jfid – Langit senja Jakarta menyambut pertemuan penting bagi umat Muslim di seluruh Indonesia. Kementerian Agama Republik Indonesia bersiap untuk menggelar sidang isbat yang akan menentukan awal bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah.
Sidang ini bukan sekadar seremoni rutin, tetapi menjadi momen krusial bagi jutaan umat Muslim untuk memulai ibadah puasa.
Namun, lebih dari sekadar itu, sidang ini menjadi perwujudan harmonisasi antara ilmu pengetahuan dan tradisi yang telah menjadi ciri khas Indonesia.
Pukul 17.00 WIB di Auditorium HM Rasjidi, Jakarta Pusat, menjadi saksi dimulainya sidang isbat yang disiarkan langsung melalui Channel Youtube Bimas Islam.
Dengan mengombinasikan metode hisab dan rukyatul hilal, sidang ini mengundang partisipasi luas, termasuk Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama, duta besar negara sahabat, perwakilan organisasi massa Islam, serta lembaga pemerintah seperti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Sidang isbat tahun ini mengambil pendekatan hybrid, memungkinkan partisipasi baik secara daring maupun luring.
Ini adalah bukti adaptasi Indonesia terhadap perkembangan teknologi dalam menjaga tradisi yang kaya makna.
Proses sidang akan terbagi dalam tiga tahap, dimulai dengan pemaparan posisi hilal, dilanjutkan dengan sidang tertutup setelah shalat Maghrib, dan diakhiri dengan konferensi pers yang akan mengumumkan hasil sidang.
Kegiatan ini tidak sekadar penting secara religius, tetapi juga menjadi contoh nyata bagaimana teknologi dan tradisi dapat beriringan dalam masyarakat modern.
Dengan mata yang tertuju pada langit, Indonesia bersiap menyambut Ramadhan dengan penuh harap dan semangat baru.
Dengan begitu, sidang isbat Ramadhan 2024 menjadi peristiwa yang tidak hanya ditunggu oleh umat Muslim, tetapi juga mencerminkan kemajuan serta keberagaman yang kental dalam ranah keagamaan dan teknologi di Indonesia.
Semua mata tertuju pada keputusan sidang yang akan memberi penanda resmi bagi dimulainya ibadah puasa bagi umat Islam di Tanah Air.