Anyaman Ketak, Solusi Kreatif Souvenir UMKM Layak Penghasilan dan Tembus Pasar Internasional

Rasyiqi
By Rasyiqi
4 Min Read
Para pelatih dan pengrajin Souvernir Anyaman ketak menunjukkan hasil karyanya (Foto: Redaksi)
Para pelatih dan pengrajin Souvernir Anyaman ketak menunjukkan hasil karyanya (Foto: Redaksi)

Lombok Tengah, jurnalfaktual.id- Masyarakat sebagai salah satu bagian dari pelaku ekonomi membutuhkan solusi, setidaknya bisa memanfaatkan barang mentah menjadi barang siap produksi atau bahkan menjadi bahan produksi yang siap menembus pasar.

Ditangan kreatif ibu Rumah Tangga, sekaligus seorang tenaga pengajar PAUD, Suma Mayani, inilah ide pembuatan anyaman ketak ini terukir dengan sempurna dalam berbagai model dan bentuk souvenir. Sabtu, 14/12/2019.

Bahan-bahan yang dibutuhkan cukup sederhana, stok bahan mentah pembuatan anyaman Ketak ini tersedia melimpah ruah di hutan-hutan sekitar tempat tinggal jika tidak memesan bahan pembuatannya ke penyedia bahan.

Keindahan Produk Souvernir Anyaman Ketak

“modal pembuatannya cuma keterampilan, sebab bahan masih banyak tersedia di hutan-hutan dan semak, akan tetapi tergantung, kalau tidak mau ribet, ya bisa kita pesan bahan mentahnya di pasar atau penyedia bahan mentahnya” sebut Suma Mayani, Pengrajin.

Dirinya mengakui bahwa, anyaman ketak yang dibuat olehnya sudah tembus ke pasar-pasar swalayan, dan sudah di pasarkan ke Bali.

“setelah anyamannya jadi, saya titip ke orang di Kecamatan Lingsar, dan orang tersebut memasarkannya ke Bali, sampai ke Surabaya, dan paling lambat saya tunggu 4 sampai 5 hari, hasil penjualan sudah bisa di terima,” cetus Suma Mayani.

Terkait dengan pengolahannya, pihaknya mengakui, sudah lama dirintis akan tetapi belum sempat dilirik oleh pasar dikarenakan pariwisata dan penggiat souvenir belum muncul.

“dulu semenjak mulai dilirik, saya beli bahan baku, seharga Rp. 300.000, dan setelah di pasarkan modal yang minim tersebut kembali Rp. 3.425.000, jika dibandingkan dengan upah pekerja, bisa di bandingkan” tandas Ahmad Syukur, Salah satu pemilik Produksi Anyaman.

Bahan yang dibutuhkan sebelum memulai penganyaman, adalah bahan Ketak, Gergaji, Alat pemotong.

“simpel sebenarnya, yang terpenting adalah pelatihan kreatifitas, kalau bahan yang lainnya bisa ditemukan disekitar rumah,” tandas Suma Mayani.

Terkait modal awal, mahal bahkan sangat murah.

“untuk bahan baku, satu ikat bahan mentahnya kalau kita beli di pasar, harganya Rp. 50.000 dan yang satu ikat tersebut bisa terbentuk 5 buah, dan harga pasaran 1 buah anyaman tembus Rp. 350.000, maka bisa dihitung labanya Rp. 1.700.000 di kurangi Rp. 50.000 modal,” urai Suma Mayani.

Hasil kreativitas anyaman Ketak ini bisa berbentuk Tas souvenir, Gelas, Piring, Tempat buah, sendok, remote, bak sampah, lampu, bola, Topi, peci, kreativitas lapu taman dan lainnya dan semuanya sudah laris di pasar.

“untuk tas souvenir harganya Rp. 190.000, Gelas RP. 60.000, Piring Rp. 30.000, Tempat Buah RP. 75.000, tempa sendok RP. 40.000, tempat Remote RP. 40.000, Bak Sampah 700.000, Lampion/lampu taman Rp. 2.000.000, Bola Rp. 30.000, Topi, Rp. 50.000, Peci Rp 170.000,” urai Suma Mayani, Pengerajin.

Pengerjaan kerajinan ini membutuhkan waktu yang variative. Tergantung besar dan kecilnya pesanan.

“paling lambat untuk yang paling sukar di bentuk yakni lampu taman, sekitar 1 minggu, kemarin itu kami dapat pesanan dan alhamdulillah sudah terjual, dan untuk barang yang sudah siap di pasarkan, biasanya langsung ada yang beli, tidak menunggu waktu lama” jelas Pengerajin.

Planning ke depan, pihaknya akan mencoba untuk memproduksi lebih banyak lagi, mengingat pasar yang semakin hari semakin terbuka untuk melakukan kegiatan pemasaran.

“kami akan mencoba membidik sektor wisata, selain pasar lokal dan luar daerah, saya berharap agar ke depan produksi anyaman ketak ini bisa terus berkembang” tutup Suma Mayani.

Laporan: Muh Rizwan

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article