Hasto Sindir AMIN Tak Disiplin Waktu, AMIN Jawab dengan Antusiasme Pendukung

Rasyiqi
By Rasyiqi
9 Min Read

jfid – Pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) untuk Pemilu 2024 di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI pada Kamis (19/10/2023) berlangsung dengan penuh drama.

Pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang disingkat AMIN, yang dijadwalkan mendaftar pukul 08.00 WIB, baru tiba di KPU pukul 09.57 WIB. Alasannya, mereka terjebak macet karena antusiasme tinggi dari pendukung dan simpatisan yang mengiringi mereka.

Namun, keterlambatan AMIN ini tidak disukai oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto, yang merupakan partai pengusung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Pasangan Ganjar-Mahfud seharusnya mendaftar pukul 11.00 WIB, tetapi harus menunggu hingga AMIN selesai. Hasto menilai AMIN tidak disiplin waktu dan mengganggu jadwal pendaftaran yang sudah ditetapkan oleh KPU.

“Seharusnya disiplin, kalau mendaftar jam 08.00 WIB seharusnya jam 08.00 WIB, itu yang diharapkan,” ujar Hasto di rumah Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri di Jl Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat.

“Tapi ya enggak apa-apa, kami mengalah, dan kemudian ya kami setelah mereka selesai kami mendaftar, meskipun jadwalnya seharunya jam 11.00 WIB (PDI-P mendaftar),” tuturnya.

Hasto juga menyindir AMIN saat mereka melewati rumah Megawati dalam perjalanan menuju KPU. Saat itu, para pendukung AMIN yang berada di mobil bak terbuka meneriakkan yel-yel agar Anies menjadi presiden. “Iya enggak apa-apa, boleh boleh saja, enggak ada persoalan,” kata Hasto sambil tersenyum.

Balasan dari AMIN

Sindiran Hasto ini tidak dibiarkan begitu saja oleh pihak AMIN. Anies sendiri meminta maaf karena terlambat datang ke KPU dari waktu yang sudah ditentukan. Dia mengatakan bahwa dia dan Cak Imin berencana tiba di KPU pukul 08.00 WIB, tetapi terhambat oleh lalu lintas kendaraan dan orang yang padat.

“Kami memang berencana bisa tiba jam 08.00. Tapi lalu lintas macet bukan hanya lalu lintas kendaraan rupanya, tapi lalu lintas orang juga macet,” kata Anies di KPU. “Karena itu mohon maaf kami datang agak terlambat,” ujarnya.

Anggota Badan Pekerja (Baja) AMIN, Syaiful Huda, juga meminta maaf kepada pihak-pihak yang merasa terganggu dengan antusiasme tinggi pendukung dan simpatisan yang ingin mengantarkan pasangan AMIN ke KPU. Dia mengatakan bahwa antusiasme tersebut membuat AMIN semakin bersemangat mengarungi kontestasi politik dalam Pemilu 2024.

“Kami mohon maaf kepada pihak-pihak yang merasa terganggu dengan antusiasme tinggi pendukung dan simpatisan yang ingin mengantarkan pasangan AMIN ke kantor KPU. Antusiasme pendukung ini membuat AMIN kian bersemangat mengarungi kontestasi politik dalam Pemilu 2024,” ujar Syaiful.

Syaiful juga menjelaskan bahwa tim Baja AMIN telah memotong banyak agenda dari rangkaian prosesi pendaftaran pasangan AMIN. Hal ini terjadi karena dalam komunikasi awal dengan KPU disampaikan jika lembaga penyelenggara Pemilu tersebut hanya akan menerima pendaftaran satu pasangan dalam satu hari. Namun, tiba-tiba ada pemberitahuan jika ada pasangan lain yang akan mendaftar di hari dan tanggal yang sama.

“Kesepakatan dengan KPU di rapat tadi malam menyatakan, AMIN akan keluar pukul 10.30, dan sudah sesuai jadwal. Tinggal pencairan massa saja,” tandas Syaiful.

Jubir Anies, Angga Satria, juga memberikan tanggapan terkait sindiran Hasto. Dia mengatakan bahwa sindiran tersebut merupakan hal yang biasa dalam dunia politik. Dia juga mengatakan bahwa pasangan AMIN sesungguhnya sudah mematuhi kesepakatan KPU dalam hal jadwal dan alokasi tenggat waktu.

“Ini hal biasa dalam politik, kita tidak perlu terlalu mempermasalahkannya. Yang penting kita fokus pada visi-misi dan program kerja yang akan kita sampaikan kepada rakyat,” kata Angga. “Kesepakatan dengan KPU di rapat tadi malam menyatakan, AMIN akan keluar pukul 10.30, dan sudah sesuai jadwal. Tinggal pencairan massa saja,” ujarnya.

Analisis

Drama pendaftaran Pilpres yang melibatkan Hasto dan AMIN ini menunjukkan betapa sengitnya persaingan politik menjelang Pemilu 2024. Pasangan Ganjar-Mahfud dan AMIN merupakan dua dari empat pasangan yang sudah mendaftar ke KPU hingga Kamis (19/10/2023). Dua pasangan lainnya adalah Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dan Ridwan Kamil-Ahmad Heryawan.

Pasangan Ganjar-Mahfud didukung oleh empat partai politik, yaitu PDI-P, PPP, Perindo, dan Hanura. Mereka mengusung tagline “Ganjar Mahfud Indonesia Maju” atau GEMILANG. Pasangan AMIN didukung oleh lima partai politik, yaitu NasDem, PKS, PAN, Demokrat, dan PKB. Mereka mengusung tagline “Anies Muhaimin Indonesia Negeri Adil Makmur” atau AMIN.

Menurut survei terbaru dari Indikator Politik Indonesia yang dirilis pada 18 Oktober 2023, pasangan Ganjar-Mahfud unggul dengan elektabilitas sebesar 28,9 persen. Pasangan AMIN berada di posisi kedua dengan elektabilitas sebesar 21,4 persen. Pasangan Prabowo-Sandi berada di posisi ketiga dengan elektabilitas sebesar 16,9 persen. Pasangan Ridwan-Aher berada di posisi terakhir dengan elektabilitas sebesar 9,6 persen.

Survei ini dilakukan pada 1-8 Oktober 2023 dengan metode multistage random sampling terhadap 1.220 responden yang memiliki hak pilih dalam Pemilu 2024. Survei ini memiliki margin of error sebesar plus minus 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.

Dari hasil survei ini, dapat dilihat bahwa pasangan Ganjar-Mahfud dan AMIN merupakan dua pasangan yang paling berpotensi untuk bersaing ketat dalam Pemilu 2024. Keduanya memiliki basis dukungan yang kuat dari partai-partai politik maupun masyarakat. Keduanya juga memiliki track record yang baik sebagai pemimpin daerah maupun pusat.

Namun, keduanya juga memiliki tantangan dan kelemahan yang harus diatasi. Pasangan Ganjar-Mahfud harus bisa menunjukkan bahwa mereka bukan sekadar boneka dari Megawati Soekarnoputri atau Joko Widodo. Mereka harus bisa menawarkan gagasan-gagasan baru yang bisa menyelesaikan masalah-masalah bangsa yang kompleks.

Pasangan AMIN harus bisa menjawab isu-isu kontroversial yang menimpa mereka, seperti kasus reklamasi Teluk Jakarta, dugaan keterlibatan Cak Imin dalam kasus korupsi Bansos Covid-19, dan isu-isu keagamaan dan kebangsaan yang seringkali menjadi bahan adu domba. Mereka harus bisa menunjukkan bahwa mereka mampu bekerja sama secara harmonis dan sinergis meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda.

Drama pendaftaran Pilpres yang melibatkan Hasto dan AMIN ini mungkin hanya sebagian kecil dari dinamika politik yang akan terus berkembang hingga hari pencoblosan pada 9 April 2024. Namun, drama ini juga bisa menjadi indikator tentang bagaimana sikap dan karakter dari masing-masing pasangan capres-cawapres.

Apakah mereka akan saling menghormati dan menghargai, atau saling menyerang dan menjatuhkan? Apakah mereka akan fokus pada visi-misi dan program kerja, atau fokus pada popularitas dan elektabilitas? Apakah mereka akan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, atau mengabaikan aturan-aturan yang berlaku?

Pemilu 2024 adalah momentum penting bagi bangsa Indonesia untuk menentukan arah dan masa depannya. Pemilih berdaulat harus bisa memilih dengan cerdas dan bijaksana. Pemilih harus bisa membedakan mana pasangan capres-cawapres yang benar-benar peduli dengan kepentingan rakyat, dan mana yang hanya peduli dengan kepentingan pribadi atau kelompok. Pemilih harus bisa menilai mana pasangan capres-cawapres yang memiliki kapasitas dan integritas untuk memimpin Indonesia menjadi lebih baik.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article