Gara-gara Nonton Drakor, Kamu Jadi Pro Israel? Ini Dia Alasan Korea Selatan Dukung Israel!

Noer Huda
2 Min Read
Gara Gara Nonton Drakor, Kamu Jadi Pro Israel? Ini Dia Alasan Korea Selatan Dukung Israel!
Gara Gara Nonton Drakor, Kamu Jadi Pro Israel? Ini Dia Alasan Korea Selatan Dukung Israel!

jfid – Gaza telah menjadi saksi dari konflik panjang antara Israel dan Hamas yang terus berlanjut, menarik perhatian global, termasuk Korea Selatan.

Dalam hal ini, sebuah cuitan kontroversial dari Didiek Murdock, salah satu pengguna X (Twitter), menulis cuitan yang mengundang kontroversi, “Hayoo siapa yg masih suka nonton drakor? Kini ketahuilah, korea sudah resmi mendukung Yahudi biadab yang membantai rakyat Palestina tanpa belas kasih. Dan kelen sbg pecandu drakor turut mempopulerkan negara itu. Semoga kelen mulai menyadari”. Cuitan ini menimbulkan pertanyaan: Apakah Korea Selatan pro-Israel?

Meskipun Korea Selatan memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, sikap mereka dalam konflik ini lebih cenderung dipengaruhi oleh faktor diplomatik dan pandangan terhadap kemerdekaan Palestina.

Mereka tidak mengakui Palestina sebagai negara, yang sejalan dengan sikap negara-negara besar lain seperti Amerika Serikat, Prancis, Inggris, dan Jerman.

Sebagai sekutu dekat Amerika Serikat, Korea Selatan cenderung mendukung kebijakan pro-Israel, yang sebagian besar juga dipengaruhi oleh pengaruh Yahudi yang signifikan di Amerika Serikat.

Meskipun demikian, Korea Selatan juga telah mengutuk serangan roket Hamas tanpa secara langsung mendukung penduduk Gaza.

Namun, realitasnya menunjukkan adanya perpecahan di dalam masyarakat Korea Selatan terkait isu ini. Tidak semua warga Korea Selatan sepakat dalam mendukung Israel atau Palestina.

Banyak dari mereka menunjukkan empati terhadap penderitaan rakyat Palestina dan mengecam kekerasan yang dilakukan oleh Israel. Bahkan, sebagian melakukan aksi solidaritas dan donasi untuk membantu korban konflik.

Oleh karena itu, menyimpulkan bahwa Korea Selatan secara keseluruhan bersikap pro-Israel secara politik atau budaya tidaklah tepat.

Terdapat keragaman pandangan di antara masyarakatnya. Hal ini juga mengingatkan kita untuk lebih bijak dalam menyikapi informasi di media sosial, tidak mudah terprovokasi oleh konten provokatif, serta untuk lebih memperhatikan dan berempati terhadap krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung, tanpa memandang asal usul.

Harapan terbesar adalah agar konflik Israel-Hamas dapat berakhir demi terwujudnya perdamaian di Timur Tengah.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article