Ad image

Investasi Jeff Bezos di Startup Indonesia Gagal Total, Apa Penyebabnya?

ZAJ By ZAJ - Content Creator, SEO Expert, Data Analyst, Writer
5 Min Read
- Advertisement -

jfid – Jeff Bezos, pendiri Amazon dan salah satu orang terkaya di dunia, pernah menanam modal di dua startup Indonesia, yaitu Ula dan Lummo. Kedua startup ini bergerak di bidang warung digital yang menawarkan solusi bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Namun sayangnya, investasi Jeff Bezos di Indonesia tidak berbuah manis. Kedua startup tersebut kini sudah tutup bisnisnya dan meninggalkan banyak pertanyaan.

Ula adalah startup yang menyediakan layanan distribusi barang dagangan untuk warung dan toko kelontong. Startup ini didirikan pada Januari 2020 oleh Nipun Mehra, Derry Sakti, Alan Wong, dan Riky Tenggara.

Pada September 2021, Ula mengumumkan pendanaan seri B sebesar US$ 87 juta (sekitar Rp 1,3 triliun) dari sejumlah investor, termasuk Bezos Expeditions, perusahaan pengelolaan aset pribadi milik Jeff Bezos. Ula juga didukung oleh investor kelas kakap lainnya seperti Prosus Ventures, Tencent, B-Capital, Northstar Group, dan AC Ventures.

Namun pada Kamis (5/10), Ula mengumumkan sejumlah perubahan dalam perusahaannya. Ula menyatakan menutup bisnis FMCG (fast-moving consumer goods) berbasis inventaris yang menjadi andalan mereka. Ula juga melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap sebagian besar anggota timnya.

Ula mengklaim beralih ke bisnis lain yang lebih menguntungkan dan efisien, namun tidak menjelaskan secara detail rencana baru perusahaan.

Menurut laporan keuangan yang diajukan oleh perusahaan induk Ula yang terdaftar di Singapura kepada Accounting and Corporate Regulatory Authority (ACRA), kerugian Ula melonjak 4,3 kali lipat secara tahunan atau year on year (yoy) pada 2021.

Ula membukukan rugi bersih US$ 1,943 miliar tahun lalu. Hal ini utamanya disebabkan oleh kenaikan beban pokok penjualan dan beban yang lebih tinggi sepanjang tahun.

Lummo adalah startup yang menyediakan layanan software-as-a-service (SaaS) untuk UMKM. Startup ini awalnya bernama Bukukas dan didirikan pada 2019 oleh Krishnan Menon dan Lorenzo Peracchione.

Pada Januari 2022, Lummo mengumumkan pendanaan seri C sebesar US$ 80 juta (sekitar Rp 1,14 triliun) dari sejumlah investor, termasuk Bezos Expeditions. Lummo juga didukung oleh investor kelas kakap lainnya seperti Tiger Global, Sequoia Capital India, DST Global Partners, RTP Global, Speedinvest, S7V, dan Quona Capital.

Namun pada akhir Mei 2022, Lummo dikabarkan menutup aplikasi Bukukas yang merupakan produk unggulan mereka. Aplikasi Bukukas adalah aplikasi pencatatan keuangan untuk UMKM yang sudah memiliki lebih dari 6 juta pengguna aktif bulanan.

Lummo mengirimkan pesan kepada pengguna bahwa layanan Bukukas akan ditutup pada 26 Mei 2022 dan mengimbau pengguna untuk mengunduh data pencatatan keuangan mereka dalam bentuk Excel. Aplikasi Bukukas pun sudah tidak tersedia di Google Play Store.

Selain itu, Lummo juga disebut-sebut sedang mengkaji merger dengan Mobile Premier League (MPL), platform game online asal India yang baru saja masuk ke Indonesia pada Maret 2022.

Menurut sumber anonim yang dikutip oleh The Ken, Lummo tidak dapat menemukan produk yang cocok di pasar dan pendapatannya tidak banyak. Lummo pun mempertimbangkan opsi untuk mengembalikan dana yang tersisa kepada investor atau menjual asetnya.

Apa penyebab kegagalan investasi Jeff Bezos di Indonesia? Salah satu faktor yang mungkin berpengaruh adalah persaingan ketat di pasar warung digital.

Ula dan Lummo harus bersaing dengan startup lain yang menawarkan layanan serupa, seperti Grab, Gojek, Shopee, Tokopedia, Bukalapak, GudangAda, Warung Pintar, BukuWarung, dan AwanTunai. Selain itu, Ula dan Lummo juga harus menghadapi tantangan dalam mengubah perilaku konsumen yang sudah terbiasa dengan cara tradisional.

Selain faktor eksternal, faktor internal juga berperan dalam kegagalan Ula dan Lummo. Menurut analis startup Rama Mamuaya, pendiri dan CEO DailySocial.id, Ula dan Lummo mungkin kurang memahami pasar lokal dan kebutuhan pelanggan.

Ia juga mengatakan bahwa Ula dan Lummo mungkin terlalu terburu-buru dalam mengembangkan produk dan layanan mereka tanpa melakukan validasi pasar yang cukup. Ia menyarankan agar startup yang ingin sukses di Indonesia harus lebih fokus pada masalah yang ingin diselesaikan dan solusi yang ditawarkan.

Investasi Jeff Bezos di Indonesia menunjukkan bahwa memiliki modal besar tidak menjamin kesuksesan sebuah startup. Startup juga harus memiliki visi, misi, strategi, eksekusi, dan inovasi yang jelas dan kuat.

Selain itu, startup juga harus mampu beradaptasi dengan perubahan pasar dan kebutuhan pelanggan. Dengan begitu, startup dapat bertahan dan berkembang di tengah persaingan yang sengit.

- Advertisement -
Share This Article