jfid – Saat Israel memulai serangan darat ke Gaza, Palestina, pada Jumat (27/10/2023), Jerman tidak tinggal diam. Negara Eropa itu mengerahkan lebih dari 1.000 pasukan elit ke Siprus, sebuah pulau di Laut Mediterania. Apa tujuan Jerman mengirim pasukan-pasukan khusus ini? Apakah ini pertanda perang besar akan terjadi di Timur Tengah?
Konflik Israel-Palestina memanas sejak Hamas, sebuah kelompok militan Palestina yang menguasai Gaza, menyerbu wilayah Israel selatan pada 7 Oktober 2023. Serangan mendadak ini menewaskan lebih dari 1.400 orang Israel, sebagian besar warga sipil, dan menyandera sekitar 200 orang. Israel pun membalas dengan membombardir Gaza secara brutal, membunuh lebih dari 7.000 orang Palestina.
Jerman, yang memiliki hubungan dekat dengan Israel sejak Perang Dunia II, merasa khawatir dengan eskalasi konflik ini. Jerman juga memiliki warga negaranya yang tinggal di Timur Tengah, termasuk di Gaza dan Lebanon. Untuk itu, Jerman memutuskan untuk mengirim pasukan-pasukan elitnya ke Siprus, sebagai persiapan untuk mengevakuasi warganya jika situasi semakin buruk.
Pasukan-pasukan elit yang dikirim Jerman terdiri dari tiga unit: Komando Pasukan Khusus Angkatan Darat (KSK), Pasukan Khusus Angkatan Laut (KSM), dan Unit Pasukan Khusus Polisi Federal (GSG 9). Ketiga unit ini memiliki kemampuan khusus dalam operasi militer dan penyelamatan sandera. Mereka juga dilengkapi dengan peralatan canggih dan senjata modern.
Pasukan-pasukan ini bersiaga di Siprus, sebuah pulau yang berjarak sekitar 300 kilometer dari pantai Israel dan Lebanon. Siprus dipilih sebagai lokasi karena memiliki markas marinir dan penyelam militer Jerman. Selain itu, Siprus juga memiliki hubungan baik dengan Israel dan Palestina, sehingga dapat memfasilitasi akses Jerman ke wilayah konflik.
Jerman berharap dapat membantu menyelesaikan konflik Israel-Palestina secara damai dan diplomatis. Namun, Jerman juga siap menghadapi kemungkinan terburuk, yaitu perang besar di Timur Tengah. Iran, sekutu Hamas, telah mengancam akan ikut campur jika Israel terus menyerang Gaza. Iran juga memiliki hubungan tegang dengan Arab Saudi, sekutu Amerika Serikat, yang mendukung Israel.
Jika perang besar meletus di Timur Tengah, Jerman tidak mau ketinggalan. Jerman ingin menunjukkan peran aktifnya dalam menjaga stabilitas dan keamanan dunia. Jerman juga ingin membuktikan bahwa ia bukan lagi negara yang agresif dan brutal seperti masa lalu. Jerman ingin menjadi negara yang bertanggung jawab dan berkontribusi positif bagi kemanusiaan.