ES – EM – KA

Rasyiqi
By Rasyiqi
3 Min Read
Mobil produksi Nasional (foto: Istimewa)
Mobil produksi Nasional (foto: Istimewa)

Edisi Ngopi Pagi

Jurnalfaktual.id, – PALING tidak tokoh kontroversi Rocky Gerung yang pernah menelanjangi habis-habisan proyek mobil Esemka di acara ILC TV One. Kata Gerung, Jokowi ngibul itu proyek ngibul!


“Tapi gimana sekarang, setelah 17 hari dari hujatan Gerung, Jokowi sukses meluncurkan mobil Made in Indonesia beneran?” tanya Sodrun pada sohibnya, Bejo, di ujung pagi.

Bejo cuma nyengir sebelum bicara, “Tidak usah kaget, itu bahasa politik, Drun !”


“Maksudmu, bahasa politik, bagaimana?” Sodrun menatapnya tajam. Bejo masih berusaha konsentrasi sebelum menjawab.


“Untung di era sekarang ada bahasa politik. Coba kalau tidak, jelas semua balik ke masa otoritarian seperti dulu lagi !” tegas Bejo.


“Tapi apa nggak malu kalau kenyataannya mobil Esemka terwujud beneran ? Masa sih, pemerintahan ini bego semua, nggak ada benernya sama sekali, dan cuma plonga-plongo, huh !” rutuk Sodrun sedikit emosi.

Bejo cuma diam. Diam-diam menahan geli mengamati ekspresi Sodrun yang overlaping pagi itu.


“Ayo, mana komentarmu, Jo ? Jangan diam saja !” hardik Sodrun.


“Apa sih yang aneh dengan semua ini ? Apa ?” ucap Bejo, “Di era demokratisasi semua halal kok. Hoaks halal, fitnah halal, mencemooh halal. Malah justru orang yang tidak punya rasa kebangsaan sama sekali juga halal, kok!”


“Konkretnya bagaimana ?” sela Sodrun.
“Misalnya, kalau bangsanya sendiri berprestasi, malah dicela. Bangsanya membangun dicari sisi negatifnya, direcoki. Dan yang paling menyakitkan, pokok sudah berbau etnik tertentu dia sanjung setinggi langit. Padahal etnik itu nenek moyangnya bangsa lain, minim sekali berperan di negeri ini. Malah rata-rata mereka justru anti-Pancasila, dan kerap jadi kompor politik. Aneh, kan ? Konyol, kan ?” ujar Bejo yang mirip orasi.

Sodrun diam. Dalam hati membenarkan sohibnya itu. “Keberhasilan bangsa sendiri malah yang mengakui dunia internasional. Di negeri sendiri dicemooh. Contoh konkret, ketika RI mampu mengembangkan kapal selam via program TOT (transfer of technologie) dengan Korsel, mereka acuh tak acuh. Juga ketika RI mengembangkan jet tempur generasi 4++ KFX/KFI juga dicibir. Tapi salah sedikit saja, harga cabe naik, dihujat habis-habisan berbulan-bulan ! Begitukah bangsa yang berbudaya adhiluhung ?” ucap Bejo lagi panjang-lebar.

Sodrun angkat bahu. Seraya ngeloyor pergi.
“Kemana, Drun ?”
” Ke angkringan Ning Nas !”
“Ngapain ?”
“Bon rawon dan rokok !”
“Hah ?” Bejo geleng-geleng kepala. Embun pagi pun menguap. Matahari kian menapak. Pelan tapi pasti dan semakin terasa hangatnya.

Tentang Penulis: Herry Santoso, Intelektual Indonesia, Cerpenis, dan jurnalis Jurnalfaktual.id.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article