jfid – Ah, siapa yang nggak pernah merasa capek mental di tengah-tengah hiruk-pikuk kehidupan kota besar ini?
Ya, kadang-kadang kita semua merasa butuh istirahat dari rutinitas yang bikin kepala jadi mumet dan hati jadi risau.
Apalagi kalau sampai pengen berhenti kerja hanya untuk bisa merasakan udara segar di pantai atau menikmati pemandangan pegunungan yang indah.
Tapi, tunggu dulu! Ada satu masalah kecil yang bisa jadi besar: duit.
Yup, uang memang seringkali menjadi batu sandungan untuk mewujudkan impian liburan saat kita merasa lelah dan butuh refreshing.
Kenapa Capek Mental itu Nggak Enak?
Sebelum kita bahas soal liburan, mungkin kita perlu cek dulu kenapa capek mental itu sebenarnya nggak enak.
Pertama-tama, capek mental bikin kita jadi kurang produktif.
Bayangkan saja, gimana mungkin kita bisa memberikan yang terbaik dalam pekerjaan atau aktivitas kita kalau pikiran kita udah mumet dan hati kita udah penuh dengan beban yang berat?
Kedua, capek mental juga bisa mengganggu kesehatan kita secara keseluruhan.
Stres yang berkepanjangan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, gangguan pencernaan, bahkan gangguan tidur.
Jadi, nggak cuma pikiran dan perasaan kita yang terganggu, tapi juga kesehatan fisik kita.
Dan yang ketiga, capek mental juga bisa memengaruhi hubungan kita dengan orang-orang terdekat.
Ketika kita merasa stres dan lelah, kadang kita jadi mudah tersulut emosi, sulit berkonsentrasi, atau bahkan menarik diri dari interaksi sosial.
Akibatnya, hubungan dengan keluarga, teman, atau pasangan bisa terganggu.
Pengen Berhenti Kerja, Tapi Bisa Nggak Ya?
Nah, setelah merasakan capek mental yang nggak enak itu, kadang-kadang kita jadi kepikiran untuk berhenti kerja saja. “Lah, masa iya terus begini terus? Mending berhenti aja deh!” pikir kita.
Tapi, tunggu dulu. Berhenti kerja nggak semudah membalikkan telapak tangan, apalagi kalau nggak punya rencana yang matang.
Pertama-tama, kita perlu mempertimbangkan kembali alasan kenapa kita mau berhenti kerja.
Apakah karena memang udah nggak betah, karena konflik dengan rekan kerja atau atasan, atau karena merasa sudah mencapai titik jenuh?
Evaluasi alasan-alasan ini dengan baik, siapa tahu masih ada solusi lain yang bisa diambil sebelum memutuskan untuk resign.
Kedua, pertimbangkan juga kondisi keuangan kita. Berhenti kerja berarti kita nggak akan mendapatkan penghasilan rutin lagi.
Jadi, pastikan kita punya cukup simpanan atau rencana lain untuk menopang kehidupan kita setelah resign dari pekerjaan.
Dan yang tidak kalah pentingnya, persiapkan juga rencana karir setelah berhenti kerja.
Apakah kita akan mencari pekerjaan baru, memulai bisnis sendiri, atau mungkin sambilan dulu sambil mengejar passion yang selama ini tertunda?