Jokowi ‘Jual Diri’ ke AS, Apakah Ini Strategi Baru Untuk Palestina?”

Noer Huda By Noer Huda - Content Creator
2 Min Read
Jokowi ‘jual Diri’ Ke As, Apakah Ini Strategi Baru Untuk Palestina?”
Jokowi ‘jual Diri’ Ke As, Apakah Ini Strategi Baru Untuk Palestina?”
- Advertisement -

jfid – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan langkah-langkah diplomasi berani dalam beberapa pekan terakhir.

Dari partisipasinya dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Riyadh, Arab Saudi, hingga pertemuan pentingnya dengan Presiden AS Joe Biden, Jokowi menunjukkan komitmen yang mendalam terhadap penyelesaian konflik Israel-Palestina.

Kedatangan Presiden Jokowi pada 11 November 2023 di Bandara Internasional King Khalid, Riyadh, bertujuan menghadiri KTT OKI yang menanggapi krisis di Gaza, Palestina, akibat agresi brutal Israel.

Dalam forum tersebut, pembahasan penting meliputi gencatan senjata, percepatan bantuan kemanusiaan, pertanggungjawaban Israel, serta panggilan untuk perundingan damai yang cepat.

Jokowi menekankan kesatuan OKI sebagai langkah kunci dalam menyelesaikan krisis ini. Langkah selanjutnya, pertemuan dengan Presiden AS Joe Biden, bertujuan memperkuat kerjasama bilateral di bidang ekonomi, pendidikan, teknologi, dan aspek lain guna memajukan kepentingan nasional Indonesia.

Meskipun terlihat ada perbedaan antara fatwa MUI dan kunjungan Jokowi ke AS, keduanya merupakan bagian dari usaha lebih besar menuju perdamaian dan keadilan dalam konflik ini.

Meningkatkan hubungan dengan AS tidak berarti mengabaikan Palestina; pemerintah mungkin mencari cara alternatif untuk mendukung Palestina.

Jokowi telah menegaskan bahwa diplomasi dan kerjasama internasional adalah kunci penyelesaian konflik.

Melalui partisipasinya dalam KTT OKI dan pertemuan dengan Presiden AS, Jokowi menunjukkan komitmen kuatnya untuk memajukan perdamaian dan kepentingan nasional Indonesia.

Meskipun dihadapkan pada tantangan dan kritik, langkah-langkah ini menunjukkan komitmen Jokowi untuk mencari solusi damai dan adil bagi semua pihak terlibat.

Proses ini kompleks, namun dengan kepemimpinan yang teguh, waktu, diplomasi, serta kerjasama, perdamaian dan keadilan dapat tercapai.

- Advertisement -
Share This Article