Paranoid Gangguan Kejiwaan Bisa Mengancam Keretakan Bahtera Rumah Tangga Anda

Herry Santoso
4 Min Read

jfID – PARANOID (bahasa Yunani Kuno : παράνοια, paranoia) adalah gangguan mental yang diderita seseorang yang meyakini bahwa orang lain ingin membahayakan dirinya. Dikatakan sebagai bentuk gangguan bila perilaku tersebut sifatnya irasional, menetap, mengganggu, dan membuat stres. Akan tetapi, perilaku ini tidak disebut paranoid bila kemunculan perilaku tersebut disebabkan oleh skizofrenia, gangguan bipolar, atau gangguan psikotik lainnya (faktor neurologi), atau sebab-sebab yang diakibatkan oleh kondisi medis.

Dr. Suzane Patricia, dari North California University menyatakan bawa kaum perempuan lebih cenderung mengidap paranoid daripada laki-laki. Sebab kaum hawa umumnya emosinya domain menguasai mised mereka ketimbang kaum pria yang lebih rasional.

Masa Lalu Kelabu

Ada indikasi paranoid banyak diderita oleh mereka yang memiliki masa lalu kelabu seperti : tidak pernah bahagia, korban perkosaan (penyiksaan), pendidikan rendah, dan hidup dalam cekaman kepura-puraan, kekurangan materi, atau bullyng, yang kerap mendera, serta pesimistis dalam menatap masa depan.

Dampak yang ditimbulkan adalah meyakini apa yang dikhayalkan itu benar-benar terjadi. Contoh kasus : Mirna (35) adalah wanita modern yang menomorataskan kejujuran. Tetapi pernikahannya dengan pria yang memberikan keturunan gagal total. Kejujuran yang dimiliki pun memudar hanya lantaran sang suami pernah terbukti selingkuh dan menghabiskan hartanya.

Alhasil Mirna menuntut cerai lantaran dipecundangi pasangannya tersebut. Setelah itu tidak seberapa lama Mirna menikah lagi dengan teman seprofesi. Awalnya bahagia, akan tetapi di tengah perjalanan bahtera rumah tangganya jiwa Mirna kembali labil. Setiap saat ia terus dibayangi masa lalunya yang “mengerikan”, hingga menganggap semua laki-laki punya perilaku yang sama. Yang terparah sampai-sampai segala gerak-gerik suami tidak saja diawasi sekaligus selalu diklarifikasi mencari pembuktian ! Lama-lama sang suami tidak betah lagi dan cerai lagi.

Bisa Depresi

Menurut The Huffington Post media terkemuka yang bsnyak membahas masalah kejiwaan, paranoid bisa jadi malapetaka mengerikan yaitu depresi berat (setengah sinting). Hal tersebut adanya lubrikasi tiga hormon kunci yaitu :

1. Hormon adrenalin adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal setelah mendapatkan sinyal dari otak ketika situasi yang cukup membuat stres muncul, terjadi lubrikasi dlm tubuh sehingga membuat orang irasional sekaligus reaksioner.

2. Hormon Norepinephrine juga dihasilkan oleh kelenjar adrenal. Hormon ini sebagai pengendali agar “si penderita”  tetap fokus pada keyakinannya dalam berpraduga negatif terhadap orang lain. Jika hormon ini meluber maka si penderita tidak pernah lelah walau harus melek semalaman (tidak tidur).

3. Hormon Kortisol jika hormon ini mengalami lubrikasi maka penderita akan lepas kendali : membanting puring, menikam kucing, memukuli benda-benda yang di sekitarnya dan berteriak-teriak histeris. Orang awam akan menganggap kesurupan, bahkan gila.

Bisa Memicu Sel Kanker

Ketika orang sering stres atau paranoid dinding sel akan sering pula terbuka, dan ini merupakan kondisi tidak sehat bagi tubuh karena lubrikasi ketiga hormon tersebut bebas memasuki semua sel yang ada. 

Jika hal seperti itu terjadi terus menerus akan memicu dan mempercepat tumbuh-kembang radikal bebas yaitu metatase (penyebaran) akar kanker yang tidak semestinya.

Tersiksa

Orang yang menderita paranoid patut dikasihani karena bukan hanya menyiksa diri sekaligus merugikan orang lain. Mereka perlu jalan keluar yaitu berpikir positif ( positive thanking ) dan banyak refreshing guna membendung lubrikasi ketiaa hormon kunci di atas. Asupan pengetahuan dan siraman rohani patut diberikan selain bimbingan dari psikiater atau dokter jiwa. (Herry Santoso, dari berbagai sumber)

Tentang Penulis : Herry Santoso adalah Jurnalis untuk wilayah Perwakilan Jawa Timur Jurnalfaktual.id menetap di Blitar.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article