Telegram Mengejar WhatsApp, Prediksi Capai Satu Miliar Pengguna Aktif Bulanan dalam Setahun

Noer Huda
3 Min Read
Mau Coba Aplikasi Chatting Lain? Hapus Dulu Akun Telegrammu, Yuk!
Mau Coba Aplikasi Chatting Lain? Hapus Dulu Akun Telegrammu, Yuk!

jfid – Aplikasi pesan instan Telegram semakin populer dan perlahan namun pasti mulai mengejar dominasi WhatsApp.

Pendiri Telegram, Pavel Durov, memprediksi bahwa aplikasi tersebut akan mencapai satu miliar pengguna aktif bulanan dalam waktu satu tahun.

Telegram, yang berbasis di Dubai, didirikan oleh Durov yang berasal dari Rusia dan meninggalkan negaranya pada tahun 2014 setelah menolak untuk menutup komunitas oposisi di platform media sosial VK yang ia miliki.

Saat ini, Telegram memiliki sekitar 900 juta pengguna aktif dan terus tumbuh meski mendapat tekanan dari berbagai pemerintah.

Durov, yang diperkirakan memiliki kekayaan sebesar USD 15,5 miliar menurut Forbes, menegaskan bahwa Telegram akan tetap menjadi platform netral dan tidak akan menjadi alat geopolitik.

Di tengah persaingan dengan WhatsApp yang saat ini memiliki lebih dari dua miliar pengguna aktif bulanan, Durov sering mengkritik WhatsApp, terutama terkait keamanan aplikasi tersebut.

Telegram sendiri telah menjadi salah satu platform media sosial utama, terutama di negara-negara bekas Uni Soviet, bersaing dengan raksasa lain seperti Facebook, YouTube, Instagram, TikTok, dan WeChat.

Durov mencetuskan ide untuk membuat aplikasi pesan terenkripsi sebagai sarana komunikasi yang aman saat berada di bawah tekanan di Rusia.

Enkripsi Telegram dirancang oleh saudaranya, Nikolai. Durov menegaskan bahwa Telegram tidak dikendalikan oleh Rusia, menyebut tuduhan tersebut sebagai rumor palsu yang disebarkan oleh pesaing yang khawatir akan pertumbuhan Telegram.

“Saya lebih suka bebas daripada menerima perintah dari siapa pun,” tegas Durov mengenai keputusannya meninggalkan Rusia.

Setelah mencoba peruntungannya di Amerika Serikat, Durov merasa bahwa birokrasi yang rumit dan insiden keamanan pribadi membuatnya tidak nyaman, termasuk perhatian berlebihan dari badan keamanan seperti FBI.

Dia mengklaim bahwa beberapa lembaga AS berusaha merekrut pegawai Telegram untuk menemukan celah keamanan (backdoor) dalam aplikasi tersebut, namun FBI belum menanggapi tuduhan ini.

Akhirnya, Durov memilih Uni Emirat Arab sebagai basis operasi Telegram karena negara tersebut bersikap netral dan tidak bersekutu dengan negara adidaya mana pun, menjadikannya tempat terbaik untuk mengembangkan Telegram tanpa tekanan politik.

Dengan pertumbuhan yang pesat dan komitmen untuk menjaga netralitas, Telegram terus menarik perhatian sebagai alternatif utama WhatsApp dalam dunia aplikasi pesan instan.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email faktual2015@gmail.com

Share This Article