Namun, tidak semua orang setuju dengan nilai GCV yang ditetapkan oleh komunitas Pi Network.
Beberapa ahli dan pengamat mata uang digital menilai bahwa nilai GCV ini tidak realistis dan tidak masuk akal.
Mereka berpendapat bahwa nilai GCV ini tidak didasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi nilai mata uang digital, seperti permintaan, penawaran, adopsi, inovasi, atau regulasi.
Salah satu pengamat mata uang digital, Evan Courtney, mengatakan bahwa nilai GCV ini terlalu tinggi dan tidak sesuai dengan kondisi pasar. “Nilai GCV ini tidak memiliki dasar yang kuat dan rasional.
Nilai mata uang digital ditentukan oleh mekanisme pasar, yaitu interaksi antara pembeli dan penjual. Jika tidak ada permintaan yang cukup, maka tidak ada yang mau membeli Pi dengan harga $314.159.
Jika tidak ada penawaran yang cukup, maka tidak ada yang mau menjual Pi dengan harga $314.159. Jadi, nilai GCV ini hanyalah angka semata yang tidak berarti apa-apa,” ucapnya.
Evan juga menyoroti beberapa tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh Pi Network untuk mencapai nilai GCV ini.
Pertama, Pi Network belum meluncurkan mainnet, yaitu jaringan utama yang akan mengoperasikan Pi secara penuh dan independen.
Saat ini, Pi Network masih berada di fase testnet, yaitu jaringan percobaan yang digunakan untuk menguji dan memperbaiki berbagai aspek teknis dan fungsional Pi.
Tanpa mainnet, Pi belum memiliki nilai riil dan tidak dapat diperdagangkan di bursa mata uang digital.
Kedua, Pi Network belum memiliki adopsi yang luas dan mendalam dari masyarakat.
Meskipun Pi Network memiliki komunitas pengguna yang besar, sebagian besar dari mereka belum menggunakan Pi untuk tujuan yang produktif dan bermakna, seperti bertransaksi, berinvestasi, atau berdonasi.
Sebagian besar dari mereka hanya menambang Pi untuk mendapatkan keuntungan pribadi, tanpa peduli dengan visi dan misi Pi Network.
Tanpa adopsi yang nyata dan signifikan, Pi tidak memiliki nilai tambah dan tidak dapat bersaing dengan mata uang digital lainnya.
Ketiga, Pi Network belum memiliki inovasi yang signifikan dan berkelanjutan yang dapat meningkatkan kualitas dan keamanan Pi.
Pi Network masih mengandalkan teknologi blockchain yang sudah umum digunakan oleh mata uang digital lainnya, tanpa menawarkan fitur atau solusi yang unik dan menarik.
Pi Network juga belum memiliki mekanisme konsensus yang efisien dan adil, yang dapat mencegah manipulasi atau serangan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Tanpa inovasi yang terus-menerus, Pi tidak memiliki daya saing dan daya tarik bagi para pengguna dan investor.
Keempat, Pi Network belum memiliki regulasi yang jelas dan mendukung dari pemerintah dan otoritas terkait.
Pi Network masih beroperasi di wilayah abu-abu hukum, tanpa memiliki izin atau lisensi yang resmi dari negara-negara tempat Pi Network beroperasi.
Pi Network juga belum memiliki kerjasama atau kemitraan dengan lembaga atau organisasi yang berwenang, seperti bank sentral, bursa, atau asosiasi.
Tanpa regulasi yang positif dan proaktif, Pi tidak memiliki kepastian dan perlindungan hukum bagi para pengguna dan investor.
Kesimpulan
