10 Cara Memiskinkan Kota Sumenep (Panduan Bagi Pejabat)

Rasyiqi
By Rasyiqi
6 Min Read

jfid – Kalau anda, datang ke sebuah kota, kita bisa menghibur diri dengan ironi pembangunan dan progres daerah. Tanpa perlu tiket masuk, Anda akan disuguhi pemandangan yang tak biasa: Sebuah realita di mana pejabat publik berlomba untuk mempertahankan status quo dan melanjutkan tradisi lama, merayakan kemiskinan dan ketertinggalan dengan cara yang paling inovatif.

Nah kali ini saya akan berbagi panduan super eksklusif, kita akan menjelajahi berbagai teknik mutakhir, yang dipelajari dari para pemimpin dunia astral, untuk memastikan Sumenep tetap tertinggal di belakang dan miskin.

Abaikan Sektor Pertanian

Mengabaikan sektor pertanian dan perikanan yang merupakan sumber penghasilan utama masyarakat Sumenep. Tidak memberikan bantuan, fasilitas, atau insentif yang memadai untuk meningkatkan produktivitas, kualitas, dan kesejahteraan petani dan nelayan. Tidak melindungi hak-hak mereka dari praktik monopoli, perampasan tanah, atau eksploitasi oleh pihak-pihak lain.

Hambat Sektor Pariwisata

Menghambat pengembangan sektor pariwisata yang memiliki potensi besar untuk meningkatkan pendapatan daerah dan menciptakan lapangan kerja. Tidak mengalokasikan anggaran yang cukup untuk membangun infrastruktur, fasilitas, atau promosi yang mendukung sektor ini. Tidak menjaga kelestarian alam, budaya, dan sejarah yang menjadi daya tarik wisatawan. Tidak melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan dan pemberdayaan sektor ini.

Sia-siakan SDA

Menyia-nyiakan sumber daya alam yang melimpah di Sumenep, seperti minyak bumi, gas alam, garam, batu bara, emas, dan lain-lain. Tidak melakukan eksplorasi, eksploitasi, atau pengolahan yang optimal dan berkelanjutan. Tidak menjamin penerimaan negara atau daerah dari sumber daya ini. Tidak memperhatikan dampak lingkungan, sosial, atau ekonomi dari aktivitas ini bagi masyarakat sekitar.

Sambil Lalu KKN

Melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme dalam pengelolaan keuangan daerah. Menyalahgunakan wewenang, jabatan, atau kekuasaan untuk menguntungkan diri sendiri, keluarga, atau kelompok tertentu. Menyimpang dari aturan, prosedur, atau standar yang berlaku dalam pengadaan barang atau jasa, penyaluran dana bantuan, pemberian izin usaha, atau penentuan proyek-proyek strategis. Tidak transparan dalam penyusunan anggaran, pelaporan keuangan, atau pertanggungjawaban hasil audit.

Jaga Ketimpangan

Menjaga ketimpangan sosial dan ekonomi antara masyarakat Sumenep. Tidak memberikan kesempatan yang sama bagi semua lapisan masyarakat untuk mengakses pendidikan, kesehatan, perumahan, transportasi, atau layanan publik lainnya. Tidak memberantas kemiskinan, pengangguran, atau ketidakadilan yang dialami oleh masyarakat marginal atau rentan. Tidak mengembangkan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada potensi lokal dan partisipasi masyarakat.

Korbankan HAM dan Demokrasi

Mengorbankan hak asasi manusia dan demokrasi di Sumenep. Tidak menghormati kebebasan berpendapat, berekspresi, berserikat, atau beragama yang dimiliki oleh masyarakat Sumenep. Tidak melindungi hak-hak mereka dari tindakan represif, intimidasi, atau kekerasan oleh aparat keamanan atau kelompok-kelompok intoleran. Tidak menjamin proses pemilihan umum yang jujur, adil, dan demokratis. Tidak mendorong partisipasi politik yang aktif dan kritis dari masyarakat sipil.

Lemahkan Nilai Kearifan

Melemahkan kearifan lokal dan nilai-nilai budaya yang menjadi identitas dan kebanggaan masyarakat Sumenep. Tidak melestarikan atau mengembangkan tradisi, adat istiadat, bahasa, seni, atau kebudayaan yang khas Sumenep. Tidak menghargai atau mengakui keragaman etnis, agama, atau golongan yang ada di Sumenep. Tidak menumbuhkan rasa nasionalisme, patriotisme, atau persatuan di antara masyarakat Sumenep.

Sebarkan Hoax

Menyebarkan hoax, fitnah, atau provokasi yang dapat memecah belah dan mengadu domba masyarakat Sumenep. Tidak memberikan informasi yang akurat, objektif, atau bermanfaat bagi masyarakat Sumenep. Tidak mengedukasi atau meningkatkan literasi media bagi masyarakat Sumenep. Tidak menangkal atau menindak tegas penyebaran berita palsu, ujaran kebencian, atau hasutan yang dapat merusak stabilitas sosial atau keamanan daerah.

Sia-Siakan SDM

Menyia-nyiakan sumber daya manusia yang merupakan aset terbesar Sumenep. Tidak memberikan pendidikan yang berkualitas, relevan, atau inklusif bagi anak-anak dan pemuda Sumenep. Tidak memberikan pelatihan, bimbingan, atau pengembangan kompetensi bagi tenaga kerja Sumenep. Tidak memberikan kesempatan atau insentif bagi para profesional, akademisi, peneliti, seniman, atau tokoh masyarakat Sumenep untuk berkontribusi bagi pembangunan daerah.

Tetaplah Kolot

Menutup diri dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat membawa perubahan positif bagi Sumenep. Tidak melakukan inovasi, adaptasi, atau kolaborasi dengan pihak-pihak lain dalam menghadapi tantangan zaman. Tidak memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, atau transparansi dalam pelayanan publik. Tidak mendukung atau memfasilitasi pengembangan industri kreatif, digital, atau berbasis pengetahuan di Sumenep.

Penutup

Demikianlah 10 cara memiskinkan Sumenep yang saya tulis berdasarkan diskusi di atas. Saya harap Anda dapat memahami dan menghargai sudut pandang saya sebagai warga Sumenep yang peduli dengan nasib daerah ini. Saya juga berharap Anda dapat memberikan tanggapan atau kritik yang konstruktif dan solutif bagi pembangunan Sumenep yang lebih baik.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article