Perjanjian Basel: Kisah Heroik Swiss yang Melawan Kekuasaan Kaisar Romawi Suci!

Noer Huda
5 Min Read
Sebuah adegan dari Pertempuran Dornach pada tahun 1499
Sebuah adegan dari Pertempuran Dornach pada tahun 1499

jfid – Pada tanggal 22 September 1499, sebuah perjanjian damai ditandatangani di kota Basel, Swiss, antara Liga Swabia dan Konfederasi Swiss Lama. Perjanjian ini mengakhiri Perang Swabia, sebuah konflik yang berlangsung selama sembilan bulan di sepanjang sungai Rhein.

Perang ini dipicu oleh upaya Kaisar Romawi Suci Maximilian I untuk memperkuat otoritasnya atas wilayah-wilayah kekaisaran, termasuk Swiss, yang menolak untuk mengikuti keputusan-keputusan yang diambil dalam Reichstag (parlemen kekaisaran) di Worms pada tahun 1495. Keputusan-keputusan tersebut meliputi pembentukan Reichskammergericht (pengadilan kekaisaran), pengenaan pajak, dan pembatasan hak-hak para pangeran dan kota-kota kekaisaran.

Konfederasi Swiss Lama, yang terdiri dari delapan kanton (wilayah otonom) yang bersumpah setia satu sama lain, merasa bahwa keputusan-keputusan tersebut mengancam kedaulatan dan kebebasan mereka.

Mereka juga merasa bahwa mereka tidak diwakili secara adil dalam Reichstag, karena mereka hanya memiliki satu suara, sementara Liga Swabia, sebuah aliansi militer dan ekonomi antara kota-kota, pangeran, dan bangsawan di wilayah Swabia, memiliki empat suara.

Perang Swabia meletus pada bulan Januari 1499, ketika pasukan Swiss menyerang kota Waldshut, yang merupakan anggota Liga Swabia dan berada di bawah perlindungan Maximilian. Pasukan Swiss kemudian menguasai sebagian besar wilayah Thurgau, yang merupakan pinjaman kekaisaran kepada kota Konstanz, dan juga menyerbu wilayah-wilayah lain yang berbatasan dengan Swiss, seperti Breisgau, Sundgau, dan Alsace.

Pasukan Liga Swabia dan Maximilian mencoba untuk merebut kembali wilayah-wilayah tersebut, tetapi mengalami kekalahan dalam beberapa pertempuran, seperti di Hard, Bruderholz, Frastanz, dan Calven. Pertempuran terakhir dan paling menentukan terjadi di Dornach, dekat Basel, pada tanggal 22 Juli 1499.

Pasukan Swiss berhasil mengalahkan pasukan Maximilian, yang terdiri dari 18.000 orang, dengan jumlah yang lebih sedikit, yaitu 6.000 orang. Pasukan Swiss menewaskan sekitar 5.000 orang musuh, termasuk banyak komandan dan bangsawan, sementara mereka hanya kehilangan 200 orang.

Setelah kekalahan di Dornach, Maximilian terpaksa bernegosiasi dengan Swiss untuk mengakhiri perang. Ia mengutus utusan-utusannya ke Basel, di mana mereka bertemu dengan perwakilan-perwakilan dari Konfederasi Swiss Lama dan Liga Sepuluh Wilayah, sebuah aliansi antara sepuluh kanton di wilayah Graubünden, yang juga terlibat dalam perang melawan Maximilian.

Negosiasi berlangsung selama dua bulan, dan akhirnya mencapai kesepakatan pada tanggal 22 September 1499. Perjanjian Basel memiliki beberapa poin penting, antara lain:

  • Status quo ante diperbaharui secara teritorial. Artinya, tidak ada perubahan batas-batas wilayah akibat perang.
  • Delapan dari sepuluh anggota Liga Sepuluh Wilayah tetap diakui sebagai bawahan nominal dari Habsburg, dinasti yang menguasai tahta kekaisaran. Namun, keanggotaan mereka dalam liga dan aliansi mereka dengan Konfederasi Swiss Lama tetap berlaku.
  • Yurisdiksi atas Thurgau, yang sebelumnya merupakan pinjaman kekaisaran kepada kota Konstanz, dialihkan kepada Konfederasi Swiss Lama.
  • Larangan kekaisaran dan semua embargo terhadap kanton-kanton Swiss dicabut.
  • Konfederasi Swiss Lama tidak diwajibkan untuk mengikuti keputusan-keputusan Reichstag, tetapi tetap menjadi bagian dari Kekaisaran Romawi Suci.

Perjanjian Basel memiliki implikasi yang signifikan bagi sejarah Swiss dan Eropa. Perjanjian ini mengakui secara resmi eksistensi dan otonomi Konfederasi Swiss Lama, yang sebelumnya hanya merupakan sebuah persekutuan informal antara kanton-kanton yang berasal dari wilayah-wilayah kekaisaran.

Perjanjian ini juga secara tidak langsung mengakui kemerdekaan de facto Swiss dari Kekaisaran Romawi Suci, meskipun para pemimpin Swiss pada saat itu tidak memiliki keinginan untuk menjauhkan diri dari kekaisaran. Perjanjian ini juga memperkuat posisi Konfederasi Swiss Lama sebagai sebuah negara dalam kekaisaran, dan menjadi dasar bagi perluasan dari delapan kanton menjadi tiga belas kanton pada awal abad ke-16.

Perjanjian ini juga menandai kegagalan Maximilian untuk mereformasi dan menyatukan kekaisaran, yang kemudian menghadapi tantangan-tantangan baru dari Prancis, Turki Utsmani, dan Reformasi Protestan.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email faktual2015@gmail.com

Share This Article