Dari Kamp Liburan ke Kamp Konsentrasi, Kisah Tragis di Balik Tempat Rekreasi Hitler

Rasyiqi
By Rasyiqi
8 Min Read

jfid – Tempat liburan yang seharusnya menjadi tempat bersantai dan menikmati keindahan alam, ternyata menyimpan kisah kelam yang tak terlupakan. Itulah yang terjadi di Obersalzberg, sebuah kawasan pegunungan di Bavaria, Jerman, yang pernah menjadi tempat favorit Adolf Hitler untuk berlibur.

Obersalzberg, yang berarti “pegunungan garam atas”, adalah sebuah desa kecil yang terletak di ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut.

Desa ini memiliki pemandangan yang menakjubkan, dengan hamparan padang rumput, hutan pinus, dan gunung-gunung bersalju. Desa ini juga memiliki udara yang segar dan sejuk, yang dipercaya baik untuk kesehatan.

Desa ini pertama kali dikenal oleh Hitler pada tahun 1923, ketika ia mengunjungi temannya, Dietrich Eckart, seorang penulis dan aktivis Nazi, yang tinggal di sebuah hotel bernama Pension Moritz.

Hitler terpesona oleh keindahan alam Obersalzberg dan merasa tenang di sana. Ia kemudian sering kembali ke desa ini untuk beristirahat dari kesibukan politiknya.

Pada tahun 1928, Hitler membeli sebuah rumah di Obersalzberg yang bernama Haus Wachenfeld. Rumah ini adalah rumah sederhana yang terdiri dari lima kamar tidur, dua kamar mandi, dan sebuah ruang tamu.

Hitler menghabiskan banyak waktu di rumah ini, menulis buku keduanya, Zweites Buch, yang merupakan lanjutan dari Mein Kampf, dan merencanakan ambisinya untuk menguasai Eropa.

Hitler juga mengundang para pengikutnya, seperti Hermann Göring, Joseph Goebbels, Martin Bormann, dan Heinrich Himmler, untuk berkunjung ke rumahnya.

Mereka sering mengadakan rapat-rapat rahasia, berburu, bermain ski, dan berfoto-foto di depan pemandangan alam. Hitler juga menyukai anak-anak dan binatang peliharaan, dan sering bermain dengan mereka di halaman rumahnya.

Namun, di balik kehidupan yang tampak damai dan bahagia itu, ada sebuah rencana jahat yang sedang disusun oleh Hitler dan para pengikutnya.

Mereka memanfaatkan Obersalzberg sebagai basis operasi mereka untuk melancarkan serangan-serangan terhadap negara-negara tetangga, seperti Austria, Cekoslowakia, dan Polandia. Mereka juga membangun fasilitas-fasilitas militer, seperti bunker, barak, dan lapangan terbang, di sekitar desa ini.

Pada tahun 1933, setelah Hitler menjadi Kanselir Jerman, ia memperluas dan memperindah rumahnya, dan mengganti namanya menjadi Berghof, yang berarti “rumah gunung”.

Rumah ini menjadi tempat tinggal resmi Hitler, dan ia menghabiskan lebih dari sepertiga masa jabatannya di sini. Rumah ini juga menjadi tempat pertemuan dengan para pemimpin dunia, seperti Benito Mussolini, Neville Chamberlain, dan Édouard Daladier.

Hitler juga membangun sebuah rumah mewah lainnya di puncak gunung Kehlstein, yang berjarak sekitar 2 kilometer dari Berghof. Rumah ini disebut Kehlsteinhaus, atau Eagle’s Nest, dan dapat dicapai dengan menggunakan jalan raya yang dibangun khusus, atau dengan menggunakan lift yang tersembunyi di dalam terowongan.

Rumah ini memiliki pemandangan yang spektakuler, dan dilengkapi dengan perabotan mewah, seperti perapian marmer, sofa kulit, dan meja konferensi yang terbuat dari kayu mahoni.

Namun, rumah ini jarang digunakan oleh Hitler, karena ia mengalami vertigo dan takut akan ketinggian. Rumah ini lebih sering digunakan oleh para tamu dan pengawalnya, yang menikmati pemandangan dan minuman-minuman yang disediakan di sana. Rumah ini juga menjadi saksi bisu dari beberapa peristiwa penting, seperti pernikahan Hitler dengan Eva Braun, dan bunuh diri mereka berdua pada tahun 1945.

Sementara itu, di bawah tanah Obersalzberg, terdapat sebuah kompleks bawah tanah yang luas, yang terdiri dari lebih dari 100 ruangan, yang terhubung oleh terowongan-terowongan. Kompleks ini adalah tempat perlindungan bagi Hitler dan para pengikutnya, jika terjadi serangan udara atau invasi musuh. Kompleks ini juga memiliki fasilitas-fasilitas seperti kantor, telepon, radio, generator, dapur, kamar tidur, kamar mandi, dan ruang operasi.

Namun, yang paling mengejutkan dan mengejutkan adalah adanya sebuah kamp konsentrasi yang terletak di dekat Obersalzberg, yang bernama KZ-Aussenlager Obersalzberg. Kamp ini adalah salah satu dari subkamp dari kamp konsentrasi Dachau, yang terletak di sebelah utara Munich.

Kamp ini didirikan pada tahun 1944, dan digunakan untuk memenjarakan sekitar 4.000 tahanan, yang kebanyakan adalah orang Yahudi, Polandia, Rusia, dan Yugoslavia.

Tahanan-tahanan ini dipaksa untuk bekerja sebagai buruh paksa, untuk membangun dan memperbaiki fasilitas-fasilitas di Obersalzberg, seperti jalan raya, terowongan, dan bunker. Mereka juga dipaksa untuk mengangkut barang-barang berat, seperti batu, kayu, dan semen, dengan menggunakan gerobak atau tangan mereka sendiri.

Mereka hidup dalam kondisi yang sangat buruk, tanpa makanan, air, pakaian, atau perawatan medis yang cukup. Mereka juga sering disiksa, dipukuli, dan dibunuh oleh para penjaga SS.

Kamp ini beroperasi hingga bulan April 1945, ketika pasukan Amerika mendekati Obersalzberg. Para penjaga SS kemudian memerintahkan para tahanan untuk berjalan kaki menuju kamp konsentrasi lainnya, seperti Dachau atau Mauthausen.

Ini disebut sebagai “marches of death”, karena banyak tahanan yang mati karena kelelahan, kelaparan, dehidrasi, atau ditembak oleh para penjaga. Hanya sekitar 1.000 tahanan yang berhasil selamat dari kamp ini.

Setelah perang berakhir, Obersalzberg menjadi sasaran pembalasan dari para penduduk setempat dan tentara sekutu, yang membakar dan merusak rumah-rumah dan fasilitas-fasilitas yang pernah digunakan oleh Nazi.

Pada tahun 1952, pemerintah Jerman mengambil alih Obersalzberg, dan mengubahnya menjadi sebuah kawasan wisata, dengan membangun hotel-hotel, restoran, dan lapangan golf. Beberapa bangunan yang masih tersisa, seperti Kehlsteinhaus dan beberapa bunker, juga dibuka untuk umum.

Namun, tidak semua orang senang dengan transformasi Obersalzberg menjadi tempat wisata. Beberapa orang menganggap bahwa tempat ini adalah tempat yang harus dihormati dan diingat sebagai saksi sejarah yang kelam, dan bukan sebagai tempat yang harus dinikmati dan dijadikan sumber pendapatan. Beberapa orang juga khawatir bahwa tempat ini akan menarik para pengagum atau pemuja Nazi, yang ingin mengikuti jejak Hitler dan para pengikutnya.

Untuk mengatasi masalah ini, pada tahun 1999, dibangun sebuah museum yang bernama Dokumentation Obersalzberg, yang terletak di bekas gedung SS. Museum ini menampilkan sejarah Obersalzberg dari masa ke masa, dengan fokus pada periode Nazi.

Museum ini juga memiliki sebuah terowongan yang menghubungkan dengan beberapa bunker yang masih ada, yang dapat dikunjungi oleh pengunjung. Museum ini bertujuan untuk memberikan informasi yang objektif dan kritis tentang Nazi, dan untuk mengingatkan orang-orang tentang bahaya dari ideologi dan praktik.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article