Kasus Covid-19 di Singapura Tembus 2,7 Juta: Ini Data Lengkap dan Fakta-Fakta Menariknya

ZAJ
By ZAJ
5 Min Read

jfid – Singapura, negara kota yang dikenal sebagai salah satu pusat bisnis dan pariwisata global, mengalami lonjakan kasus Covid-19 yang mengkhawatirkan sejak akhir 2023.

Pada tanggal 3 Desember 2023, Singapura mencatat rekor baru dengan 2.794 kasus baru Covid-19, sehingga total kasus menjadi 2.706.688.

Jumlah kematian akibat Covid-19 juga meningkat menjadi 1.234, termasuk 18 kematian tertinggi dalam satu hari pada 20 Oktober 2023.

Lonjakan kasus Covid-19 di Singapura ini menimbulkan pertanyaan, apa penyebabnya dan bagaimana dampaknya bagi negara tersebut? Berikut adalah beberapa fakta dan analisis yang dapat membantu menjawab pertanyaan tersebut.

Penyebab Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura

Ada beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab lonjakan kasus Covid-19 di Singapura, antara lain:

  • Varian Delta. Varian Delta, yang pertama kali terdeteksi di India, diketahui lebih menular dan lebih berbahaya daripada varian lainnya. Varian Delta telah menjadi varian dominan di Singapura sejak Juni 2023, dan menyumbang lebih dari 90 persen kasus baru. Varian Delta juga dapat menembus perlindungan vaksin, sehingga orang yang telah divaksinasi lengkap tetap berisiko terinfeksi.
  • Pembukaan Perbatasan. Singapura, yang sangat bergantung pada perdagangan dan pariwisata, telah memperluas perjalanan bebas karantina untuk pendatang yang divaksinasi dosis penuh dari delapan negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis, sejak 19 Oktober 2023.

Hal ini bertujuan untuk menghidupkan kembali perekonomian dan mengubah pendekatan dari strategi tanpa toleransi menjadi hidup berdampingan dengan Covid-19⁶. Namun, hal ini juga meningkatkan risiko masuknya kasus impor dan penularan lokal.

  • Pelonggaran Pembatasan Sosial. Singapura juga telah melonggarkan beberapa pembatasan sosial sejak 10 November 2023, seperti meningkatkan kapasitas tempat ibadah, bioskop, dan restoran, serta mengizinkan hingga lima orang berkumpul di tempat umum.
    Hal ini dilakukan untuk memberikan kelonggaran kepada masyarakat yang telah divaksinasi lengkap, yang mencapai 85 persen dari populasi.

Namun, hal ini juga dapat memicu peningkatan interaksi sosial dan mobilitas masyarakat, yang dapat mempercepat penyebaran virus.

Dampak Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura

Lonjakan kasus Covid-19 di Singapura telah menimbulkan dampak yang signifikan, baik dari segi kesehatan, ekonomi, maupun sosial, antara lain:

  • Kewalahan Sistem Kesehatan. Lonjakan kasus Covid-19 telah membuat sistem kesehatan Singapura kewalahan. Pada 3 Desember 2023, hampir 95 persen tempat tidur isolasi di rumah sakit sudah berpenghuni dan lebih dari 80 persen ranjang di unit perawatan intensif terisi. Hal ini mengancam ketersediaan sumber daya kesehatan dan kualitas pelayanan bagi pasien Covid-19 maupun non-Covid-19.

Untuk mengatasi hal ini, pemerintah Singapura telah mengambil beberapa langkah, seperti menambah kapasitas tempat tidur, mengalihkan pasien dengan gejala ringan ke fasilitas karantina, dan mengurangi operasi elektif.

  • Menurunnya Pertumbuhan Ekonomi. Lonjakan kasus Covid-19 juga telah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Singapura, yang sebelumnya diproyeksikan mencapai 6-7 persen pada 2023. Namun, akibat lonjakan kasus, pemerintah Singapura menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi menjadi 5,5-6,5 persen pada November 2023.

Hal ini disebabkan oleh penurunan aktivitas ekonomi di sektor-sektor yang sensitif terhadap Covid-19, seperti pariwisata, ritel, dan hiburan. Selain itu, lonjakan kasus juga dapat mengganggu rantai pasokan dan mengurangi kepercayaan konsumen dan investor.

  • Meningkatnya Ketidaksetaraan Sosial. Lonjakan kasus Covid-19 juga telah meningkatkan ketidaksetaraan sosial di Singapura, yang terlihat dari perbedaan dampak Covid-19 antara kelompok-kelompok masyarakat. Misalnya, pekerja migran yang tinggal di asrama lebih rentan terinfeksi Covid-19 daripada penduduk lokal, karena tinggal di tempat yang padat dan kurang higienis.

Selain itu, kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah, tidak terampil, atau tidak divaksinasi juga lebih terpukul oleh dampak ekonomi Covid-19, karena kehilangan pekerjaan, pendapatan, atau akses ke layanan publik.

Kesimpulan

Singapura menghadapi tantangan besar dalam mengatasi lonjakan kasus Covid-19, yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti varian Delta, pembukaan perbatasan, dan pelonggaran pembatasan sosial.

Lonjakan kasus Covid-19 telah menimbulkan dampak yang signifikan bagi Singapura, baik dari segi kesehatan, ekonomi, maupun sosial.

Oleh karena itu, Singapura perlu mengambil langkah-langkah yang tepat dan seimbang untuk menekan penyebaran virus, melindungi masyarakat, dan memulihkan perekonomian.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article