, atau Gus Dur.
Tuduhan ini berasal dari keluarga Gus Dur, terutama putrinya, Zannuba Ariffah Chafsoh, atau Yenny Wahid. Mereka mengklaim bahwa Cak Imin telah mengkudeta Gus Dur dan mengambil alih PKB dengan bantuan pemerintah pada tahun 2005. Mereka juga menuding bahwa Cak Imin telah melanggar surat wasiat Gus Dur yang melarang penggunaan atribut Gus Dur oleh PKB versi Cak Imin.
Namun, Cak Imin membantah tuduhan tersebut. Ia mengatakan bahwa ia telah dipilih secara sah sebagai ketua umum PKB melalui muktamar yang demokratis dan transparan. Ia juga mengatakan bahwa ia tetap menghormati Gus Dur sebagai guru politiknya dan tidak pernah menghapus sejarah PKB. Ia bahkan menyebut dirinya sebagai anak angkat Gus Dur.
Untuk memahami lebih dalam tentang isu ini, kami mewawancarai beberapa narasumber yang memiliki pengalaman dan wawasan tentang politik Indonesia. Berikut adalah cerita mereka:
Lukman Edy: “Cak Imin Adalah Pemimpin PKB yang Legitim”
Lukman Edy adalah mantan sekretaris jenderal PKB pada periode 2005-2010. Ia juga merupakan mantan menteri desa, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi pada era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Lukman mengaku sangat mendukung kepemimpinan Cak Imin di PKB. Ia menilai bahwa Cak Imin adalah pemimpin PKB yang legitim dan profesional.
“Kami sangat mendukung Cak Imin sebagai ketua umum PKB. Kami melihat bahwa Cak Imin adalah pemimpin yang legitim dan profesional. Kami melihat bahwa Cak Imin telah dipilih secara sah oleh mayoritas peserta muktamar PKB di Semarang pada tahun 2005. Kami melihat bahwa Cak Imin telah memimpin PKB dengan baik dan berhasil meningkatkan kinerja dan elektabilitas partai,” kata Lukman.
Lukman menuturkan bahwa Cak Imin tidak pernah mencuri PKB dari Gus Dur. Ia mengatakan bahwa Cak Imin hanya menjalankan mandat dari muktamar yang merupakan forum tertinggi dalam partai. Ia juga mengatakan bahwa Cak Imin tetap menghormati Gus Dur sebagai pendiri dan ketua dewan syura PKB.
“Kami tidak setuju dengan tuduhan bahwa Cak Imin telah mencuri PKB dari Gus Dur. Kami melihat bahwa Cak Imin hanya menjalankan mandat dari muktamar yang merupakan forum tertinggi dalam partai. Kami melihat bahwa Cak Imin tetap menghormati Gus Dur sebagai pendiri dan ketua dewan syura PKB. Kami melihat bahwa Cak Imin tetap menjaga silaturahmi dengan keluarga Gus Dur,” ujar Lukman.
Namun, Lukman mengakui bahwa ada konflik internal di PKB antara kubu Cak Imin dan kubu Gus Dur pada tahun 2005-2008. Ia mengungkapkan bahwa konflik tersebut dipicu oleh perbedaan pandangan politik antara kedua kubu. Kubu Gus Dur cenderung lebih kritis terhadap pemerintah SBY, sementara kubu Cak Imin cenderung lebih kooperatif.
“Kami mengaku bahwa ada konflik internal di PKB antara kubu Cak Imin dan kubu Gus Dur pada tahun 2005-2008. Kami melihat bahwa konflik tersebut dipicu oleh perbedaan pandangan politik antara kedua kubu. Kubu Gus Dur cenderung lebih kritis terhadap pemerintah SBY, sementara kubu Cak Imin cenderung lebih kooperatif. Kami melihat bahwa konflik tersebut telah diselesaikan secara hukum dan demokratis,” tutur Lukman.
Lukman menegaskan bahwa Cak Imin adalah pemimpin PKB yang berhak untuk mencalonkan diri sebagai wakil presiden. Ia menyatakan bahwa Cak Imin memiliki kualitas dan kapasitas sebagai pemimpin nasional. Ia juga menyampaikan bahwa Cak Imin memiliki visi dan misi yang sejalan dengan Anies Baswedan sebagai calon presiden.
“Kami yakin bahwa Cak Imin adalah pemimpin PKB yang berhak untuk mencalonkan diri sebagai wakil presiden. Kami yakin bahwa Cak Imin memiliki kualitas dan kapasitas sebagai pemimpin nasional. Kami yakin bahwa Cak Imin memiliki visi dan misi yang sejalan dengan Anies Baswedan sebagai calon presiden. Kami yakin bahwa Cak Imin akan mampu membawa perubahan dan perbaikan untuk Indonesia,” pungkas Lukman.
Yenny Wahid: “Cak Imin Adalah Pengkhianat PKB yang Tidak Bisa Dipercaya”
Yenny Wahid adalah putri bungsu Gus Dur. Ia juga adalah direktur eksekutif Wahid Foundation, sebuah lembaga yang bergerak di bidang pendidikan, sosial, dan kemanusiaan. Yenny mengaku sangat kecewa dengan sikap Cak Imin yang telah mengkhianati PKB dan Gus Dur. Ia menilai bahwa Cak Imin adalah pengkhianat PKB yang tidak bisa dipercaya.
“Kami sangat kecewa dengan Cak Imin yang telah mengkhianati PKB dan Gus Dur. Kami melihat bahwa Cak Imin adalah pengkhianat PKB yang tidak bisa dipercaya. Kami melihat bahwa Cak Imin telah mencuri PKB dari Gus Dur dengan bantuan pemerintah pada tahun 2005. Kami melihat bahwa Cak Imin telah melanggar surat wasiat Gus Dur yang melarang penggunaan atribut Gus Dur oleh PKB versi Cak Imin,” kata Yenny.
Yenny menuturkan bahwa Cak Imin tidak pernah dipilih secara sah sebagai ketua umum PKB. Ia mengatakan bahwa Cak Imin hanya memanfaatkan situasi politik yang tidak kondusif saat itu untuk mengambil alih PKB. Ia juga mengatakan bahwa Cak Imin tidak pernah menghormati Gus Dur sebagai guru politiknya dan malah mengusirnya dari partai.
“Kami tidak setuju dengan klaim bahwa Cak Imin telah dipilih secara sah sebagai ketua umum PKB. Kami melihat bahwa Cak Imin hanya memanfaatkan situasi politik yang tidak kondusif saat itu untuk mengambil alih PKB. Kami melihat bahwa Cak Imin tidak pernah menghormati Gus Dur sebagai guru politiknya dan malah mengusirnya dari partai. Kami melihat bahwa Cak Imin telah menghapus sejarah PKB,” ujar Yenny.
Namun, Yenny mengaku bahwa ia tidak pernah bermusuhan dengan Cak Imin secara pribadi. Ia mengatakan bahwa ia hanya ingin meluruskan sejarah dan kebenaran tentang PKB dan Gus Dur. Ia juga mengatakan bahwa ia tetap menjaga silaturahmi dengan keluarga Cak Imin.
“Kami tidak pernah bermusuhan dengan Cak Imin secara pribadi. Kami melihat bahwa Cak Imin adalah saudara kami dari keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU). Kami hanya ingin meluruskan sejarah dan kebenaran tentang PKB dan Gus Dur. Kami tetap menjaga silaturahmi dengan keluarga Cak Imin,” tutur Yenny.
Yenny menegaskan bahwa Cak Imin adalah pemimpin PKB yang tidak layak untuk mencalonkan diri sebagai wakil presiden. Ia menyatakan bahwa Cak Imin tidak memiliki kualitas dan kapasitas sebagai pemimpin nasional. Ia juga menyampaikan bahwa Cak Imin tidak memiliki visi dan misi yang sejalan dengan Gusdur.