Mengungkap Makna Filosofi Ketupat Lebaran

ZAJ
By ZAJ
2 Min Read

jfid – Ada sebuah tradisi yang telah turun-temurun dari nenek moyang kita, sebuah tradisi yang menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Idul Fitri, yaitu tradisi ketupat Lebaran.

Ketupat, sebuah makanan sederhana yang dibuat dari beras dan dibungkus dengan daun kelapa, memiliki makna yang jauh lebih dalam dari sekadar makanan. Ketupat adalah simbol kebersamaan, kerekatan dalam silaturahmi, dan melepas kesalahan antara keluarga, kerabat, dan tetangga.

Filosofi ketupat berasal dari bahasa Jawa, dimana “Kupat” berarti “Ngaku lepat,” yang artinya mengakui kesalahan.

Dalam tradisi ini, ketupat dibuat pada hari ke-7 hari raya nan suci, dan merupakan peluang ekonomi yang bagus.

Ketupat juga dibagikan ke tetangga terdekat, dan memiliki makna “Laku Papat,” yang artinya perilaku empat, yang berarti memakan ketupat maka waktu puasa sudah selesai dan pintu maaf dan ampunan terbuka.

Tradisi ketupat Lebaran juga merupakan bagian dari jalinan tradisi keluarga yang turun-temurun. Tradisi ini tidak hanya memperkuat ikatan keluarga, tetapi juga membuka peluang ekonomi.

Pedagang ketupat dapat meraih keuntungan dari penjualan ketupat selama musim Lebaran. Bahkan, beberapa pedagang memanfaatkan momen ini untuk menjual ketupat dalam jumlah besar.

Namun, seperti halnya tradisi-tradisi lainnya, tradisi ketupat Lebaran juga perlu dilestarikan. Salah satu cara untuk melestarikan tradisi ini adalah dengan mencoba resep ketupat yang ada di internet atau mencoba membuatnya sendiri dengan bantuan orang lain.

Anda juga dapat membantu menjaga dan melestarikan amaliyah tradisi dengan berbagi ketupat ke tetangga terdekat dan memperingati tradisi-tradisi lain yang ada di Lebaran.

Dengan demikian, ketupat Lebaran bukan hanya sekadar makanan yang disajikan saat perayaan Idul Fitri.

Ketupat adalah warisan budaya yang penuh makna, simbol kebersamaan dan pengampunan, serta peluang ekonomi yang dapat dimanfaatkan. Mari kita lestarikan tradisi ini, sebagai bentuk penghargaan kita terhadap warisan budaya nenek moyang kita.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article