Siapa Sangka, 10 Negara Ini Punya Jumlah Pengungsi Terbanyak di Dunia

Noer Huda
7 Min Read
Siapa Sangka, 10 Negara Ini Punya Jumlah Pengungsi Terbanyak Di Dunia
Siapa Sangka, 10 Negara Ini Punya Jumlah Pengungsi Terbanyak Di Dunia

jfid – Pengungsi, mereka adalah orang-orang yang terpaksa meninggalkan tanah kelahiran mereka, bukan oleh pilihan, melainkan oleh keharusan.

Mereka adalah saksi bisu dari konflik, kekerasan, pelanggaran hak asasi manusia, dan bencana alam yang telah memaksa mereka merantau jauh dari rumah.

Menurut data dari Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR), tahun 2021 menyaksikan sekitar 84 juta orang menjadi pengungsi di seluruh penjuru dunia. Mari menggali lebih dalam, melihat sepuluh negara yang menjadi rumah bagi pengungsi terbanyak, mengungkap kisah-kisah pahit dan keberanian di balik statistik Tersebut.

Suriah

Suriah, sebuah negara di Timur Tengah, telah menjadi panggung perang saudara sejak 2011. Perang ini telah menghasilkan 6,8 juta pengungsi Suriah yang melarikan diri ke negara-negara tetangga seperti Turki, Lebanon, Yordania, Irak, dan Mesir.

Bahkan, sepertiga dari populasi Suriah saat ini adalah pengungs. Selain itu, Suriah juga menyimpan cerita tragis dari 6,7 juta pengungsi internal, orang-orang yang tetap berada di dalam negeri namun terusir dari tempat asalnya akibat konflik.

Venezuela

Venezuela, sebuah negara di Amerika Selatan, merasakan getaran krisis politik, ekonomi, dan sosial sejak 2014. Krisis ini memaksa 4,1 juta warganya menjadi pengungsi pada tahun 2021.

Mereka melarikan diri ke negara-negara tetangga seperti Kolombia, Peru, Brasil, Ekuador, dan Chile, dengan sebagian besar di antaranya tidak memiliki status resmi sebagai pengungsi, melainkan ditempatkan dalam kategori migran atau pencari perlindungan.

Afghanistan

Afghanistan, negara di Asia Selatan, telah terperangkap dalam konflik bersenjata selama beberapa dekade, dengan kelompok militan seperti Taliban dan ISIS menjadi protagonis utamanya.

Pada tahun 2021, jumlah pengungsi Afghanistan mencapai 2,6 juta orang. Mayoritas dari mereka mencari suaka di Pakistan dan Iran, dua destinasi utama bagi pengungsi Afghanistan sejak tahun 1980-an.

Namun, situasi keamanan di Afghanistan semakin memburuk setelah Taliban merebut kekuasaan pada Agustus 2021, membawa potensi gelombang pengungsian baru.

Sudan Selatan

Sudan Selatan, sebuah negara Afrika yang merdeka dari Sudan pada 2011, malangnya terjerumus ke dalam konflik internal pada 2013. Perang saudara melibatkan pemerintah dan kelompok pemberontak, memaksa 2,3 juta orang Sudan Selatan menjadi pengungsi pada tahun 2021.

Mereka melarikan diri ke negara-negara tetangga seperti Uganda, Sudan, Etiopia, Kenya, dan Republik Demokratik Kongo. Tidak hanya itu, Sudan Selatan juga memiliki 2 juta pengungsi internal yang tersebar di wilayah-wilayah di dalam negeri.

Myanmar

Myanmar, sebuah negara di Asia Tenggara, mengalami krisis kemanusiaan karena konflik etnis dan agama. Pada tahun 2021, 1,3 juta orang menjadi pengungsi asal Myanmar.

Mayoritas dari mereka adalah etnis Rohingya, melarikan diri dari kekerasan dan diskriminasi di negara bagian Rakhine menuju Bangladesh, Malaysia, Indonesia, dan Thailand.

Kondisi politik di Myanmar semakin tidak stabil setelah kudeta militer pada Februari 2021, memicu protes massal dan penindasan brutal.

Republik Demokratik Kongo

Republik Demokratik Kongo, sebuah negara di Afrika Tengah, terjerumus dalam konflik bersenjata yang berkepanjangan.

Persaingan sumber daya alam, ketidakstabilan politik, dan campur tangan negara-negara tetangga menjadi pemicunya. Pada tahun 2021, jumlah pengungsi asal Republik Demokratik Kongo mencapai 931.900 orang.

Sebagian besar dari mereka tinggal di Uganda, Rwanda, Tanzania, Burundi, dan Zambia. Selain itu, Republik Demokratik Kongo memiliki 5,5 juta pengungsi internal, menjadikannya negara kedua dengan jumlah pengungsi internal terbanyak di dunia setelah Suria.

Sudan

Sudan, negara di Afrika Utara, merasakan getaran konflik bersenjata antara pemerintah dan kelompok-kelompok pemberontak di berbagai wilayah seperti Darfur, Kordofan Selatan, dan Nil Biru.

Pada tahun 2021, jumlah pengungsi asal Sudan mencapai 836.800 orang. Mereka mencari perlindungan di negara-negara tetangga seperti Chad, Sudan Selatan, Etiopia, dan Kenya. Selain itu, Sudan juga memiliki 2,5 juta pengungsi internal yang tersebar di berbagai wilayah di dalam negeri.

Somalia

Somalia, sebuah negara di Afrika Timur, terperangkap dalam konflik bersenjata antara pemerintah yang didukung oleh pasukan internasional dan kelompok-kelompok militan seperti Al-Shabaab dan ISIS. Pada tahun

2021, jumlah pengungsi asal Somalia mencapai 790.500 orang. Mereka mencari perlindungan di negara-negara tetangga seperti Kenya, Etiopia, Yaman, dan Uganda. Somalia juga memiliki 2,9 juta pengungsi internal yang tersebar di berbagai wilayah di dalam negeri.

Republik Afrika Tengah

Republik Afrika Tengah, sebuah negara di Afrika Tengah, terperangkap dalam konflik bersenjata yang melibatkan pemerintah dan kelompok-kelompok bersenjata.

Persaingan politik, etnis, agama, dan kemiskinan memicu pengungsian, membuat 748.300 orang menjadi pengungsi pada tahun 2021.

Mereka mencari perlindungan di negara-negara tetangga seperti Kamerun, Republik Demokratik Kongo, Chad, dan Sudan. Republik Afrika Tengah juga memiliki sekitar 700 ribu pengungsi internal yang tersebar di berbagai wilayah di dalam negeri.

Eritrea

Eritrea, sebuah negara di Afrika Timur, menghadapi krisis hak asasi manusia akibat rezim otoriter yang membatasi kebebasan sipil, politik, dan agama. Pada tahun 2021, jumlah pengungsi asal Eritrea mencapai 748.300 orang.

Mereka mencari perlindungan di negara-negara tetangga seperti Etiopia, Sudan, Uganda, dan Kenya. Selain itu, Eritrea juga memiliki sekitar 100 ribu pengungsi internal yang tersebar di berbagai wilayah di dalam negeri.

Kesimpulan

Meskipun angka dan statistik ini memberi gambaran tentang krisis pengungsi global, kita tidak boleh melupakan bahwa di balik setiap angka ada kisah hidup, keberanian, dan harapan yang menginspirasi. Dalam bayang-bayang konflik dan keputusasaan, pastinya mereka berharap untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di tempat yang mereka sebut sebagai rumah baru.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article