Membanggakan, Kader PMII Cabang Mataram, Ciptakan Sabun Cuci

Rasyiqi
By Rasyiqi
4 Min Read
Produk Sabun cuci yang diciptakan Agus Mulyadi (foto: Redaksi)
Produk Sabun cuci yang diciptakan Agus Mulyadi (foto: Redaksi)

Mataram,- Agus Mulia Bakti adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, (Fakultas MIPA IKIP Mataram). Sabtu, 7/09/2019.

Agus Mulia Bakti lahir di Desa Aik anyar,
Kecamatan Sukamulia, Kabupaten Lombok Timur pada tanggal 2 Agustus 1999. Agus merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan keluarga menengah Kebawah, Mahmuludin dan Nurlaila Azwini.

Ia menyelesaikan pendidikan sekolah Dasar di SDN 3 Dasan Lekong pada tahun 2011, SMPN 1 Sukamulia tahun 2015, SMKN 2 Selong tahun 2018 dan sekarang masih menjalani studi S1 di IKIP Mataram.

Ia adalah ketua tingkat di kelas pendidikan Fisika dan ia juga menjabat sebagai ketua Rayon Budi Utomo PMII IKIP Mataram masa khidmat 2019-2020, yakni salah satu organisasi eksernal Kampus yang bergerak dibidang keislaman.

Sebagai salah satu Ketua Rayon yang merupakan tingkatan terbawah dalam sistem kaderisasi PMII, tentu dia sangat sibuk, selain mengurus Kaderisasi, juga mengurus kuliah, lelaki ini mampu menciptakan sebuah ide yang sangat cemerlang untuk kebutuhan orang banyak.

Selain itu juga, Mahasiswa ini juga terkenal aktif mengikuti berbagai lomba yang diadakan Kemenristekdikti seperti program kreativitas mahasiswa dan juga lomba-lomba eksternal kampus seperti lomba karya kulis ilmiah, puisi, essay dan lomba parade cinta tanah air ditingkat Provinsi maupun Nasional.

“Selama masih ada kesempatan untuk mengikuti kegiatan positif, saya kira itu merupakan hal yang sangat penting untuk diikuti, saya hanya berprinsip untuk mengikuti proses dan tidak memprotes proses, apapun jenis perlombaan saya coba ikuti, terlepas dari hasil akhirnya, yang penting itu bisa jadi tolak ukur kemampuan” terang Agus Muliadi.

Berkat keuletan dan kegigihannya, ia berhasil membuat Produk sabun cuci piring Teknologi Nanokitosan dari limbah kulit udang dan limbah lainnya.

“Mulanya sekedar iseng, dan hanya mencoba akan tetapi saya baru sadar bahwa karya saya ini laku dijual dipasaran dan di butuhkan masyarakat” terangnya.

Untuk pemasaran, Agus Mulia masih berkisar di masyarakat sekitar Desa nya.

“Masyarakat banyak yang minta dari hasil karya ini, semoga menjadi alternative yang bisa membantu masyarakat untuk mencintai produk lokal hasil karya kami” harapnya.

Karya ini oleh Agus Muliadi diberikan merk dan nama paten serta hasil cuciannya juga tidak kalah bersih dengan sabun-sabun cuci yang sudah terkenal.

“Saya kasih nama sabun cuci Chitolight, dan alhamdulillah masyarakat disekitar perlahan-lahan mulai memakai karya ini, semoga bisa bermanfaat” kata Agus.

Selain itu, ada pandangan berbeda yang diberikan oleh Agus Muliadi terhadap paradigma Mahasiswa.

“Kesalahan Mahasiswa pada saat ini menurut hemat saya adalah mereka terlalu sibuk dengan sendirinya, selain itu juga banyak Mahasiswa yang masih mengadopsi 3 K yakni, Kampus, Kos dan Kampung, padahal banyak ide -ide segar yang mesti difikirkan daripada 3 hal tersebut” jelasnya.

Laporan: Muh Rizwan

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article