Deutsche Bank: Laba Turun, Pemutusan Ribuan Karyawan

Rasyiqi
By Rasyiqi
4 Min Read
blue and white high rise building

Deutsche Bank, bank terbesar di Jerman, mengalami penurunan laba pada tahun 2023.

Meskipun demikian, bank ini berhasil melampaui ekspektasi pasar dengan kinerja yang solid di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu.

Namun, bank ini juga berencana untuk memangkas ribuan karyawan sebagai bagian dari program restrukturisasi.

Menurut laporan keuangan yang dirilis pada Kamis, 1 Februari 2024, Deutsche Bank mencatat laba bersih sebesar 4,21 miliar euro pada tahun 2023, turun 16% dibandingkan tahun sebelumnya.

Penyebab utama penurunan laba adalah kenaikan tarif pajak yang harus dibayar oleh bank, yang mencapai 1,49 miliar euro, naik 64% dari tahun 2022.

Namun, bank ini juga menunjukkan pertumbuhan pendapatan yang cukup baik, yaitu sebesar 6%, menjadi 28,9 miliar euro.

Hal ini menunjukkan bahwa bank ini mampu menghadapi tantangan dari persaingan yang ketat, suku bunga yang rendah, dan ketidakpastian geopolitik.

Bank ini juga berhasil meningkatkan rasio modal inti (CET1) menjadi 14,1%, melebihi target minimum yang ditetapkan oleh regulator.

Salah satu faktor yang mendukung kinerja bank ini adalah bisnis perbankan ritel, yang mencatatkan pendapatan sebesar 2,34 miliar euro pada kuartal ketiga 2023, naik 3% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Bisnis ini mendapat manfaat dari kenaikan suku bunga, yang meningkatkan marjin bunga bersih. Di Jerman, pendapatan bisnis ini bahkan naik 16%.

Sementara itu, bisnis perbankan investasi mengalami penurunan pendapatan sebesar 4%, menjadi 2,27 miliar euro.

Hal ini disebabkan oleh penurunan aktivitas di pasar obligasi dan mata uang asing, yang terpengaruh oleh volatilitas pasar dan permintaan yang lemah. Namun, bank ini tetap optimis bahwa bisnis ini akan pulih di tahun 2024.

Christian Sewing, CEO Deutsche Bank, mengatakan bahwa hasil tahunan bank ini menunjukkan kekuatan strategi bank ini sebagai bank global yang melayani berbagai segmen nasabah.

“Kami telah mencapai laba sebelum pajak tertinggi sejak 16 tahun terakhir, tumbuh lebih cepat dari yang kami rencanakan, dan tetap fokus pada disiplin biaya meskipun melakukan investasi penting,” katanya.

Namun, Sewing juga mengakui bahwa bank ini masih memiliki tantangan yang harus diatasi, terutama dalam hal efisiensi operasional.

Bank ini masih memiliki rasio biaya terhadap pendapatan (cost-to-income ratio) yang tinggi, yaitu 72%, yang berarti bank ini mengeluarkan 72 sen untuk setiap euro yang dihasilkan.

Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pesaingnya, seperti UniCredit, yang memiliki rasio biaya terhadap pendapatan sebesar 39%.

Untuk meningkatkan efisiensi, bank ini berencana untuk memangkas sekitar 800 karyawan pada tahun 2024, terutama di divisi perbankan investasi.

Ini merupakan kelanjutan dari program restrukturisasi yang telah dilakukan sejak Sewing menjabat sebagai CEO pada tahun 2018, yang telah mengurangi jumlah karyawan bank ini dari 97.000 menjadi 83.000.

Bank ini juga berencana untuk menutup sekitar 93 cabang di Jerman pada tahun 2024, sebagai respons terhadap perubahan perilaku nasabah yang semakin beralih ke layanan digital.

Bank ini juga berupaya untuk meningkatkan penggunaan teknologi, seperti kecerdasan buatan, untuk meningkatkan kualitas layanan dan mengurangi biaya.

Deutsche Bank menargetkan untuk mencapai pendapatan sebesar 32 miliar euro pada tahun 2025, dengan rasio biaya terhadap pendapatan sebesar 65%.

Bank ini juga menaikkan target dividen per saham dari 0,30 euro menjadi 0,45 euro untuk tahun 2023, dan 1,00 euro untuk tahun 2025.

Bank ini berharap bahwa dengan langkah-langkah ini, bank ini akan dapat meningkatkan nilai bagi pemegang saham dan nasabah.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article