Henry Kissinger Masuk Daftar Hitam Rusia di Ukraina

ZAJ By ZAJ - SEO Expert | AI Enthusiast
3 Min Read
- Advertisement -

jfid – Anda mungkin terkejut mendengar bahwa Henry Kissinger, mantan menteri luar negeri Amerika Serikat yang terkenal karena perannya dalam perang dingin, perang Vietnam, dan diplomasi dengan China, ternyata masuk dalam daftar target pembunuhan oleh mata-mata Rusia di Ukraina.

Namun, itu adalah kenyataan yang baru saja diungkap oleh dinas keamanan dalam negeri Ukraina (SBU) pada hari Selasa, 5 Desember 2023.

Menurut SBU, mereka berhasil menggagalkan rencana pembunuhan terhadap tiga tokoh penting di Ukraina, yaitu menteri pertahanan Andriy Taran, kepala badan intelijen militer Kyrylo Budanov, dan aktivis pro-demokrasi Vitaly Shabunin.

Para tersangka adalah dua orang yang diduga bekerja untuk badan intelijen militer Rusia (GRU), yang menggunakan kelompok sabotase untuk melaksanakan misi mereka.

Ad image

SBU mengatakan bahwa para tersangka dijanjikan hingga 150.000 dollar AS (sekitar 2,2 miliar rupiah) oleh makelar Rusia untuk setiap target yang mereka bunuh.

Selain itu, mereka juga diberikan daftar nama-nama lain yang dianggap sebagai musuh Rusia, termasuk Henry Kissinger, yang berusia 100 tahun pada tahun ini.

Mengapa Henry Kissinger menjadi sasaran Rusia? Jawabannya mungkin terkait dengan pernyataannya di World Economic Forum (WEF) pada bulan Mei 2022.

di mana ia menyarankan agar Ukraina menyerahkan sebagian wilayahnya ke Rusia agar situasi bisa kembali ke status quo sebelumnya, yaitu ketika Rusia masih menguasai Krimea dan sebagian wilayah timur Ukraina.

Pernyataan ini menuai kecaman dari presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang menilai bahwa Kissinger masih hidup di masa lalu dan tidak menghormati kedaulatan dan integritas Ukraina.

Kissinger sendiri tidak memberikan tanggapan atas rencana pembunuhan terhadap dirinya.

Namun, juru bicaranya mengatakan bahwa ia tetap mendukung penyelesaian damai konflik antara Ukraina dan Rusia, serta berharap agar kedua negara bisa menjalin hubungan yang baik dengan Eropa dan dunia.

Sementara itu, pemerintah Rusia juga tidak memberikan komentar resmi atas tuduhan SBU.

Namun, beberapa media yang dikelola pemerintah Rusia mengejek rencana pembunuhan tersebut sebagai propaganda Ukraina untuk menarik simpati dari Barat dan memperburuk citra Rusia.

Konflik antara Ukraina dan Rusia memanas sejak Februari 2023, ketika Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina dengan alasan melindungi warga Rusia di sana.

Ukraina, yang didukung oleh NATO dan negara-negara Barat, berusaha mempertahankan kedaulatannya dan menolak aneksasi Rusia.

Hingga saat ini, belum ada tanda-tanda penyelesaian konflik tersebut, meskipun telah dilakukan beberapa upaya diplomasi dan gencatan senjata.

- Advertisement -
Share This Article