Cerita Warga Bangkalan, Kerusuhan Wamena Hingga Pulang Ke Madura

Syahril Abdillah
3 Min Read
Sahid Alan Nuri (Tengah) didampingi saudaranya yang juga selamat dari kerusuhan Wamena (Foto/Lah)

Bangkalan- Kerusuhan di Wamena, Papua, beberapa hari lalu, membuat Sahid Alan Nuri (27), Pemuda asal Desa Kebun, Kamal, Bangkalan, Madura, Jawa Timur pulang kampung.

Sahid sapaan lekatnya merupakan pemuda asal Bangkalan. Ia berprofesi sebagai tukang pangkas rambut di Wamena sejak 2012. Karena terjadi kerusuhan Ia bersama istrinya memutuskan pulang kampung, dan bertekad tidak kembali lagi..

Sahid kemudian menceritakan tragedi mencekan di Wamena hingga dirinya harus pulang ke madura, beserta kedua saudaranya yang selamat saat kerusuhan pada 23 September lalu.

Pada Senin sekitar pukul 08.00 pada 23 September, Ia baru saja membuka kios pangkas rambutnya di Jl. Pekhe Jayawijaya Kabupaten Wamena, Papua. Beberapa menit kemudian, Sahid mendengar pembakaran terjadi, sekelompok massa datang melewati kiosnya dengan berteriak-teriak.

“Awalnya aktivitas sama seperti biasanya, tiba-tiba saja banyak ibu-ibu teriak sambil berlari. Setelah itu saya nutup kios, berkumpul dengan keluarga, setelah itu kita sembunyi di rumah Dewan Adat Papua, selang dua jam baru polisi datang dan saya dibawa ke kantor kepolisian,” kata Sahid menceritakan saat ditemui dirumahnya. Selasa (01/10/2019).

Sahid pun mengungsi di Kantor kepolisian setempat selama dua hari. Pada akhirnya, setelah kondisi terlihat aman Ia dan keluarga mengungsi ke Kontrakan temannya.

“Selama dua hari saya berjalan kaki sekitar 3 Km untuk mendaftar evakuasi dari Wamena menuju Jayapura. Pada Jum’at pagi, saya bersama istri dan kedua saudara saya sampai di Jayapura diangkut pesawat TNI,” lanjut Sahid.

Saat kerusuhan, Sahid mengaku mendapat bantuan pula dari warga Wamena untuk mrnyelamatkan diri. Setelah di Jayapura,
Sahid bersyukur mendapat bantuan dari IKAMA (Ikatan Keluarga Madura), MUI sambil menunggu bantuan Gubernur Jawa Timur.

“Kita ditawari ikut pesawat hercules ke jawa timur, tapi karena yang antri ribuan orang dan istri saya kondisi istri saya tidak memungkinkan untuk menunggu karena sakit, saya dan paman saya cari hutangan nelpon ke madura untuk beli tiket pesawat untuk pulang ke Bangkalan,” paparnya.

Dalam kerusuhan tersebut, sejumlah kios kerja Sahid dan harta lainnya ludes terbakar. Ia mengaku memgalami kerugian sekitar 50 Juta Rupiah.

“Sekitar 50 juta, terhitung dari biaya kontrakan yang baru saja diperpanjang, Sepeda motor, peralatan pangkas rambut, televisi yang sudah hangus terbakar,” terangnya.

“Mungkin kita tidak balik ke sana lagi, kapok. Mudah-mudahan Pemerintah memperhatikan nasib saya dan teman-teman yang baru saja pulang dari Papua,” tandasnya. (Lah)

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article