jfid – Terence MacSwiney, seorang tokoh multitalenta yang meliputi penyair, dramawan, musisi, dan revolusioner yang penuh komitmen, menduduki posisi sebagai Walikota Cork kedua dari Sinn Féin pada saat sejarah Irlandia sedang dilanda gejolak hebat.
Tanggung jawabnya sebagai pengganti pendahulunya, Tomás Mac Curtain, yang tewas terbunuh di rumahnya di Blackpool, Cork pada 20 Maret 1920, membawa risiko besar.
Terence MacSwiney memahami bahwa sebagai walikota baru dan juga komandan IRA di Cork, ia berada di garis depan perjuangan kemerdekaan, dan risiko itu tidak dapat dihindari.
Tanggal 12 Agustus 1920, Terence MacSwiney ditangkap di Cork karena ditemukan memiliki dokumen terkait Dáil Éireann serta memiliki kunci cipher RIC.
Setelah menjalani persidangan, dia dijatuhi hukuman dua tahun penjara di Penjara Brixton, Inggris. Di sana, ia memulai mogok makan, yang berlangsung selama 74 hari tanpa makan, mengakhiri hidupnya pada 25 Oktober 1920.
Meskipun mogok makan tersebut tidak berhasil mencapai tujuan awalnya, yaitu pembebasan MacSwiney, kematian tragisnya membawa dampak besar terhadap pemerintah Inggris. Peristiwa ini menjadi titik balik penting dalam Perang Kemerdekaan Irlandia.
Kematian MacSwiney bukan hanya sekadar kehilangan bagi Irlandia, tetapi juga menjadi simbol perjuangan tanah airnya untuk mencapai kemerdekaan.
Keberanian dan keteguhannya memberi inspirasi kepada generasi-generasi berikutnya dalam gerakan kemerdekaan Irlandia.
Semangatnya yang tak tergoyahkan melahirkan semangat patriotisme dan memotivasi kaum revolusioner Irlandia untuk terus berjuang.
Dengan keberanian dan pengorbanannya, Terence MacSwiney tetap hidup dalam ingatan sebagai pahlawan yang memperjuangkan hak kemerdekaan bagi bangsanya.