Analisis Dekonstruktif Pengaruh Patriarki terhadap Hegemoni Estetika dalam Industri Fashion

ZAJ
By ZAJ
4 Min Read
Analisis Dekonstruktif Pengaruh Patriarki terhadap Hegemoni Estetika dalam Industri Fashion
Analisis Dekonstruktif Pengaruh Patriarki terhadap Hegemoni Estetika dalam Industri Fashion

jfid – Apakah Anda pernah merasa tidak nyaman dengan pakaian yang Anda kenakan? Apakah Anda pernah merasa terpaksa mengikuti tren mode yang sedang populer?

Apakah Anda pernah merasa bahwa pilihan busana Anda dipengaruhi oleh pandangan masyarakat, khususnya kaum laki-laki?

Jika jawaban Anda ya, maka Anda mungkin menjadi korban dari hegemoni estetika dalam industri fashion.

Hegemoni estetika adalah suatu kondisi di mana terdapat satu standar keindahan yang dianggap sebagai yang paling benar, baik, dan ideal oleh sebagian besar masyarakat.

Standar ini biasanya ditentukan oleh kelompok yang memiliki kekuasaan, pengaruh, dan otoritas, seperti pemerintah, media, selebriti, atau tokoh agama.

Standar ini kemudian dipaksakan kepada kelompok-kelompok yang lebih lemah, seperti perempuan, anak-anak, orang miskin, atau minoritas.

Eksplorasi Gaya Anda dengan Lima Jenis Rok dari Brand Lokal Ini

Salah satu contoh hegemoni estetika dalam industri fashion adalah dominasi patriarki. Patriarki adalah sistem sosial yang memberikan keunggulan dan hak istimewa kepada laki-laki atas perempuan.

Dalam konteks fashion, patriarki dapat dilihat dari cara laki-laki menentukan apa yang pantas dan tidak pantas bagi perempuan untuk dikenakan, apa yang dianggap seksi dan tidak seksi, apa yang menarik dan tidak menarik, dan seterusnya.

Patriarki juga dapat dilihat dari cara laki-laki mengontrol produksi, distribusi, dan konsumsi barang-barang fashion. Sebagian besar desainer, produsen, distributor, penjual, dan kritikus fashion adalah laki-laki.

Mereka menciptakan dan mempromosikan barang-barang fashion yang sesuai dengan selera dan kepentingan mereka, tanpa memperhatikan kebutuhan, kenyamanan, dan hak-hak perempuan.

Mereka juga memanfaatkan perempuan sebagai objek komersial, seperti model, bintang iklan, atau endorser, yang harus tunduk pada standar kecantikan yang mereka tetapkan.

Bagaimana cara kita melawan hegemoni estetika dalam industri fashion yang dipengaruhi oleh patriarki? Salah satu caranya adalah dengan melakukan analisis dekonstruktif.

Analisis dekonstruktif adalah suatu metode kritik yang bertujuan untuk mengungkap dan menggugat asumsi-asumsi, kontradiksi, dan ketidakadilan yang tersembunyi di balik suatu teks, wacana, atau praktik sosial.

Dalam hal ini, kita dapat menganalisis dekonstruktif berbagai aspek fashion, seperti desain, bahan, warna, ukuran, harga, merek, atau gaya.

Beberapa pertanyaan yang dapat kita ajukan dalam analisis dekonstruktif adalah:

  • Siapa yang menciptakan dan mengatur standar fashion ini? Apa motif dan kepentingan mereka?
  • Bagaimana standar fashion ini membedakan dan mendiskriminasi kelompok-kelompok tertentu, seperti perempuan, anak-anak, orang miskin, atau minoritas?
  • Apa dampak dan konsekuensi dari standar fashion ini bagi kesehatan, kesejahteraan, dan hak-hak perempuan?
  • Apa alternatif dan pilihan lain yang dapat kita lakukan untuk mengekspresikan diri kita melalui fashion tanpa harus tunduk pada standar fashion ini?

Dengan melakukan analisis dekonstruktif, kita dapat menyadari dan menolak hegemoni estetika dalam industri fashion yang dipengaruhi oleh patriarki.

Kita dapat membebaskan diri kita dari tekanan dan keterbatasan yang ditimbulkan oleh standar fashion ini. Kita dapat menentukan sendiri apa yang ingin kita kenakan, apa yang membuat kita nyaman, apa yang mencerminkan identitas dan kepribadian kita.

Kita dapat menikmati fashion sebagai suatu bentuk seni, kreativitas, dan ekspresi diri, bukan sebagai suatu bentuk penjajahan, penindasan, dan pengorbanan diri.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article