Elon Musk Digugat oleh OpenAI, Ini Jawaban dari CEO dan CSO-nya

Noer Huda By Noer Huda - Content Creator
2 Min Read
Elon Musk Digugat oleh OpenAI, Ini Jawaban dari CEO dan CSO-nya
Elon Musk Digugat oleh OpenAI, Ini Jawaban dari CEO dan CSO-nya

jfid – Pendiri Tesla dan SpaceX, Elon Musk, baru-baru ini menggugat mantan perusahaannya, OpenAI, yang didirikannya bersama sejumlah tokoh terkemuka lainnya.

Gugatan ini mengungkapkan perpecahan dalam visi perusahaan kecerdasan buatan (AI) yang semula dipegang teguh oleh Musk.

Gugatan yang diajukan di Pengadilan Tinggi California menargetkan OpenAI dan CEO-nya, Sam Altman.

Musk menegaskan bahwa OpenAI telah meninggalkan misi awalnya untuk menjadi perusahaan AI yang terbuka dan berorientasi pada kemanusiaan.

Ad image

Ia juga menyuarakan kekhawatirannya terhadap dampak negatif teknologi AI yang dikembangkan oleh OpenAI, termasuk GPT-4, yang diklaim sebagai kecerdasan umum buatan (AGI).

Namun, OpenAI memberikan respons tegas terhadap gugatan tersebut. Dalam memo internal yang diperoleh CNBC, CEO Sam Altman mengungkapkan kekecewaannya terhadap tindakan Elon Musk.

Altman menilai gugatan itu sebagai reaksi cemburu atas kemajuan OpenAI di ranah AI.

Selain Altman, Jason Kwan, CSO OpenAI, juga memberikan klarifikasi terhadap poin-poin yang digugat oleh Musk.

Kwan membantah klaim bahwa GPT-4 adalah AGI, menyatakan bahwa teknologi tersebut masih jauh dari mampu menyelesaikan masalah-masalah baru secara mandiri.

Dia juga mempertahankan keputusan OpenAI untuk mengkomersialisasikan produk-produk AI, dengan alasan membiayai pengembangan pengamanan teknologi AI. T

erakhir, Kwan menegaskan bahwa hubungan OpenAI dengan Microsoft adalah kompetitif, bukan kolaboratif, karena keduanya memiliki produk AI yang bersaing.

Perseteruan antara Elon Musk dan OpenAI ini telah menciptakan polarisasi di kalangan pengamat.

Beberapa mendukung Musk atas kekhawatiran akan dampak teknologi AI yang tidak terkendali, sementara yang lain menganggap langkah OpenAI sebagai evolusi alami dalam pengembangan AI yang berorientasi bisnis.

Tentu saja, perdebatan ini masih akan terus berlanjut seiring dengan perkembangan teknologi dan regulasi AI di masa depan.

Share This Article