Produk Susu Pro Israel, Apakah Layak Dikonsumsi?

Ningsih Arini
8 Min Read

jfid – Susu adalah salah satu produk makanan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Susu mengandung berbagai nutrisi yang baik untuk kesehatan, seperti kalsium, protein, vitamin, dan mineral. Namun, tahukah Anda bahwa tidak semua produk susu yang beredar di Indonesia berasal dari negara yang bersahabat dengan kita? Beberapa produk susu yang populer di pasaran ternyata berasal dari Israel atau perusahaan yang mendukung Israel, negara yang melakukan agresi dan penjajahan terhadap Palestina.

Israel adalah negara yang memiliki industri susu yang maju. Menurut data dari Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), produksi susu Israel pada tahun 2020 mencapai 1,5 juta ton, dengan rata-rata konsumsi susu per kapita sebesar 181 kilogram per tahuntahun. Israel juga mengekspor produk susu ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Beberapa merek susu yang berasal dari Israel atau perusahaan yang mendukung Israel adalah Tnuva, Strauss, Tara, Dancow, SGM, Bebelac, Lactamil, Nutrilon Royal, dan lain-lain. 

Produk susu pro Israel ini menjadi sasaran boikot oleh sebagian masyarakat Indonesia yang peduli dengan nasib Palestina. Boikot ini didasari oleh fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengharamkan produk-produk yang berasal dari Israel atau yang memiliki hubungan dengan Israel. Fatwa ini dikeluarkan pada tahun 2014 dan diperbarui pada tahun 2021, menyusul eskalasi konflik antara Israel dan Palestina. Tujuan boikot ini adalah untuk menekan perekonomian Israel dan menunjukkan solidaritas dengan Palestina.

Namun, apakah boikot produk susu pro Israel ini efektif dan bermanfaat? Apakah ada dampak negatif dari boikot ini bagi konsumen dan produsen lokal? Apakah ada alternatif lain yang lebih baik untuk mendukung Palestina? Berikut adalah beberapa pertimbangan yang perlu dipikirkan sebelum memutuskan untuk boikot atau tidak boikot produk susu pro Israel.

Pertama, boikot produk susu pro Israel mungkin tidak berdampak signifikan bagi Israel, tetapi berdampak bagi konsumen dan produsen lokal. Israel memiliki pasar ekspor susu yang luas, tidak hanya ke Indonesia, tetapi juga ke Amerika Serikat, Inggris, Rumania, Ukraina, dan lebih dari 30 negara lainnya. Jumlah ekspor susu Israel ke Indonesia juga tidak seberapa dibandingkan dengan negara-negara lain. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), nilai impor susu dan produk susu dari Israel ke Indonesia pada tahun 2020 hanya sebesar 1,8 juta dolar AS, sedangkan dari Selandia Baru sebesar 283,6 juta dolar AS, dari Australia sebesar 64,9 juta dolar AS, dan dari Singapura sebesar 40,7 juta dolar AS⁷. Jadi, boikot produk susu pro Israel mungkin tidak akan berpengaruh banyak bagi perekonomian Israel.

Sebaliknya, boikot produk susu pro Israel bisa berdampak bagi konsumen dan produsen lokal. Konsumen mungkin akan kesulitan mencari produk susu yang sesuai dengan selera, kualitas, dan harga yang diinginkan. Produk susu lokal mungkin belum bisa menggantikan produk susu impor dalam hal variasi, ketersediaan, dan standar mutu. Selain itu, konsumen juga harus lebih selektif dan teliti dalam memilih produk susu, karena tidak semua produk susu yang tampak lokal ternyata bebas dari keterkaitan dengan Israel. Misalnya, produk susu Dancow yang diproduksi oleh PT Nestle Indonesia, ternyata berafiliasi dengan Nestle SA, perusahaan multinasional asal Swiss yang memiliki kemitraan dengan perusahaan-perusahaan yang mendukung Israel, seperti PepsiCo, Danone, dan Strauss. 

Produsen lokal juga bisa terkena dampak dari boikot produk susu pro Israel. Produsen lokal mungkin akan mengalami peningkatan permintaan produk susu, tetapi juga harus menghadapi tantangan dalam memenuhi permintaan tersebut. Produsen lokal harus meningkatkan kapasitas produksi, kualitas produk, dan daya saing harga. Produsen lokal juga harus berinvestasi lebih banyak dalam riset dan pengembangan produk susu yang inovatif dan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Selain itu, produsen lokal juga harus menjaga kesejahteraan peternak dan petani susu, yang merupakan pemasok bahan baku produk susu. Produsen lokal harus memberikan harga yang adil, fasilitas yang memadai, dan bantuan yang tepat bagi peternak dan petani susu.

Kedua, boikot produk susu pro Israel mungkin tidak mencerminkan sikap yang konsisten dan komprehensif dalam mendukung Palestina. Produk susu pro Israel hanya salah satu dari banyak produk yang berasal dari Israel atau perusahaan yang mendukung Israel. Jika kita ingin boikot produk susu pro Israel, apakah kita juga siap untuk boikot produk-produk lain yang pro Israel, seperti makanan, minuman, elektronik, kosmetik, pakaian, sepatu, dan lain-lain? Apakah kita juga siap untuk boikot media, hiburan, teknologi, dan layanan yang pro Israel, seperti Disney, National Geographic, CNN, Google, Facebook, Twitter, WhatsApp, Instagram, dan lain-lain? Apakah kita juga siap untuk boikot hubungan diplomatik, politik, ekonomi, sosial, dan budaya dengan negara-negara yang pro Israel, seperti Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, India, dan lain-lain?

Jika kita tidak siap untuk melakukan hal-hal di atas, maka boikot produk susu pro Israel mungkin hanya menjadi simbolis dan tidak efektif. Boikot produk susu pro Israel mungkin hanya menjadi bentuk ekspresi emosional dan reaktif, tanpa didasari oleh pemahaman yang mendalam dan komitmen yang kuat. Boikot produk susu pro Israel mungkin hanya menjadi cara untuk menenangkan hati dan nurani kita, tanpa memberikan solusi yang nyata dan berkelanjutan bagi Palestina.

Ketiga, boikot produk susu pro Israel mungkin tidak menjadi cara yang terbaik dan terbijak untuk mendukung Palestina. Boikot produk susu pro Israel mungkin memiliki niat yang baik, tetapi juga memiliki dampak yang buruk. Boikot produk susu pro Israel mungkin menunjukkan solidaritas dengan Palestina, tetapi juga menimbulkan permusuhan dengan Israel. Boikot produk susu pro Israel mungkin menggugah kesadaran masyarakat, tetapi juga mengabaikan kepentingan konsumen dan produsen. Boikot produk susu pro Israel mungkin menjadi cara yang mudah dan murah, tetapi juga menjadi cara yang sempit dan dangkal.

Ada cara-cara lain yang lebih baik dan terbijak untuk mendukung Palestina, tanpa harus boikot produk susu pro Israel. Beberapa cara tersebut adalah:

– Berdoa dan berdzikir untuk Palestina. Ini adalah cara yang paling sederhana, tetapi juga paling bermakna. Berdoa dan berdzikir untuk Palestina adalah cara untuk memohon perlindungan, pertolongan, dan kemenangan bagi saudara-saudara kita di Palestina. Berdoa dan berdzikir untuk Palestina adalah cara untuk menyatakan rasa cinta, kasih, dan sayang kepada saudara-saudara kita di Palestina. Berdoa dan berdzikir untuk Palestina adalah cara untuk menguatkan iman, harapan, dan optimisme bagi saudara-saudara kita di Palestina.

– Berdonasi dan bersedekah untuk Palestina. Ini adalah cara yang paling konkret, tetapi juga paling bermanfaat. Berdonasi dan bersedekah untuk Palestina adalah cara untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar, kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan bagi saudara-saudara kita di Palestina. Berdonasi dan bersedekah untuk Palestina adalah cara untuk berbagi rezeki, kebahagiaan, dan keberkahan dengan saudara-saudara kita

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article