Trump Menang Lagi

Rasyiqi
By Rasyiqi
6 Min Read
Gambar Ilustrasi: Mardigu Wowiek
Gambar Ilustrasi: Mardigu Wowiek

jfID – Kalau bertemu dengan “soldier of fortune” atau private army yang kebetulan mereka dari perusahaan kontraktor pertahanan atau defence contractor negara paman sam, katakan kita bertemu dengan mereka dari triple canopy misalnya.

Maka kalau di tanya, dia pilih partai demokrat atau partai republik? Maka, kemungkinan besar kita akan mendapatkan jawaban, partai demokrat.

Bener, partai demokrat kalau berkuasa katakan sejak zaman Clinton maka operasional di negara lain mereka lebih sering menggunakan private army atau tentara swasta semacam pasukan blackrock sejenisnnya itu.

Ketika partai republik yang menjadi penguasa maka private army jarang dapat kerjaan tetapi pentagon kontraktor pertahaan swasta urusan aluttisita banjir order. Hardware panen di zaman republican, sektor jasa militer panen ketika demokrat berkuasa.

Dalam operasional di negara lain, di era partai republik berkuasa, mereka menggunakan kaki organik CIA langsung. Seperti halnya di zaman Trump saat ini. Jadi para field commander nya tentara swasta, pekerjaannya hampir ngak ada.

Mereka “station”nya bisa di negara manapun, tetapi hanya “wandering around” saja, ngak ada target operasi. Paling jadi silent army intek infonya CIA yang sedang beroperasi di sebuah negara.

Perlu di ingatkan sekali lagi, private army ini belum tentu warganegara Amerika. Semua negara bisa. Mereka soldier of fortune, siapa yang bayar, target jelas, kerjakan selama kontrak, 1 tahun, 2 tahun. Wilayahnya bisa dimanapun di seluruh dunia. Ada 200 negara di dunia ini ada 800 pangkalan militer Amerika di luar Amerika.

Pangkalan militer Amerika itu mulai dari yang terang-terangan berupa pangkalan militer, floating markaz, sampai hanya sekedar “safe house” yang ngak jelas lokasinya.

Jadi kalau menggunakan tentara swasta ini, ya bisa saja orang Malaysia, orang Philipina, orang Singapura beredar di Indonesia bukan bule mata biru, karena? Karena harus bisa berbaur dengan orang lokal, kalau bule tak payah cakap melayu, tak akan lah dipakai mereka!

Jadi peta di setiap negara oleh CIA saat ini di cacah dan di bedah detail, rinci dan sudah siapkan counternya kalau “nakal”, nah gantian, sehubungan dengan hal tersebut, counter intelijen harus kita mainkan juga. Harusnya kita juga punya yang “nginteli” si ontohod Amerika dan si bororokokl komunis Tiongkok setiap detiknya mereka bergerak, harus.

Seperti misalnya, Sabtu Minggu kemarin ada peristiwa yang semua pengamat politik luar negeri memperhatikan dengan seksama.

Kalau di Indonesia siapa yang memperhatikan saya ngak tahu juga, mungkin hanya si bossman ini aja. Jadi, ketika pertemuan penting di Hawaii di umumkan hasilnya secara tertutup, menarik juga permainan catur politik tingkat dunia yang sedang dilakukan oleh dua belah pihak. Bener-bener tidak terbaca, terutama oleh si sontoloyo ini yang sama si buzzer selalu di bilang anti pemerintah. Padahal mau kasih solusi dan data, tapi keburu takut jadi terkenal anak yatim ini, jangan, harus di hinakan, gitu ya?

Kita tahu sekali pentingnya pertemuan bilateral ini antara pihak Amerika dengan China, dimana Amerika di wakili oleh orang kepercayaan Trump, pompeo. Dan pihak Tiongkok di wakili oleh orang nomor dua negara tersebut, orang kepercayaannya Xi jin ping.

Disana kita mendapatkan data yang membuat otak saya yang ndeso ini berfikir keras. Bener deh, langkah mereka selalu tidak pernah terduga memang perang dua raksasa ini kedepannya.

Bayangkan, Tiongkok yang berusaha “mengambil” Hongkong yang seharusnya baru sah kembali ketangan Tiongkok tahun 2047 dengan UU keamanan negara yang di setujui 2500 an lebih dewan dan polit biro di partai komunis China, Tiongkok kok bisa-bisa nya TIDAK JADI MELAKSANAKAN undang-undang keamanan nasional nya yang baru mereka keluarkan?Tidak jadi ambil Hongkong?

Apakah ini tanda-tanda Tiongkok kalah atau Tiongkok punya agenda lain yang bisa membuat Amerika menyerah?

Apakah strategi Amerika yang akan memblock rekening para polit biro di luar Tiongkok menggentarkan nyali Tiongkok? Dan Amerika efektif memenangkan perang dagang ini?

Tetapi kenapa Tiongkok agresive di India, Jepang dan laut China Selatan? Ketika di paksa main 3 front apa Amerika jadi berat dan memilih negosiasi yang dalam bahasa diplomasinya, Amerika yang kalah?!!!

Ketika pihak Tiongkok dalam pertemuan di Hawaii mengatakan “kalimat …”. semua pengamat geopolitik dunia terkejut. HAH!! Ngak salah nih langkah Xi jin ping?

Kalau benar hal itu di lakukan oleh Tiongkok, artinya suara Trump bisa naik 20% di Amerika dan bisa-bisa Trump memenangkan pilpres November nanti!

Ngak salah nih Tiongkok? Kompensasinya? Asli banyak pengamat saling diskusi debat dengan berbagai analisa. Saya hanya bisa menunggu hasil mereka, ngak berani komen.

Bener deh, pengen sih membuka apa kalimat dari Tiongkok itu, tapi ..siapa yang perduli di Indonesian ini? Politikusnya? Pejabatnya? Masyarakat? Rasanya ngak ada. Yo wis tak simpen wae lah.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article