jfid – Pada Sabtu malam, 21 Oktober 2023, stadion LaLiga menjadi saksi pertemuan antara Osasuna dan Granada. Namun, pertandingan ini tidak sekadar pertandingan biasa.
Suasana stadion dipenuhi semangat politik ketika suporter Osasuna membentangkan bendera Palestina, sebuah bentuk dukungan yang telah mereka tunjukkan sejak beberapa tahun silam sebagai respons terhadap kekejaman perang oleh Israel.
Namun, satu pemain absen dari lapangan: Shon Weissman, striker tim tamu Granada yang berasal dari Israel. Menurut laporan media Spanyol, Weissman absen karena alasan keamanan.
Beberapa hari sebelumnya, Weissman mengutuk serangan Hamas ke Israel dan mengutuk Palestina dengan kata-kata kasar. Reaksi keras suporter Osasuna pun tak terelakkan.
Meski absen, Weissman tetap menjadi sorotan. Suporter Osasuna mencemoohnya sepanjang pertandingan, yang pada akhirnya dimenangi oleh Osasuna dengan skor 2-0. Namun, kemenangan ini tercoreng oleh kemungkinan denda yang menghantui Osasuna.
Klub ini kini berisiko didenda karena membiarkan suporternya membentangkan bendera negara yang sedang berkonflik. Ancaman denda juga mengintai terkait perilaku suporter yang mencemooh Weissman.
Pertandingan ini mencerminkan pertemuan kompleks antara sepak bola dan politik. Namun, pertanyaan mendasar muncul: apakah sepak bola seharusnya menjadi wadah untuk ekspresi politik semacam ini? Atau seharusnya sepak bola tetap netral dan terpisah dari konflik politik?
Pertanyaan-pertanyaan ini terus memicu diskusi panas di dunia sepak bola, memperlihatkan bagaimana olahraga dapat menjadi cerminan dari permasalahan global yang lebih besar.