Gibran ‘Curang’ di Debat Cawapres? Ini Fakta yang Harus Anda Ketahui!

Rasyiqi By Rasyiqi - Writer, Saintific Enthusiast
6 Min Read
Gibran ‘Curang’ di Debat Cawapres? Ini Fakta yang Harus Anda Ketahui!
Gibran ‘Curang’ di Debat Cawapres? Ini Fakta yang Harus Anda Ketahui!

jfid – Debat cawapres perdana yang digelar pada Jumat, 22 Desember 2023, menjadi ajang bagi tiga calon wakil presiden untuk menunjukkan kemampuan dan gagasan mereka dalam menghadapi berbagai isu strategis.

Namun, di tengah-tengah debat yang berlangsung sengit, ada satu hal yang menarik perhatian publik, yakni alat bantu yang digunakan oleh cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka.

Gibran, putra sulung Presiden Joko Widodo, tampak memakai tiga mikrofon sekaligus: satu di telinga, satu di kerah, dan satu di tangan.

Selain itu, ia juga terlihat memakai earphone di telinganya. Hal ini menimbulkan spekulasi di media sosial bahwa Gibran sedang mendapat bantuan dari pihak lain melalui alat tersebut.

Ad image

Salah satu yang mengkritik Gibran adalah mantan politikus Partai Demokrat, Roy Suryo. Melalui akun Twitternya, @KRMTRoySuryo1, ia menuding Gibran melakukan kecurangan atau cheating dengan menggunakan tiga mikrofon dan earphone.

Ia juga mempertanyakan siapa yang bisa memberikan arahan atau feeding ke telinga Gibran. Ia bahkan meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) agar adil dan hanya memperbolehkan satu mikrofon untuk masing-masing cawapres.

Namun, tudingan Roy Suryo ini langsung dibantah oleh Ketua KPU, Hasyim Asy’ari. Menurutnya, alat bantu yang digunakan oleh Gibran sama dengan yang digunakan oleh dua cawapres lainnya, yakni Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dan Mahfud MD.

Hasyim menjelaskan bahwa alat bantu tersebut disiapkan oleh KPU dan sudah disepakati oleh tim pasangan calon.

“Alat bantu yang dimaksud adalah pulpen dan kertas. Lainnya seperti teleprompter atau iPad tidak diperkenankan,” ujar Hasyim, seperti dikutip dari tirto.id.

Hasyim menambahkan bahwa mikrofon di telinga dan di kerah adalah cadangan, sedangkan mikrofon di tangan adalah utama. Earphone yang dipakai Gibran, lanjutnya, adalah untuk mendengar suara moderator dan panelis dengan lebih jelas.

“Earphone itu untuk mendengar suara moderator dan panelis. Kalau tidak pakai earphone, suaranya akan terdengar gema di ruangan. Jadi, itu bukan untuk mendengar suara orang lain yang memberi petunjuk,” tutur Hasyim, seperti dilansir dari msn.com.

Tanggapan serupa juga disampaikan oleh Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Ahmad Muzani.

Ia menegaskan bahwa alat bantu yang dipakai Gibran tidak ada yang ilegal dan semua sudah sesuai dengan aturan KPU.

“Semua alat bantu yang dipakai Gibran tidak ada yang ilegal. Semua sudah sesuai dengan aturan KPU. Jadi, tidak ada yang perlu diragukan,” kata Muzani, seperti dikutip dari kompas.com⁵.

Muzani juga membantah stigma yang meremehkan kemampuan Gibran dalam berdebat. Ia mengatakan bahwa Gibran sudah menyiapkan diri dengan baik dan mampu menjawab semua pertanyaan yang diajukan dengan lugas dan tegas.

“Gibran sudah menunjukkan bahwa dia bukan sekadar anak presiden, tapi juga seorang pemimpin yang berwawasan dan berintegritas. Dia bisa memberikan solusi-solusi konkret untuk mengatasi masalah-masalah bangsa, khususnya di bidang ekonomi,” ucap Muzani.

Debat cawapres perdana yang berlangsung selama dua jam itu mengangkat tema tentang ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, investasi pajak, perdagangan, pengelolaan APBN/APBD, infrastruktur, dan perkotaan.

Dari segi materi, Gibran dinilai unggul dalam membahas isu-isu terkait ekonomi digital, investasi, dan infrastruktur. Ia juga berhasil menunjukkan sikap santun dan sopan dalam berdebat, tanpa menyerang atau mencela lawan-lawannya.

Namun, Gibran juga mendapat kritik dari sebagian warganet terkait pengucapan akronim asing yang sempat ditanyakan kepada Cak Imin, yaitu SGIE (Sustainable Growth with Inclusive and Equitable).

Gibran mengucapkan akronim tersebut dengan cara yang salah, yaitu “es-ji-i-e”, bukan “es-dji-i-e”. Hal ini dianggap sebagai kesalahan fatal yang menunjukkan ketidaktahuan Gibran tentang istilah-istilah ekonomi.

Meski begitu, Gibran tidak menampik kesalahannya tersebut. Ia bahkan mengakui bahwa ia masih belajar dan terus berusaha untuk memperbaiki diri.

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan masukan dan kritik kepadanya.

“Saya mohon maaf kalau ada kesalahan dalam debat tadi. Saya masih belajar dan terus berusaha untuk memperbaiki diri. Saya terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan masukan dan kritik ke saya. Saya akan menjadikannya sebagai bahan evaluasi dan motivasi untuk lebih baik lagi,” tulis Gibran di akun Instagramnya, @gibranrakabuming, setelah debat usai.

Dengan demikian, debat cawapres perdana telah menampilkan sisi-sisi menarik dari masing-masing cawapres, termasuk Gibran.

Tidak hanya soal alat bantu, tapi juga soal materi, gaya, dan sikap dalam berdebat. Publik pun masih menantikan penampilan Gibran dalam debat-debat selanjutnya, apakah ia akan memberikan kejutan atau kecewa.

Share This Article