jfid – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyoroti dampak fenomena konten viral dalam webinar terbarunya bertajuk “Asal Viral, Semua Jadi Kesal”.
Diskusi ini menegaskan pentingnya etika dalam bermedia sosial sebagai landasan utama bagi keberlangsungan lingkungan digital yang sehat.
Dalam era digital saat ini, konten yang menjadi viral memiliki potensi penyebaran yang sangat luas, mencapai khalayak global dalam waktu singkat.
Soni Mongan, seorang penggiat literasi digital, menjelaskan bahwa fenomena ini bukanlah hal baru, tetapi dengan teknologi digital kontemporer, kecepatan dan jangkauan penyebarannya semakin meningkat signifikan.
Dampaknya tidak hanya terbatas pada lingkup lokal, namun juga berpotensi memengaruhi berbagai aspek kehidupan publik.
Astari Yuniarti, Ketua Redaksi, menambahkan bahwa salah satu tantangan utama dari konten viral adalah sulitnya mengendalikan informasi yang beredar serta dampak psikologis yang bisa ditimbulkannya.
Contoh terbaru yang disorot adalah kasus kontroversial seorang petugas keamanan di Jakarta yang viral karena tindakannya terhadap seekor hewan, yang menyebabkan reaksi publik yang berlebihan dan berujung pada konsekuensi yang merugikan bagi individu tersebut.
Kemenkominfo menegaskan pentingnya pemahaman akan etika bermedia sosial, termasuk menghormati privasi orang lain, bersikap jujur, menghindari ujaran kebencian, dan bertanggung jawab atas konten yang dibagikan.
Dengan kesadaran akan pentingnya etika ini, diharapkan masyarakat dapat bersama-sama menciptakan lingkungan digital yang lebih positif dan bermanfaat bagi semua pihak.
