jfid – Kalender adalah alat yang digunakan manusia untuk mengukur waktu berdasarkan pergerakan benda-benda langit, seperti matahari, bulan, dan bumi.
Ada berbagai macam sistem kalender yang digunakan di dunia, seperti kalender Syamsiyah, Qomariah, atau Syamsiyah-Qomariyah.
Namun, sistem kalender yang paling umum dan universal adalah kalender Masehi atau Gregorian, yang berdasarkan pergerakan bumi mengelilingi matahari.
Kalender Masehi dimulai sejak tahun kelahiran Isa Al-Masih, atau 400 tahun sebelum sistem ini dibentuk.
Dalam sistem Gregorian, setiap angka tahun yang tidak habis dibagi 4 atau 400 disebut dengan tahun Basithah dengan total 365 hari dalam setahun.
Adapun tahun yang habis dibagi 4 disebut tahun Kabisat (366 hari).
Dalam kalender Masehi, satu tahun dibagi menjadi 12 bulan, dengan jumlah hari untuk setiap bulannya bisa berjumlah 28, 29, 30 atau 31 hari.
Karena ada selisih antara jumlah hari dalam setahun dengan jumlah hari dalam kalender, maka setiap empat tahun sekali, bulan Februari akan ditambah satu hari menjadi 29 hari. Ini disebut sebagai tahun kabisat.
Tahun kabisat ini bertujuan untuk menyelaraskan kalender dengan siklus musim yang juga dipengaruhi oleh revolusi bumi.
Jika tidak ada tahun kabisat, maka setiap tahun kalender akan mundur sekitar 6 jam dari siklus musim. Dalam jangka panjang, ini akan menyebabkan pergeseran musim yang signifikan.
Namun, ternyata tahun kabisat juga tidak cukup untuk membuat kalender Masehi selaras dengan siklus musim.
Ada sedikit perbedaan antara tahun tropis (waktu yang dibutuhkan bumi untuk mengelilingi matahari dari titik balik musim semi ke titik balik musim semi berikutnya) dengan tahun kabisat.
Tahun tropis rata-rata adalah 365,2422 hari, sedangkan tahun kabisat rata-rata adalah 365,25 hari. Ini berarti ada selisih sekitar 11 menit setiap tahunnya.
Untuk mengatasi hal ini, Paus Gregorius XIII membuat aturan tambahan, yaitu tahun yang habis dibagi 100 tetapi tidak habis dibagi 400 bukanlah tahun kabisat.
Lalu, apa hubungannya kalender Masehi dengan kalender 2024 dan 1996 yang sama persis?
Contohnya, tahun 2024 akan memiliki kalender yang sama dengan tahun 1996, 1968, 1940, dan seterusnya. Ini berarti, tanggal 1 Januari 2024 jatuh pada hari Senin, sama dengan tanggal 1 Januari 1996.
Hal ini juga berlaku untuk tahun Basithah, yang akan memiliki kalender yang sama dengan tahun Basithah lainnya yang terjadi setiap 6 atau 11 tahun.
Contohnya, tahun 2023 akan memiliki kalender yang sama dengan tahun 2017, 2006, 1995, dan seterusnya. Ini berarti, tanggal 1 Januari 2023 jatuh pada hari Sabtu, sama dengan tanggal 1 Januari 2017.
Namun, pola ini tidak selalu berlaku karena adanya aturan tambahan yang disebutkan sebelumnya.
Tahun yang habis dibagi 100 tetapi tidak habis dibagi 400 bukanlah tahun kabisat, sehingga akan memutus pola berulang.
Contohnya, tahun 1900 bukanlah tahun kabisat, sehingga kalendernya tidak sama dengan tahun 1864 atau 1936 yang merupakan tahun kabisat.
Ini berarti, tanggal 1 Januari 1900 jatuh pada hari Senin, berbeda dengan tanggal 1 Januari 1864 atau 1936 yang jatuh pada hari Minggu.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kalender 2024 dan 1996 sama persis karena keduanya adalah tahun kabisat yang terjadi setiap 28 tahun.
Hal ini tidak ada hubungannya dengan putaran bumi yang sama persis dengan 1996, karena putaran bumi tidak berubah secara signifikan dalam kurun waktu tersebut.
Putaran bumi hanya mempengaruhi rotasi bumi, yaitu pergerakan bumi pada porosnya yang menyebabkan terjadinya siang dan malam.
Rotasi bumi berlangsung selama 23 jam 56 menit atau 24 jam kurang 4 menit untuk sekali putaran.