Mengapa Kita Menggunakan Kalender Masehi? Sebuah Tinjauan Sejarah Julian dan Gregorian

ZAJ
By ZAJ
6 Min Read
Mengapa Kita Menggunakan Kalender Masehi? Sebuah Tinjauan Sejarah Julian dan Gregorian
Mengapa Kita Menggunakan Kalender Masehi? Sebuah Tinjauan Sejarah Julian dan Gregorian

jfid – Kalender Masehi adalah sistem penanggalan yang paling banyak digunakan di dunia saat ini. Kalender ini berdasarkan pada perhitungan tahun matahari, yaitu waktu yang dibutuhkan bumi untuk mengelilingi matahari sekali.

Namun, kalender Masehi tidak selalu seperti yang kita kenal sekarang. Kalender ini mengalami beberapa perubahan dan penyesuaian sejak pertama kali diperkenalkan oleh Julius Caesar pada tahun 45 SM. Mari kita simak sejarah dan perkembangan kalender Masehi dari Julian ke Gregorian.

Kalender Julian: Reformasi Julius Caesar

Kalender Julian adalah kalender yang diterapkan oleh Julius Caesar, seorang konsul dan pemimpin militer Romawi, untuk mereformasi sistem kalender Romawi yang sebelumnya bersifat lunisolar, yaitu menggabungkan penanggalan bulan dan matahari.

Kalender Romawi yang lama memiliki 12 bulan dengan total 355 hari dalam setahun. Namun, karena tidak sesuai dengan siklus matahari, maka setiap beberapa tahun sekali ditambahkan bulan kabisat yang disebut Mensis Intercalaris antara bulan Februari dan Maret.

Bulan kabisat ini bisa berjumlah 27 atau 28 hari, sehingga tahun kabisat bisa memiliki 377 atau 378 hari. Sistem ini menimbulkan kekacauan dan penyalahgunaan kekuasaan oleh para politisi yang menentukan kapan bulan kabisat dimasukkan.

Julius Caesar, yang pernah mengunjungi Mesir dan mendapatkan saran dari seorang astronom, memutuskan untuk merombak sistem kalender Romawi dengan mengadopsi kalender matahari yang digunakan oleh bangsa Mesir.

Kalender baru ini menetapkan bahwa setiap tahun memiliki 365 hari, yang dibagi menjadi 12 bulan dengan jumlah hari yang tetap, kecuali bulan Februari yang bisa berubah-ubah. Bulan Januari ditetapkan sebagai bulan pertama, dan bulan Desember sebagai bulan terakhir.

Untuk mengatasi perbedaan antara tahun matahari yang sebenarnya (365,2422 hari) dengan tahun kalender (365 hari), maka setiap empat tahun sekali ditambahkan satu hari pada bulan Februari, sehingga menjadi 29 hari.

Tahun yang memiliki 366 hari ini disebut tahun kabisat. Kalender Julian mulai berlaku pada tahun 45 SM, dan menjadi kalender resmi Kekaisaran Romawi dan Eropa selama berabad-abad. Kalender ini juga menginspirasi kalender Rumi yang digunakan oleh Kekaisaran Ottoman.

Kalender Gregorian: Reformasi Paus Gregorius XIII

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article