Komunitas Pemuda Ini Sulap Malming di Halaman SGB Perkuat Literasi

Syahril Abdillah
4 Min Read
Hamparan buku diatas karpet yang disediakan Komunitas Pendekar Literasi dihalaman SGB Bangkalan (Foto/Istimewa)

Bangkalan, Jurnalfaktual.Id- Malam minggu biasanya malam yang sangat ditunggu-tunggu bagi para remaja baik yang memiliki pasangan (pacar) atau tidak untuk berkencan.

Tak hanya itu, Malming juga kerap digunakan sebagai kesempatan bagi kalangan muda-mudi untuk berkumpul sambil menikmati kopi, canda gurau atau sebatas bergurau ria.

Namun hal berbeda ditunjukkan oleh kalangan pemuda di Kabupaten Bangkalan, Madura, yang tergabung dalam Komunitas Pendekar Literasi (KREASI). Mereka menyulap momen itu dengan ajakan menguatkan literasi.

Dengan duduk lesehan serta beralaskan karpet ala kadarnya, mereka menyediakan buku bacaan kepada maayarakat yang hendak menikmati panurama malam di halaman Stadion Glora Bangkalan (SGB).

Uniknya lagi, kesempatan itu juga memberikan ruang kepada pengunjung untuk diskusi ringan. Gerakan itu bertujuan untuk meningkatkan minat baca dan kualitas masyarakat Bangkalan.

“Tujuan kami adalah untuk memberikan ruang baca dan menyebarkan virus budaya literasi kepada masyarakat Bangkalan,” kata Abdullah Sahuri, Founder Komunitas Pendeka Literasi. Sabtu (6/12/2019) petang.

Aab sapaan lekatnya mengatakan, apa yang dilalukan komunitasnya merupakan bentuk ikhtiar agar status Bangkalan yang baru terlepas dari kabupaten tertinggal juga diimbangi peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM).

“Jadi kualitas IPM juga harus ditingkatkan, agar Bangkalan yang baru terlepas dari status kabupaten tertinggal ini siap maju dan sejahtera,” ungkapnya.

Menurutnya, minat baca masyarakat Bangkalan, khususnya pemuda/mudi terbilang masih rendah. Bukan tidak mungkin jika IPM masyatakat Madura pada umumnya akan selalu tertinggal.

“Kekayaaan literasi bagian tidak kalah penting dalam mencetuskan gagasan- gagasan dalam memetakan pembangunan daerah terlebih di bidang peningkatan kualitas SDM,” jelasnya.

Persoalan mendasar saat ini, lanjut dia, peran pemerintah khusunya yang membidangi kesadaran membaca di Bangkalan tampak belum hadir secara utuh.

“Kemana instansi terkait yang membidanginya, sudahkan mendesain lembaga gerakan membaca khususnya di kabupaten Bangkalan ujung barat Madura ini?” cetusnya bertanya- tanya.

Sementara, ditinjau dari letak geografis Kabupaten Bangkalan tidak dipungkiri merupakan kabupaten terdekat, bahkan bisa dikatakan penyanggah dari kawasan mitropolitan Surabaya.

“Bukan tidak mungkin Bangkalan kedepan akan menjadi kabupaten penyanggah dari daerah mitropolis (Surabaya) sudahkah menyiapkan kualitas SDM nya?,” ujar pemuda penulis buku “Aku Malas Membaca” itu.

Ia memgaku prihatin dengan keadaan Bangkalan saat ini. Kata dia, Selain memang kabupatennya masih berada ditaraf bawah dibandingkan kabupaten lain di Jawa Timur, akan tetapi pemerintahnya terkesan santai dalam mengupayakan pengembangan SDM.

“Persoalan yang saya tau salah satunya masalah dan prioritas 2020 kan terkait keterbatasan SDM, yaa setidaknya harus ada lah gerakan atau gebrakan baru dan ini salah satu gerakan kami,” ujarnya.

“Kalau hanya ditunggu di tempat dan fasilitasnya itu-itu saja, perpus daerah sepi dibiarkan saja, saya kira tidak akan ada kemajuan indeks manusianya. Setidaknya ada lah upaya walaupun hanya sosialisasi kebawah, kan regulasinya ada toh.” imbuhnya.

Pemuda asal Kecamatan Galis itu menegaskan, gerakan mengajak sadar membaca dan kaya literasi dari komunitas pendekar literasi tidak akan berhenti di malam ini. Melainkan, akan dilakukan secara continu setiap malam minggu.

“Kami tidak akan berhenti disini meski malam ini hanya ada segelintir yang tertarik. Aktivitas ini akan terus kami lanjutkan,” pungkasnya.

Penulis: Imam
Editor. : Lah

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article