Cak Imin dan Anies Resmi Duet, Koalisi Prabowo Retak?

ZAJ By ZAJ - SEO Expert | AI Enthusiast
4 Min Read

Dalam dunia politik, tak ada yang abadi. Itulah yang terjadi dengan koalisi yang dibangun oleh Partai Gerindra, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Golkar untuk mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pemilu 2024.

Koalisi yang diberi nama Koalisi Indonesia Maju (KIM) itu kini tampak retak setelah PKB menyatakan menerima pinangan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menjadi calon wakil presiden.

Keputusan PKB itu diumumkan oleh Ketua Umumnya, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, pada Jumat (1/9/2023) sore. Cak Imin mengatakan bahwa PKB siap mendampingi Anies sebagai capres dan cawapres yang akan bersaing dengan Prabowo dan cawapresnya nanti.

“Kami siap mendukung Pak Anies sebagai capres dan saya siap menjadi cawapresnya,” kata Cak Imin di Kantor DPP PKB, Jakarta.

Ad image

Langkah Cak Imin itu mengejutkan banyak pihak, termasuk koalisi KIM yang sebelumnya sudah sepakat untuk mengusung Prabowo. Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) mengomentari soal duet Cak Imin dan Anies dengan sindiran.

Zulhas menyebut Cak Imin seakan-akan belok tanpa memberi lampu sein kepada koalisi KIM. “Cuma kemarin tuh kita kan satu rombongan sama PKB Cak Imin, ini belok, kalau rombongan bareng-bareng mobil ini beloknya nggak ngasih sein.

Ya kalau lampunya mati mbok ngasih tangan, ini belok nggak ngasih-ngasih sein,” kata Zulhas dalam sambutannya di acara Peningkatan Kapasitas Politik Anggota dan Caleg PAN Kalimantan Barat.

Namun, Zulhas tetap menghormati langkah Cak Imin. Dia juga turut mendoakan PKB sukses di Pemilu 2024.

“Ya kita hormati hak partai politik, ya sebagai tanda ngasih sein lah ya, ‘tit tit tit’ gitu loh, gitu saya kira. Nanti kita doakan semoga PKB sukses. Dan insyaallah kita lebih sukses lagi,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto mengaku tidak tahu menahu soal rencana Cak Imin menjadi cawapres Anies. Dia mengatakan bahwa hal itu adalah hak prerogatif PKB sebagai partai politik.

“Saya tidak tahu soal itu. Itu kan hak prerogatif partai politik masing-masing,” kata Airlangga di Kompleks Parlemen, Jakarta.

Airlangga juga mengaku tidak pernah mendengar nama Koalisi Indonesia Maju sebelum Prabowo mengumumkannya. Dia mengatakan bahwa Golkar hanya mendukung Prabowo sebagai capres tanpa terikat dengan koalisi apapun.

“Koalisi Indonesia Maju itu baru saya dengar dari Pak Prabowo kemarin. Kami kan hanya mendukung Pak Prabowo sebagai capres saja,” ujarnya.

Dari sisi Gerindra, tampaknya masih ada harapan untuk mempertahankan PKB di koalisi KIM. Wakil Ketua Umum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan bahwa Gerindra masih akan berkomunikasi dengan PKB untuk membahas soal duet Anies-Cak Imin.

Dia berharap bahwa PKB masih bisa kembali ke koalisi KIM dan mendukung Prabowo sebagai capres 2024. “Kami masih akan berkomunikasi dengan PKB untuk membicarakan hal ini.

Kami berharap PKB tetap bersama kami di koalisi KIM dan mendukung Pak Prabowo sebagai capres 2024,” kata Dasco di Gedung DPR, Jakarta.

Duet Anies-Cak Imin memang menimbulkan banyak spekulasi dan dinamika di panggung politik. Apakah duet ini akan menjadi saingan berat bagi Prabowo dan koalisi KIM? Ataukah duet ini hanya akan menjadi bumerang bagi PKB dan Anies sendiri? Bagaimana nasib koalisi KIM setelah PKB menyatakan sikapnya? Semua itu masih akan terjawab dalam waktu yang akan datang.

Yang pasti, Pemilu 2024 akan menjadi ajang pertarungan sengit antara berbagai kandidat dan koalisi yang berkepentingan.

Share This Article