Blokade Media pada Google dan ChatGPT

Noer Huda
4 Min Read
Blokade Media pada Google dan ChatGPT
Blokade Media pada Google dan ChatGPT

jfid – Google dan ChatGPT, dua raksasa teknologi yang mengembangkan kecerdasan buatan (AI) generatif, mendapat tentangan dari sejumlah media.

Mereka memblokir alat pemindaian halaman web yang digunakan oleh Google dan ChatGPT untuk mengumpulkan data dan melatih model AI mereka.

Hal ini terungkap dari survei yang dilakukan oleh homepages.news, sebuah sistem sumber terbuka yang mengarsipkan file robots.txt dari situs berita.

File robots.txt adalah sebuah konvensi yang digunakan oleh penerbit berita untuk memberitahu mesin pencari atau web crawler mana yang boleh dan tidak boleh mengakses konten mereka.

Dari 1.153 penerbit berita yang disurvei, 581 di antaranya telah menginstruksikan Google, ChatGPT, atau Common Crawl, sebuah organisasi nirlaba yang menyediakan data web, untuk berhenti memindai situs mereka.

Beberapa media yang memblokir ketiga perusahaan penyedia AI tersebut adalah New York Times, CNN, CNBC, Daily Mail, ESPN, dan Vogue.

Apa alasan di balik pemblokiran ini? Salah satu kemungkinannya adalah penerbit berita khawatir konten mereka akan dicuri atau disalahgunakan oleh AI generatif. AI generatif adalah jenis AI yang mampu menghasilkan teks, gambar, suara, atau konten lainnya secara otomatis, tanpa perlu intervensi manusia.

Google dan ChatGPT adalah dua contoh AI generatif yang paling populer saat ini. Google memiliki Bard, sebuah chatbot yang bisa menulis cerita, puisi, lirik lagu, dan konten kreatif lainnya.

ChatGPT adalah sebuah proyek dari OpenAI, sebuah organisasi nirlaba yang didirikan oleh Elon Musk dan Sam Altman, yang bisa menghasilkan teks berdasarkan permintaan pengguna.

AI generatif memiliki potensi yang besar untuk berbagai aplikasi, seperti pendidikan, hiburan, bisnis, dan lainnya.

Namun, AI generatif juga memiliki risiko yang tinggi, seperti plagiarisme, desinformasi, manipulasi, dan pelanggaran hak cipta.

Oleh karena itu, penerbit berita mungkin ingin melindungi konten mereka dari kemungkinan penyalahgunaan oleh AI generatif.

Namun, pemblokiran ini juga bisa berdampak negatif bagi penerbit berita sendiri. Dengan memblokir Google, ChatGPT, atau Common Crawl, mereka juga membatasi akses dan visibilitas situs mereka di internet.

Hal ini bisa mengurangi jumlah pengunjung, pembaca, dan pendapatan iklan mereka.

Selain itu, pemblokiran ini juga bisa menghambat perkembangan AI generatif itu sendiri. AI generatif membutuhkan data yang banyak dan berkualitas untuk melatih model mereka.

Dengan memblokir sumber data yang penting, seperti situs berita, AI generatif bisa kehilangan kesempatan untuk belajar dan meningkatkan kemampuan mereka.

Oleh karena itu, diperlukan sebuah solusi yang adil dan seimbang bagi kedua belah pihak.

Penerbit berita perlu menghormati hak dan kepentingan penyedia AI generatif, sekaligus melindungi hak dan kepentingan mereka sendiri.

Penyedia AI generatif perlu menghormati hak dan kepentingan penerbit berita, sekaligus melindungi hak dan kepentingan mereka sendiri.

Salah satu cara yang mungkin adalah dengan membuat sebuah perjanjian kerjasama atau lisensi yang mengatur penggunaan dan pembagian konten antara penerbit berita dan penyedia AI generatif.

Perjanjian ini bisa mencakup aspek-aspek seperti tujuan, batasan, kewajiban, kompensasi, dan penyelesaian sengketa.

Dengan demikian, penerbit berita dan penyedia AI generatif bisa saling mendukung dan menguntungkan satu sama lain, tanpa harus saling memblokir atau merugikan satu sama lain.

Hal ini juga bisa mendorong inovasi dan kemajuan di bidang AI generatif, yang bisa memberikan manfaat bagi masyarakat luas.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article