Ad image

Muhaimin Iskandar Cawapres Anies Baswedan, Partai Demokrat: Pengkhianatan!

ZAJ By ZAJ - Content Creator, SEO Expert, Data Analyst, Writer
5 Min Read
- Advertisement -

Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, secara mengejutkan menetapkan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, sebagai calon wakil presiden (cawapres) untuk Anies Baswedan di Pilpres 2024. Keputusan ini dianggap sebagai pengkhianatan oleh Partai Demokrat, yang sebelumnya telah menyatakan dukungan kepada Anies sebagai calon presiden (capres) dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).

Partai Demokrat merasa dikhianati karena Anies Baswedan dan Partai Nasdem telah menyetujui kerja sama politik dengan PKB tanpa sepengetahuan dan persetujuan mereka. Padahal, selama ini dalam koalisi KPP yang terdiri dari Nasdem, PKS, dan Demokrat, sudah disepakati bersama bahwa cawapres yang akan mendampingi Anies Baswedan adalah Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya, mengungkapkan kronologis lengkap tentang apa yang telah terjadi di koalisi KPP. Menurutnya, pada 23 Januari 2023 di sebuah rumah di Jakarta Pusat, Anies Baswedan mengajak AHY untuk maju bersama-sama sebagai capres-cawapres 2024-2029. Kesepakatan saat itu adalah, Anies Baswedan membawa Partai Nasdem, AHY membawa Partai Demokrat, dan kedua partai ini akan mengajak PKS untuk bergabung.

Koalisi KPP secara resmi diumumkan pada 14 Februari 2023 dengan penandatanganan piagam koalisi oleh ketiga ketua umum partai. Namun, pada 30 Agustus 2023, Partai Demokrat mendapatkan informasi dari Sudirman Said, mewakili Anies Baswedan, bahwa Anies telah menyetujui kerja sama politik Partai Nasdem dan PKB untuk mengusung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Persetujuan ini dilakukan secara sepihak atas inisiatif Surya Paloh.

“Kami melakukan konfirmasi berita tersebut kepada Anies Baswedan. Dia mengonfirmasi berita itu memang benar. Demokrat dipaksa menerima keputusan itu,” ungkap Teuku Riefky Harsya.

Partai Demokrat merasa geram dengan cara yang memaksakan kehendak menerima keputusan sepihak itu. Mereka akan melakukan rapat Majelis Tinggi Partai untuk mengambil keputusan selanjutnya. Sesuai AD/ART Partai Demokrat 2020, untuk penentuan koalisi dan capres-cawapres ditentukan oleh Majelis Tinggi Partai.

Sementara itu, Anies Baswedan belum memberikan penjelasan resmi terkait kabar duetnya dengan Cak Imin. Namun, sebelumnya ia sempat bertemu dengan ibunda Cak Imin di Kediri pada 29 Agustus 2023. Pertemuan itu dianggap sebagai pertanda adanya komunikasi politik antara Anies dan Cak Imin.

Cak Imin sendiri mengaku belum mendapatkan informasi resmi dari Surya Paloh terkait penunjukannya sebagai cawapres Anies Baswedan. Ia mengatakan masih menunggu keputusan akhir dari koalisi yang dibentuk oleh PKB bersama Gerindra, Golkar, dan PAN.

“Kalau saya ditanya apakah saya sudah ditunjuk Pak Surya Paloh sebagai cawapres Pak Anies? Saya belum tahu. Saya belum dapat informasi resmi dari Pak Surya Paloh,” kata Cak Imin.

Keputusan Surya Paloh menunjuk Cak Imin sebagai cawapres Anies Baswedan juga mendapat tanggapan dari partai-partai lain yang terlibat dalam koalisi. PKS mengatakan akan tetap mendukung Anies Baswedan sebagai capres, meskipun belum mengetahui alasan Anies memilih Cak Imin sebagai cawapres.

“Kami tetap mendukung Pak Anies Baswedan sebagai capres. Kami belum tahu alasan beliau memilih Cak Imin sebagai cawapres. Kami akan berkomunikasi dengan beliau untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut,” ujar Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera.

PAN juga mengaku akan melakukan diskusi secara internal bersama Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang terdiri dari PKB, Gerindra, Golkar, dan PAN. Mereka akan menyikapi kondisi terkini dan mengumumkan sikap resmi dari koalisinya.

“Kami telah membaca pernyataan dari Partai Demokrat. Dan kami di internal PAN akan bicara dengan teman-teman dari Koalisi Indonesia Maju untuk evaluasi dan menyikapi kondisi terkini,” kata Sekjen PAN, Eddy Soeparno.

Golkar juga menyatakan bahwa PKB akan mengambil keputusan soal sikap di koalisi KIM pada Jumat, 1 September 2023. Mereka berharap PKB tetap setia dengan koalisi yang telah dibangun bersama-sama.

“Besok (Jumat) PKB akan mengambil keputusan. Kami berharap PKB tetap bersama kami di koalisi KIM. Kami sudah membangun komunikasi dan kepercayaan yang baik selama ini,” kata Ketua Bidang Komunikasi Publik DPP Golkar, Ace Hasan Syadzily.

Dengan adanya kabar duet Anies Baswedan dan Cak Imin, maka persaingan di Pilpres 2024 semakin sengit. Selain Anies-Cak Imin, ada juga pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang diusung oleh Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Selain itu, ada juga pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

- Advertisement -
Share This Article