jfid – Israel adalah negara yang selalu menjadi sorotan dunia karena konfliknya dengan Palestina. Negara ini juga dikenal memiliki strategi propaganda yang kuat untuk mempengaruhi opini publik di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Salah satu cara yang dilakukan Israel adalah dengan merekrut buzzer atau orang-orang yang dibayar untuk membuat isu-isu tertentu menjadi viral di media sosial.
Buzzer Israel atau yang pro Israel biasanya memiliki tujuan untuk membela kebijakan dan tindakan Israel, menyerang Palestina dan pendukungnya, serta menggiring opini publik agar mendukung normalisasi hubungan antara Israel dan negara-negara Arab.
Buzzer ini juga sering menyebar informasi yang salah, menyesatkan, atau memutarbalikkan fakta untuk menguntungkan Israel.
Bagaimana cara mengenali buzzer Israel atau yang pro Israel? Berikut adalah beberapa ciri-ciri yang bisa Anda perhatikan:
- Membuat postingan atau komentar yang mendukung Israel, menyalahkan Palestina, atau menjustifikasi tindakan-tindakan Israel yang melanggar hak asasi manusia dan hukum internasional. Misalnya, buzzer ini bisa mengatakan bahwa Israel berhak mempertahankan diri dari serangan roket Hamas, atau bahwa Palestina adalah teroris yang ingin menghancurkan Israel.
- Menggunakan bahasa yang provokatif, emosional, atau mengandung hinaan terhadap Palestina dan pendukungnya. Misalnya, buzzer ini bisa menyebut Palestina sebagai pembunuh, pengecut, atau pengkhianat. Buzzer ini juga bisa mengejek atau menantang orang-orang yang berseberangan dengan mereka untuk berdebat atau beradu argumen.
- Mengunggah atau membagikan konten yang bersumber dari media-media Israel atau pro Israel, atau yang mengandung narasi positif tentang Israel. Misalnya, buzzer ini bisa memposting foto-foto atau video-video yang menunjukkan keindahan, kemajuan, atau keragaman Israel. Buzzer ini juga bisa membagikan berita-berita yang memuji Israel atau menyoroti prestasi-prestasi Israel di bidang ekonomi, teknologi, atau budaya.
- Mengabaikan atau menolak fakta-fakta yang tidak sesuai dengan narasi Israel atau pro Israel. Misalnya, buzzer ini bisa menganggap bahwa laporan-laporan dari organisasi-organisasi hak asasi manusia, PBB, atau media-media independen yang mengkritik Israel adalah tidak kredibel, bias, atau palsu. Buzzer ini juga bisa mengklaim bahwa fakta-fakta tersebut adalah hasil dari propaganda Palestina atau negara-negara musuh Israel.
- Menyebarkan hoaks, misinformasi, atau disinformasi tentang Palestina atau pendukungnya. Misalnya, buzzer ini bisa menyebarkan klaim-klaim yang tidak berdasar atau tidak terbukti, seperti bahwa Palestina tidak pernah ada sebagai bangsa, bahwa Hamas menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia, atau bahwa Iran adalah dalang di balik konflik Israel-Palestina.
- Menggunakan akun-akun palsu, anonim, atau tidak jelas identitasnya. Misalnya, buzzer ini bisa menggunakan nama-nama yang tidak umum, foto-foto yang tidak nyata, atau bio yang tidak informatif. Buzzer ini juga bisa menggunakan akun-akun yang baru dibuat, jarang aktif, atau tidak memiliki banyak pengikut atau interaksi.
- Mengikuti atau bergabung dengan komunitas-komunitas yang pro Israel atau anti Palestina. Misalnya, buzzer ini bisa mengikuti akun-akun media sosial yang berafiliasi dengan Israel, seperti Kementerian Luar Negeri Israel, Duta Besar Israel, atau organisasi-organisasi pro Israel. Buzzer ini juga bisa bergabung dengan grup-grup atau hashtag-hashtag yang berkaitan dengan Israel, seperti #IsraelUnderFire, #StandWithIsrael, atau #IsraelPeace.
Dengan mengetahui ciri-ciri buzzer Israel atau yang pro Israel, Anda bisa lebih kritis dan berhati-hati dalam mengonsumsi informasi di media sosial.
Anda juga bisa lebih mudah membedakan antara opini yang berdasarkan fakta dan opini yang berdasarkan propaganda.
Selalu cek fakta dan sumber informasi yang Anda terima, dan jangan mudah terpengaruh oleh buzzer yang ingin mengubah pandangan Anda tentang Israel dan Palestina.
