Salah satu krisis kemanusiaan yang paling lama dan paling parah adalah yang dialami oleh rakyat Palestina.
Sejak tahun 1948, Palestina telah menjadi korban dari penjajahan, pendudukan, dan agresi Israel yang didukung oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya.
Israel terus melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan hukum internasional terhadap rakyat Palestina, seperti pembunuhan, penangkapan sewenang-wenang, penyiksaan, penghancuran rumah, pembangunan pemukiman ilegal, pemblokiran akses ke sumber daya, dan penggunaan kekerasan berlebihan.
Banyak orang menganggap bahwa konflik Palestina-Israel adalah konflik berbasis agama, antara Islam dan Yahudi.
Namun, ini adalah pandangan yang terlalu simplistis dan tidak akurat. Konflik Palestina-Israel sebenarnya adalah konflik politik dan nasionalis, yang dipicu oleh klaim teritorial, aspirasi kemerdekaan, dan intervensi asing.
Agama hanya menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi identitas, solidaritas, dan legitimasi dari kedua belah pihak, tetapi bukan menjadi sumber utama dari konflik itu sendiri.
Solusi untuk krisis kemanusiaan di Palestina adalah penghentian segala bentuk penjajahan, pendudukan, dan agresi Israel terhadap rakyat Palestina, serta pengakuan atas hak-hak rakyat Palestina, termasuk hak untuk menentukan nasib sendiri, hak untuk kembali ke tanah airnya, dan hak untuk mendirikan negara merdeka dan berdaulat dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Masyarakat internasional, terutama PBB, harus bertindak secara tegas dan konsisten untuk menegakkan hukum internasional dan resolusi-resolusi PBB yang berkaitan dengan Palestina, serta memberikan bantuan kemanusiaan yang memadai dan berkelanjutan kepada rakyat Palestina.
Afganistan: Negara yang Ditinggalkan oleh Dunia?
