jfid – Anggota DPD RI Dapil NTB H Lalu Suhaimi Ismy silaturahmi & sosialisasi 4 Pilar MPR RI (Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika) di Pondok Pesantren (Ponpes) Attahkimissorih NW Desa Gunung Malang Kecamatan Pringgabaya Kab. Lombok Timur, Senin, 24 Mei 2021.
“Indonesia kita ini sangat luas dari sabang sampai marauke, bila kita terbang dengan pesawat membutuhkan waktu belasan jam lebih. Bandingkan dengan Negara-negara lain terutama di eropa, kita bisa menempuh 2-3 negara hanya dalam waktu 1-2 jam perjalanan darat. Luasnya Indonesia sepadan dengan kekayaan alam dan budaya yang dimilikinya,” ungkapnya.
Ia menjelaskan belasan ribu pulau yang cantik dan indah, berdasarkan data sampai akhir tahun 2019 Indonesia memiliki jumlah pulau sebanyak 17.491 dengan posisi yang strategis, diantara dua samudra dan dua benua. karena posisi strategis Ini, Indonesia sejak zaman dahulu selalu menjadi incaran bangsa-bangsa lain. Baik kekayaan alam sampai dengan letak geografisnya.
“Maka kita generasi saat ini harus sekuat tenaga menjaga NKRI dengan terus meningkatkan rasa cinta kita kepada Indonesia. Tunjukkan kita orang Indonesia yang kokoh dan kuat dengan menjaga dan meningkatkan rasa persatuan yang teguh dan kuat,” ajak Lalu Suhaimi.
Selain itu, mantan Kakanwil NTB ini mengingatkan untuk jangan pernah ada orang Indonesia tidak hafal dan mengetahui Pancasila, karena Pancasila adalah jati diri bangsa Indonesia. Bagaimnaana bisa menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bila kita tidak mengetahui dan menghafalnya.
“Ingat, Pancasila merupakan pemersatu Bangsa Indonesia, semua tokoh pendiri Indonesia sepakat bahwa Pancasila merupakan jiwa bangsa Indonesia. Karena Pancasila yang menyatukan kita dari berbagai Agama, suku, ras dan golongan,” tuturnya.
Senator dua periode ini menambahkan, penerapan Pancasila tercermin dari memaknai BhinnekaTunggal Ika dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Menghormati sesama warga negara Indonesia, tidak membedakan pelayanan terhadap si kaya dan si miskin, bergotong royong dalam membangun untuk kemajuan dan kesejahteraan bersama, merupakan wujud konkret kita menerapkannya.
“ingat sebagai orang yang beragama dan menjalankan Pancasil, maka kita menghayati hadits Rasulullah SAW, “Khoirunnas anfa’uhum linnas” yang artinya sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain,” katanya.